Connect with us
Photo: C. Minnick/B Plus Productions/IFC Films

Books

Kurt Vonnegut: Perjalanan Nun Jauh Ke Atas Sana

Cerita yang mengajak kita menertawakan sekaligus mengutuk kebiadaban dan kedangkalan hidup manusia pada abad ke-20.

Kurt Vonnegut merupakan seorang penulis kenamaan dunia yang lahir dan dibesarkan di Indianapolis, Amerika Serikat, penulis kelahiran tahun 1922 tersebut sudah mengeluarkan banyak buku yang berhasil memadukan realitas dan konsep-konsep fantastis khas cerita fiksi llmiah, seperti “Slaughterhouse-Five (1969)” yang merupakan karya terbaiknya. Lewat karya tersebut Kurt Vonnegut bisa menertawakan sekaligus mengutuk kebiadaban dan kedangkalan hidup manusia pada abad ke-20.

Buku “Perjalanan Nun Jauh di Atas Sana” ini merupakan karya terjemahan dari dua cerita pendek Kurt Vonnegut yang berhasil dialih bahasakan dengan sangat baik oleh Widya Mahardika Putra melalui penerbit “OAK” pada tahun 2017, karya ini bisa dibaca dalam bahasa Indonesia dengan sekali duduk karena merupakan bacaan tipis dengan panjang 46 halaman saja.

Kakek Ford dan Keluarga Besarnya

Sebagian besar cerita “Perjalanan Nun Jauh di Atas Sana” adalah menyoroti kehidupan Harold D. Ford atau yang biasa dipanggil Kakek Ford, seseorang yang tinggal di Bangunan nomor 257 di Aiden Village, New York City. Kakek Ford tinggal bersama anak dan menantu, cucu, keponakan cucunya, sepupu anaknya, cicitnya, bahkan cucu dari cucunya.

Diceritakan bahwa Kakek Ford ini merupakan generasi paling tua di keluarganya yang memiliki kekuatan akan hak kepemilikan rumah yang mereka huni. Kakek Ford seperti tipikal orang tua pada umumnya yaitu ingin menang sendiri, berkuasa, mudah terbawa perasaan, dan selalu merevisi surat warisan setiap kali anak, cucu, atau cicitnya berbuat sesuatu yang tidak ia sukai, dan ia sangat menyukai serial televisi Mc Garvey Family yang sudah ia ikuti selama 112 sejak ia berumur 60 tahun.

Photo via Twitter @knsprts

Menjadi Awet Muda dengan Anti-Gerasonin

Pada cerita “Perjalanan Nun Jauh di Atas Sana” yang bersetting pada tahun 2185 umur Kakek Ford sudah 172 tahun, ia tampak seperti kakek tua berumur 70 tahun karena selama 102 tahun Kakek Ford sudah rutin memakai ”Anti-Gerasonin” yaitu obat anti aging yang berhasil ditemukan ketika ia berumur 70 tahun. Semua anak, cucu, bahkan cicit Kakek Ford memiliki penampilan yang tampak sama dan sebaya seperti manusia berusia sekitar akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan, begitulah efek Anti-Gerasonin bahkan standar penampilan manusia normal seperti sekarang sudah tidak berlaku.

Kemudian Anti-Gerasonin ini akan menjadi penghantar panas keseluruhan cerita, dari mulai niat jahat, ketidak sengajaan, sampai modus tersembunyi dibalik segala kekacauan bermula dari obat anti aging yang tumpah di kamar mandi Kakek Ford.

Menyoroti “Privasi” Sesuatu yang Langka pada Tahun 2185 dan Problema Populasi

Padatnya jumlah penghuni rumah Kakek Ford sebenarnya bisa mewakili kepadatan jumlah penduduk pada tahun 2185, Kakek Ford yang tinggal dengan anak dan menantu, cucu, keponakan cucunya, sepupu anaknya, cicitnya, bahkan cucu dari cucunya harus berbagi dalam satu rumah.

Lou dan Emerald (cucu dan cucu menantu Kakek Ford) dalam satu waktu menampilkan bawa mereka harus bedesakan untuk duduk di kursi paling belakang diantara semua penghuni rumah dan merasakan bahwa hal yang langka pada masa itu adalah sebuah privasi.

Secara berulang privasi juga selalu disorot dalam seluruh tubuh cerita “Perjalanan Nun Jauh di Atas Sana”, pada kesempatan berikutnya Morty (salah satu anggota keluarga Kakek Ford) melontarkan sebuah dialog ketika mereka berebut untuk kamar peninggalan Kakek Ford “Aku percaya kalian menderita, dan jujur aku bersimpati pada kalian. Tapi apakah kalian sudah pernah berbulan madu di lorong?”. Percakapan itu dibuat sangat miris karena bahkan untuk bercinta saja mereka tidak memiliki tempat yang layak dan privasi.

Pada satu waktu permasalahan privasi juga kembali diangkat ketika seluruh anggota keluarga (kecuali Kakek Ford) harus mendekam di penjara. Pada saat itu, mereka malah kagum dengan apa yang ada di penjara karena menyediakan ranjang dan ruang pribadi, lalu secara ajaib mereka malah ingin tinggal di penjara alih-alih kembali ke rumah.

Perjalanan Nun Jauh Ke Atas Sana

Rangkuman kisah Kakek Ford dan keluarga besarnya di ”Perjalanan Nun Jauh Ke Atas Sana” akan sangat relevan jika dilanjutkan dengan satu cerita setelahnya yang berjudul “2Bro2B” yang menceritakan mengenai bagaimana menangani permasalahan populasi yang sudah ada yaitu dengan control populasi, “2Bro2B” juga akan mengantarkan kita pada dilemma kebijakan control populasi terutama di wilayah-wilayah yang masih memiliki banyak manusia yang selalu melibatkan perasaan dalam setiap langkah di kehidupanya.

”Perjalanan Nun Jauh Ke Atas Sana” pada dasarnya adalah sebuah istilah pada zaman tersebut untuk memilih menyerahkan dirinya pada kematian setelah menjalani masa hidupnya yang lama dan menganggap kepergiannya sebagai perjalanan nun jauh ke atas sana, perjalanan yang menuju kepada keabadian.

Membaca ”Perjalanan Nun Jauh Ke Atas Sana” bisa menjadi keajaiban karena mengangkat cerita yang sepertinya dekat dan relevan dengan kehidupan kita saat ini, tetapi tanpa disadari cerita ini telah dibuat oleh Kurt Vonnegut jauh pada awal tahun 60an.

Cara bercerita dan kisah Kakek Ford terasa begitu dekat dan penglihatan Vonnegut atas apa yang akan terjadi di tahun 2185 sepertinya jauh melampaui masa kini. Ketakutan-ketakutan yang berhasil diciptakan, jelas menerangkan bahwa cerita ini layak untuk dibaca oleh siapapun.

Ernest Hemingway Ernest Hemingway

Ernest Hemingway: The Old Man and the Sea Review

Books

Buku Memperingati Hari Kartini Buku Memperingati Hari Kartini

Mengenal Sosok Kartini dari Sederet Bacaan yang Mengisahkan Pejuangan Hidupnya

Books

Han Kang: Human Acts Han Kang: Human Acts

Han Kang: Human Acts Review

Books

24 Jam Bersama Gaspar, Sabda Armandio 24 Jam Bersama Gaspar, Sabda Armandio

Sabda Armandio: 24 Jam Bersama Gaspar

Books

Connect