“Nectar” merupakan album kedua dari Joji yang rilis pada September 2020 lalu. Album ini telah menciptakan antisipasi tinggi semenjak perilisan single pertamanya, ‘Run’ pada pertengahan tahun ini. Dalam single tersebut, Joji memperdengarkan kemampuan vokalnya yang semakin meningkat. Musisi besutan 88Rising ini juga akhirnya tampil debut di televisi berkat popularitas melalui single tersebut.
Materi patah hati yang galau dan depresif masih menjadi sumber inspirasi dalam album “Nectar”. Namun, sesuai dengan ekspektasi kita melalui single-single lain yang semakin variatif seperti ‘Gimme Love’ dan ‘Daylight’, Joji menyuguhkan berbagai materi baru pada album ini.
Memasuki semesta melankolis Joji, kita akan disambut dengan denting piano lembut pada pembuka track ‘Ew’. Lagu ini memiliki kisah tentang seseorang mengharapkan hubungan cinta yang abadi. Ia lelah harus mencintai hanya untuk patah hati ketika waktunya putus. Kemudian dilanjutkan dengan track ‘MODUS’ yang memiliki template komposisi musik serupa. Dalam lagu ini Joji bercerita tentang tekanan yang Ia rasakan dalam industri musik, bagaimana pihak-pihak tertentu berusaha membentuknya sebagai seorang pop star. Kedua track pembuka ini memiliki aransemen musik yang serupa, memadukan instrumen piano dan string sebagai pembuka dan penutup. Kemudian ditambahkan hip hop beat setiap memasuki verse. Sederhana, namun pola komposisi seperti ini ‘lah yang biasanya penggemar harapkan dari Joji.
Mood mulai ditingkatkan memasuki track ‘Tick Tock’ tentang pasangan yang sibuk dengan karir masing-masing. Hal tersebut pun menyebabkan masalah komunikasi dalam hubungan mereka. Track satu ini dieksekusi dengan aransemen slow hip hop dengan lirik yang berima dan terdengar playful pada bagian chorus. Mulai dari ‘Tick Tock’, dilanjutkan ‘Daylight’ dan ‘Upgrade’, tracklist mengalami transisi mood yang berkembang secara bertahap menuju track up beat ‘Gimme Love’.
Merupakan salah satu single untuk album “Nectar”, ‘Gimme Love’ memiliki aransemen musik indie pop dan chorus yang repetitif. Kemudian mengalami transisi menjadi musik ballad, kembali dengan instrumen piano dan vokal ala choir dari Joji. Kemudian dilanjutkan pada single ‘Run’ yang memiliki corak musik trip hop dan rock, serta single track ‘Sanctuary’.
Meski dirilis secara acak, ketiga single ini akhirnya dimasukan dalam tracklist Nectar sesuai dengan urutan cerita dalam masing-masing video klipnya. Mulai dari ‘Gimme Love’ dimana Joji membuat roket, kemudian mengalami mimpi buruk saat sedang tersesat di luar angkasa dalam ‘Run’, hingga akhirnya berteman dengan makhluk luar angkasa dalam video klip ‘Sanctuary’.
Kita akan memasuki fase “aman” dimulai dari track ‘High Hope’ yang berkolaborasi dengan penyanyi Omar Apollo. Track seperti ‘NITROUS’, ‘Normal People’, ‘Afterthought’, dan ‘Mr, Hollywood’, memiliki aransemen indie pop, dark lo-fi, dengan tempo berkesinambungan. Joji masih bersyair seputar kehidupannya sebagai penyanyi populer namun penuh memiliki banyak masalah percintaan selagi karirnya menanjak.
‘Pretty Boy’ menjadi track up beat meski masih memiliki nuansa dark hip hop, sebagai lagu yang paling menonjol pada bagian yang mungkin akan dilupakan oleh pendengarnya. ‘Pretty Boy’ memiliki beat yang catchy, bercerita tentang bagaimana Joji menampilkan sisi terbaiknya di publik, lepas dari semua masalah hidup yang masih menghantuinya.
‘Like You Do’ merupakan track ballad dengan aransemen piano dan sedikit bass sebagai aksen. Kali ini tanpa ada sentuhan hip hop beat, Joji menonjolkan kemampuan vokalnya yang lembut dan sendu, membawakan syair patah hati akan cinta yang sebetulnya tak ingin Ia relakan.
‘777’ menjadi track yang membawa kita masuk dalam bagian electro pop pada album “Nectar”. Dilanjutkan dengan track dengan musik bernuansa EDM, ‘Reanimator’ dan ‘Your Man’. ‘Reanimator’ memiliki aransemen yang lebih condong pada sub-genre house dengan layer bass yang dalam. Sementara ‘Your Man’ memiliki nuansa EDM dengan sentuhan pop yang lebih bright, menjadi track penutup yang manis untuk serangkaian track yang lebih dominan dengan kesedihan.
“Nectar” memenuhi ekspektasi kita akan eksplorasi vokal Joji dengan porsi yang lebih banyak pada tracklist. Sayangnya, banyak lagu yang tidak terlalu menonjol untuk menjadi track yang kita ingat secara tunggal. Kecuali track-track yang telah menjadi single promotional untuk album ini. Setengah bagian dari track list menghadirkan aransemen yang serupa dan melebur menjadi satu playlist. Variasi terasa lebih banyak pada setengah bagian pertama tracklist karena ada banyak track single utama. Penulisan lirik yang setema satu sama lain memberikan nilai plus pada album ini, yaitu tentang kisah cinta yang manis getir, berdampingan dengan karir bermusik Joji.
Beberapa dari kita mungkin sudah lelah dengan Joji yang tak berhenti patah hati dari EP pertamanya, “In Tongue” pada 2017. Kita juga ingin mendengar penyanyi favorit kita ini membawa materi musik yang lebih bright dan tak lagi depresif. Namun, sebagai album “Nectar”, Joji telah menunjukan potensi untuk berkembang dalam menciptakan musik. Joji selalu menulis lagu yang terinspirasi oleh pengalaman pribadinya, sesuai dengan apa yang sedang Ia rasakan, kita tak bisa memaksa seseorang untuk bahagia, bukan? Beberapa musisi mungkin butuh lebih dari dua album untuk move on.