Connect with us
Review JoJo's Bizarre Adventure Season 5

TV

JoJo’s Bizarre Adventure Season 5 Review: Penutup Timeline yang Manis

Hadir dengan premis layaknya musim kedua, season 5 sajikan penutup timeline yang manis walau tak sempurna.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dalam kehidupan manusia, selalu ada siklus yang acapkali hadir pada satu titik tertentu. Tak hanya itu, akan selalu ada rintangan yang harus dihadapi, di antaranya luka lama yang menuntut balas bahkan hingga masa kini. Namun, selalu ada cara untuk melalui semua itu apabila terdapat tekad kuat di dalamnya. Setidaknya, itulah yang ingin diangkat dalam ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ yang saat ini sudah bisa disaksikan secara penuh via Netflix.

‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ merupakan anime produksi David Productions yang diadaptasi dari manga karya Hirohiko Araki. Mengadaptasi part ‘Stone Ocean’ secara keseluruhan, seri anime ini berfokus pada Jolyne Cujoh, anak dari Jotaro Kujo yang dijebloskan ke penjara Green Dolphin. Di dalam penjara, Jolyne harus berhadapan dengan sisa-sisa pengikut Dio yang berambisi mencapai surga sembari menyelamatkan sang ayah yang sekarang.

Secara premis, adaptasi anime ‘Stone Ocean’ sendiri memiliki kemiripan dengan ‘Stardust Crusaders’. Tentang JoJo yang berusaha untuk menyelamatkan orang tuanya dari marabahaya, tentang keturunan yang harus mengatasi dosa lama dari para pendahulunya, semua itu disajikan dalam ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ ini.

Seperti dua musim sebelumnya, musim kelima ini hadir dengan tempo yang tidak terasa diburu-buru dalam 38 episodenya. Di samping itu, ‘Stone Ocean’ sekaligus dihadirkan sebagai closure dari linimasa utama dari kisah JoJo yang berhasil dieksekusi dengan baik melalui representasinya yang faithful dengan versi manga-nya, membuat berbagai hal yang dihadirkan sangatlah memanjakan para penonton, terutama yang telah mengikuti keberjalanan anime series-nya sejak 2012 lalu.

Sajian menarik dari ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ ini adalah bagaimana Jolyne berusaha menangani bermacam-macam rintangan yang ada di hadapannya. Hal ini yang membuatnya beda dengan Jotaro, dimana sang JoJo perempuan pertama ini berkembang dari sosok yang vulnerable menjadi lebih kuat baik dari resolve hingga physical-nya seiring penceritaan. Belum lagi dengan hadirnya Enrico Pucci sebagai main adversary di dalamnya, yang menjadi representasi besar dari batu sandungan dalam kisah Jolyne di sini.

Deretan JoBro yang turut mendampingi journey dari Jolyne juga memberikan warna lebih dalam cerita secara keseluruhan, dan semuanya terasa memiliki goal masing-masing yang membuat mereka semua terlihat memiliki personality.

‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ sendiri tetap menyuguhkan berbagai kejanggalan seiring plot utamanya. Salah satu yang paling kentara adalah hadirnya deretan Stand sebagai basis kekuatan sekaligus pendamping spiritual dari para karakternya. Tetap dengan ragam kemampuan di luar nalarnya, kemunculan Stand dalam ‘Stone Ocean’ membuat konflik yang disajikan terasa lebih seru dan memanjakan penonton.

Walau begitu, ragam hal baik yang disajikan pada ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ dalam narasinya terasa diusik oleh kekurangan dari sisi teknisnya. Salah satu aspek paling kentara adalah penggunaan CGI di dalamnya yang seringkali tidak membaur membuat pengalaman visualnya terasa janggal dan inferior dibandingkan dua musim sebelumnya.

Akhir kata, ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 5’ merupakan adaptasi yang manis bagi original timeline dari JoJo. Akan tetapi, CGI yang kurang membaur dengan scene serta batch release membuat pengalaman menonton dapat menjadi kurang bermakna.

The Siege of Jadotville The Siege of Jadotville

The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Arcane Season 2 Arcane Season 2

Arcane Season 2 Review: Animasi Menawan yang Terlalu Cepat Berakhir

TV

The Penguin The Penguin

The Penguin Review: Era Baru Supervillain di Media

TV

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect