Perilisan album gospel dari Kanye West, Jesus Is King diwarnai dengan berbagai drama berkepanjangan. Well, this is Kanye West we are talking about, so carry on! Setelah pembatalan perilisan berulang kali sejak tahun lalu, pergantian judul, sampai proses rekaman ulang karena West kembali “komitmen dengan kristenisasi”, album Jesus Is King pun meluncur akhir Oktober lalu. Bersamaan dengan perilisan album meluncur pula experimental concert short film dengan judul sama yang disutradarai oleh Nick Knight dan Sunday Service group.
Berbicara mengenai album gospel ini sepertinya tak akan lepas dari Sunday Service Group. Seri penampilan yang oleh West akhirnya digubah menjadi global church brand. Tema terbesar di album Jesus Is King ini sendiri mengenai keselamatan atau salvation yang merupakan salah satu konsep terbesar di agama Kristen. Seluruh lirik di album ini pun tak terdapat bahasa serta tema vulgar, bahkan juga dari para musisi yang digandeng untuk featuring.
Kentalnya tema Kristen di album gospel ini pun berkaitan dengan Adam Tyson, pastor pribadi Kanye West yang terlibat langsung dalam proses rekaman. Bukan hanya sekedar hadir di studio sepanjang proses rekaman saja. Tyson pun disebutkan mengganti atau menulis beberapa lirik sehingga semakin menekan konsep gospel di album ini.
Lalu, bagaimana Jesus Is King secara musikalitas?
Dibandingkan dengan album Kanye West sebelumnya, termasuk juga dengan ye yang dirilis pada 2018 lalu, Jesus Is King memang characteristically chaotic. Walau secara mengejutkan, album ini justru sangat jauh bisa dinikmati dari rilisan Kanye West lain. Terlepas dari tema mengenai Kristen dan juga keselamatan di lagu ini, perpaduan dari paduan suara, organ Hammond yang begitu berkarakter, denting piano bergelombang di beberapa track, sampai rap dan auto-tune dari West sendiri memberi kepuasan mendengarkan album ini.
Track “God Is” seakan memaksimalkan semua sisi musikalitas dari Kanye West. Membawa pendengar kembali ke masa saat West masih menjadi in-house producer di Roc-A-Fella. Bergeser ke track berikutnya ada “Use This Gospel,” yang menggandeng sesi sax solo dari Kenny G dan sumbangan verse dari Clipse. Perpaduan harmoni yang tanpa diduga sangat menyenangkan di telinga.
“Selah” dan “Water” menjadi track menarik berikutnya di album ini. Untuk “Selah”, gemuruh dari battle drum di track tersebut memberikan kesan kemewahan tersendiri. Musik gospel dengan lirik yang sangat apik menemani di track kali ini. “Water” yang sudah pernah dibawakan oleh Kanye West beberapa kali sepanjang Sunday Service menjadi favorite dari pendengar. “Water” menunjukan sebuah sisi lain dari track gospel yang mungkin sampai saat ini hanya bisa dilakukan oleh Kanye West.
Sebagai album gospel, lirik yang diangkat oleh Kanye West memang bisa diterima atau pun tidak. Di “On God” misalnya, verse rap dari sang Ye rapper berfokus pada bagaimana agama melayani dirinya, dan vice versa: “How you got so much favor on your side?/‘Accept him as your lord and savior,’ I replied.”
Ada banyak sekali sisi dari Jesus Is King yang seakan ingin dijejalkan oleh Kanye West. Tema Juru Selamat, sampai bagaimana ia memohon pada penganut agama Kristen lain untuk mendoakannya “agar dia dapat belajar dan tumbuh dalam pengudusan” di track “Hands On” Sampai bagaimana ia berharap untuk menyebarkan pesan Kristen dengan nyanyian “Everybody, I will tell ’til the whole world is healed” di “God Is.” Banyaknya pesan dan juga tema ini yang akhirnya membuat Jesus Is King justru berkurang makna sebagai album gospel. Terlalu sesak dan seakan tak ada ruang untuk mempertanyakan motif itu sendiri.
Walau pun tak bisa dipungkiri secara musikalitas, dan tanpa memandang tema atau pun lirik (bahkan latar belakang) dari album ini, Jesus Is King layak mendapatkan 4 dari 5 bintang.