Connect with us
Kukira Kau Rumah
MD Pictures

Film

Kukira Kau Rumah Review: Drama Pilu Berbalut Kesehatan Mental

Tidak hanya sekadar drama romansa penuh pilu yang terasa dekat, namun juga sebagai pengingat pentingnya kesehatan mental.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Kesehatan mental merupakan salah satu isu yang kerap ditemui saat ini. Banyak hal yang dapat mempengaruhi sehatnya mental seseorang, utamanya dari lingkungan keluarga, kerja, hingga pertemanan sekali pun. Banyak cara untuk menyemarakkan pentingnya kesehatan mental saat ini, salah satunya pada film ‘Kukira Kau Rumah’ yang dirilis di bioskop mulai 3 Februari.

‘Kukira Kau Rumah’ merupakan film drama romansa dari Sinemaku Pictures sekaligus menjadi debut penyutradaraan Umay Shahab. Menempatkan Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata sebagai sepasang pemeran utamanya, film ini berkisah tentang dua insan bernama Pram dan Niskala yang dipersatukan dengan cara yang unik. Akan tetapi, bahagia yang mereka rasakan bersama harus terusik ketika Pram mengetahui bahwa Niskala adalah perempuan ‘spesial’ dan diminta oleh orang-orang terdekat Niskala untuk menjauhinya.

Kukira Kau Rumah

Secara kasat mata, mungkin penonton akan mengira bahwa ‘Kukira Kau Rumah’ memiliki premis umum dengan kisah romansa antara dua insan. Akan tetapi, cerita cinta antara Pram dan Niskala di sini dibangun layaknya puisi yang sarat akan makna dan tetap alami. Didukung dengan representasi yang tampak dekat dengan penonton, membuat film panjang perdana Sinemaku Pictures ini terasa sangat relatable.

Hal menarik yang menjadi bumbu penceritaan dalam ‘Kukira Kau Rumah’ adalah isu kesehatan mental yang diangkatnya. Meski penonton tentunya sudah mengerti bahwa isu tersebut adalah central point dalam film ini, isu tersebut ditampilkan dengan sangat subtle dan terasa pas tanpa dramatisasi berlebihan. Tak heran jika konflik terkait kesehatan mental di dalamnya mampu meningkatkan aspek dramatiknya tanpa dipaksakan.

Pusat penceritaan dalam ‘Kukira Kau Rumah’ adalah Pram dan Niskala, yang tampil bak remaja kesepian dan ingin selalu mendobrak ekspektasi orang-orang terdekatnya. Dua insan inilah yang menjadi kunci dari menariknya plot dalam film drama ini. Tidak hanya itu, berbagai karakter pendukung seperti Dinda, Oktavianus, hingga ayah Niskala memiliki andil penting dalam plot dan membuat semuanya terasa unik dan memorable di saat yang sama.

Karakterisasi yang menarik tersebut tentunya didukung dengan performa ciamik dari para pemerannya. Prilly Latuconsina mampu tampil apik dan Jourdy Pranata juga memberikan performa yang sama, walau ini kali pertama sang aktor tersebut menjadi pemeran utama dalam film panjang. Para pemeran pendukung juga mendapatkan porsi berimbang, akan tetapi akting singkat namun menawan dari Unique Priscilla dan Kiki Narendra-lah yang membuat konflik di dalamnya terasa deep.

Selain berbagai hal tersebut, aspek teknis tentu tak diabaikan begitu saja oleh Umay Shahab dan segenap kru dalam ‘Kukira Kau Rumah’. Aspek paling menonjol adalah penggunaan tata suaranya yang terlihat berkelas dan berhasil membangun nuansa sesuai dengan adegan-adegannya. Tidak hanya itu, sinematografi dan permainan visualnya juga tampak halus dan memanjakan mata serta didukung dengan set design yang terasa sangat membumi tanpa dilebih-lebihkan.

Pada akhirnya, ‘Kukira Kau Rumah’ bukan sekadar film drama romansa yang mengangkat isu kesehatan mental. Namun, film panjang perdana Umay Shahab ini bisa jadi salah satu pesan bagi penonton untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan mental dan mendorong untuk lebih aware akan isu tersebut sampai kapan pun.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect