Connect with us
Kurma, Buah Manis Simbol Beragam Budaya
Photo by rawpixel from Pexels

Culture

Kurma, Buah Manis Simbol Beragam Budaya

Kita mengenal kurma sebagai salah satu panganan wajib selama Ramadhan. Ternyata kurma adalah bagian dari beragam budaya di dunia.

Sebentar lagi umat Islam akan segera menyambut bulan suci Ramadhan. Ada salah satu jenis buah yang menjadi favorit umat Islam tak hanya di Indonesia tapi juga di beragam belahan dunia. Buah itu adalah kurma. Kita juga mengenalnya sebagai salah satu oleh-oleh wajib bagi yang pulang dari ibadah haji atau umrah. Di supermarket pun kita dapat menjumpai buah kurma meski bukan di bulan puasa. Sebenarnya, bagaimana sejarah kurma? Dari mana asalnya?

Sejarah Kurma

Ada beragam versi mengenal asal dari buah kurma. Beberapa menyebutkan dari Irak. Lainnya menyebutkan kurma berasal dari Suriah dan Mesir. Berdasarkan sejarah, manusia telah memakan kurma 7.000 hingga 8.000 tahun lampau. Umat Islam sendiri memiliki sejarah mengenai kurma yang pertama kali tumbuh di Madinah. Namun kurma tak hanya dikenal di negara-negara Islam saja.

Di Yunani, pohon kurma dianggap sebagai pohon yang suci. Kurma banyak disebut dalam mitologi Yunani karena kaitannya dengan Burung Phoenix. Digambarkan bahwa Burung Phoenix suka membuat sarang di atas pohon kurma. Legenda bahkan menyebutkan pohon kurma ikut terbakar dan hidup kembali, seperti siklus hidup Burung Phoenix.

Masjid Nabawi dibangun hampir seluruhnya dari pohon kurma. Tiang dan balok-baloknya terbuat dari batang kurma sementara tikar jerami dan sajadahnya dari daun kurma. Dalam sejarah Islam dikemukakan bahwa pohon kurma ditanam di Madinah oleh keturunan Nabi Nuh setelah banjir bandang surut. Sejak itu pohon kurma menyebar ke seluruh dunia termasuk Afrika, Spanyol, dan India.

Kurma sendiri dalam budaya Arab dinikmati sebagai pemanis kopi, bahan baku kue dan sirup, serta pakan ternak selain tentunya menjadi buah yang dimakan karena nilai gizinya. Selain sebagai makanan, bentuk pohon kurma yang indah juga menginspirasi dinasti Roma untuk menjadikannya sebagai desain dekoratif.

Kurma memiliki kandungan kalori hingga 70% karena rasanya yang sangat manis, terdiri dari glukosa dan fruktosa. Kurma juga mengandung serat, protein, vitamin B kompleks, kalsium, besi, magnesium, dan potasium. Buah ini juga disebut dapat menurunkan risiko diabetes, kanker, dan berbagai penyakit kardiovaskular.

Di Indonesia sendiri dikenal berbagai jenis makanan olahan kurma di antaranya kurma coklat, madu kurma, dan jus kurma. Beberapa tahun terakhir pun bertambah tren baru yaitu susu kurma yang dianggap mampu meningkatkan produksi ASI.

Kurma memiliki beberapa tahap kematangan. Pada tahap awal yaitu khalal, kurma memiliki tekstur keras dan renyah. Airnya sedikit dan rasanya tidak terlalu manis. Ketika sudah matang atau tahap tamar, kurma menjadi lebih manis. Orang-orang biasanya menyukai kurma di tahap rutab yaitu sangat lembut dan manis.

Medjool adalah varietas yang paling terkenal karena rasanya yang seperti karamel. Kurma Medjool juga sangat cocok diolah menjadi berbagai makanan. Ketika dimasak di atas api dan menjadi larut, rasanya mirip dengan coklat. Beda varietas akan memberikan rasa yang juga berbeda pada makanan yag dibuat. Karena teksturnya yang kering dan kandungan gula tinggi, Kurma Medjool dapat disimpan hingga 6 bulan di kulkas dan 1 tahun di freezer.

Kurma tidak hanya dikenal sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Islam. Kurma juga menjadi makanan bagi pemeluk agama Yahudi dan Kristiani. Salah satu buktinya adalah kurma disebut dalam Kitab Taurat. Pada perayaan tahun baru umat Yahudi, Rosh Hashanah, kurma juga menjadi salah satu makanan simbolik. Umat Kristiani mengonsumsi kurma terutama di masa Paskah dan Natal.

Di Indonesia, angka impor meningkat pesat ketika ramadhan datang. Namun Indonesia juga memiliki perkebunan kurmanya sendiri. Salah satu daerah penghasil kurma di Indonesia adalah Riau. Para petaninya tergabung dalam Perkumpulan Penggiat Kurma Indonesia atau IDPA. Ada perbedaan waktu panen di Indonesia dengan timur tengah. Kurma di Indonesia harus dipanen ketika berusia 150 hari karena jika lebih dari itu buah dapat membusuk. Sementara di timur tengah yang kelembabannya lebih rendah, kurma dipanen di usia 200 hari.

Kurma di Negara Non-Muslim

Pada 1898, sebuah departemen bernama Agricultures Explorers dibentuk oleh Kementrian Pertanian Amerika. Tujuannya adalah mencari varietas tanaman baru untuk ditanam di Amerika. Salah satunya adalah kurma. Ada beberapa tanaman lain pula yang mereka temukan seperti pisang, alpukat, dan jeruk. Dilanjutkan pada penelitian yang dilakukan tahun 1900 untuk menentukan lokasi tanam kurma yang tepat.

Akhirnya California dipilih. Tepatnya di lembah Coachella. Tak hanya kurma saja yang menjadi komoditi di sana. Tema Arabian digunakan untuk mengundang publik berwisata. Lembah Coachella dibuat seakan-akan replika Arab. Pengunjung yang datang akan disapa oleh guide dengan kostum Arabian.

Pada 1921, diadakan Festival Kurma Internasional. Ada pawai yang terdiri dari jin, gajah, dan unta. Panggung di bagian luar didesain menyerupai Baghdad. Ini adalah teknik marketing demi mendongkrak penjualan kurma. Saat itu masyarakat Amerika menyukai hal-hal yang eksotis. Rasa jatuh cinta Amerika terhadap kultur timur tengah sama dengan ketertarikan mereka terhadap kultur oriental.

Saat itu mungkin istilah cultural appropriation belum banyak dikenal. Tentu saja yang dilakukan Amerika saat itu tidak dibenarkan, menggunakan suatu budaya hanya untuk meningkatkan pundi-pundi uang mereka. Apalagi pelayan-pelayan yang berkostum Arabian bukanlah orang timur tengah tetapi orang kaukasia. Namun kondisi tersebut berubah di tahun 1970-an, mengikuti iklim politik antara barat dengan timur tengah.

Kini setiap menjelang ramadhan, sekitar 500.000 pound kurma didistribusikan ke berbagai daerah di Amerika yang memiliki populasi muslim tinggi. Per tahun, Amerika mampu memproduksi 33.000 ton kurma. Bisa dibilang seluruh kurma yang ada di Amerika berasal dari Maroko.

Dua varietas yang umumnya dijual adalah Deglet Noor dan Medjool. Deglet Noor memiliki bentuk yang kecil sementara Medjool berukuran besar. Kurma Medjool sendiri diimpor hingga ke Indonesia dan memiliki harga yang tinggi, rasa yang manis, serta buah yang empuk.

Di Eropa sendiri umumnya dapat ditemukan 4 varietas kurma yaitu Medjool, Hayani, Deglet Noor, dan Bahri. Dalam satu tahun, jumlah konsumsi kurma di Eropa mencapai 50.000 ton. Ada tiga negara di mana penjualan kurma meningkat secara signifikan yaitu Spanyol, Jerman, dan Prancis.

Umumnya negara-negara Eropa mengimpor kurma dari Algeria dan Tunisia. Beberapa negara lain yang menjadi sumber impor kurma di Eropa adalah Israel, Irak, dan Amerika. Uniknya konsumsi kurma di Eropa tidak hanya berupa buah saja. Setengah dari jumlah impor kurma adalah kurma dalam bentuk yang sudah diproses.

Penyambutan Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah di Pelabuhan Benteng Selayar-1 Penyambutan Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah di Pelabuhan Benteng Selayar-1

Selayar dan Kejayaan Maritim Nusantara

Culture

Eksplorasi Pesona Kebudayaan Jepang Melalui Anime

Culture

Steven Spielberg Steven Spielberg

Mengenal Steven Spielberg dari Filmografinya

Culture

Virgin The Series Virgin The Series

Virgin The Series vs Euphoria: Menilik Lika-liku Kehidupan Generasi Muda di Era Modernisasi

Current Issue

Connect