His House merupakan Netflix Original Movie terbaru yang sudah rilis sejak 31 Oktober 2020. Film bergenre horor ini ditulis dan disutradarai oleh Remi Weekes, dibintangi oleh Wunmi Mosaku dan Sope Dirisu.
Bercerita tentang Bol dan Rial, pengungsi akibat perang yang pecah di Sudan Selatan. Keduanya mendapatkan kesempatan untuk memulai hidup baru di London, Inggris. Namun, mereka harus melewati prosedur dengan tinggal di sebuah rumah yang telah ditentukan dengan banyak peraturan yang tidak boleh dilanggar. Rumah dalam keadaan reyot dan pengap bukan masalah utama bagi Bol dan Rail; namun ada sesuatu yang “gelap” meringkuk di setiap sudut rumah barunya tersebut.
Semakin banyak film black horror yang kembali diproduksi oleh Hollywood. His House sendiri merupakan film debut dari Remi Weekes yang merupakan sutradara keturunan Afrika-Amerika. Film ini sudah tayang perdana pada 27 Januari 2020 lalu di Sundance Film Festival.
Jumpscare yang Memacu Adrenaline dan Memperkenalkan Sosok Gaib Baru
His House pada dasarnya merupakan film dengan tema rumah berhantu, dimana telah banyak diangkat dalam film-film horor sebelumnya. Namun ada beberapa penulisan cerita yang menyempurnakan konsep cerita generik tersebut dalam film ini. Pada film-film horor rumah berhantu lainnya, kita pasti selalu gemas dengan keputusan pemeran utama yang tidak segera pindah atau setidaknya mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Dimana memang dipaksakan oleh penulis naskah agar cerita terus berlanjut dengan gangguan supranatural yang makin menjadi-jadi.
Berbeda dengan korban dalam film horor serupa, Bol dan Rail memiliki alasan menyakinkan untuk tidak meninggalkan rumah tersebut; karena mereka pengungsi di bawah pengawasan dan sama sekali tidak punya kenalan untuk dimintai tolong di negara asing tersebut.
Film ini juga menggunakan teknik adegan jumpscare yang didukung dengan sound effect mengagetkan. Satu lagi teknik film horor generik yang sudah cukup lama tidak diaplikasikan pada film-film horor rating tinggi masa kini. Teknik tersebut dieksekusi dalam film His House dengan formula yang lebih sempurna dan tidak lagi murahan.
Makhluk supranatural yang menghantui rumah baru Bol dan Rail merupakan sosok yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Ada sentuhan horor tribal dan adaptasi dari mitos Afrika yang menjadi bekal penokohan sosok gaib yang dihadirkan. Beberapa sosok akan berhasil membuat kita bergidik, dengan sorotan mata yang kontras dengan kegelapan, hingga gerakan menyerang yang agresif ala suku barbar Afrika.
Sentuhan Horor Psikologi yang Kurang Menyakikan Penonton
His House merupakan tipikal film horor dengan kisah supranatural yang cukup sulit dinalar. Apalagi dengan pemilihan latar waktu pada era modern, di London, jauh dari tempat asal pasangan Bol dan Rial. Tak salah jika kita sebagai penonton ragu dengan kisah Bol dan Rial, sama seperti petugas yang memantau kedua pasangan malang ini. Kerenggangan yang terjadi antara mereka dengan petugas kota sama sekali bukan bentuk rasisme, isu tersebut sama sekali tidak akan diangkat dalam film ini, it’s a pure horror story.
Sepertinya penulis naskah hendak memasukan sentuhan psikologi yang mempengaruhi penokohan Bol dan Rial. Dimana keduanya mengalami trauma akan perang dan kehilangan sosok yang mereka cintai. Hal tersebut disampaikan dengan masing-masing dari mereka yang mengalami delusi, mimpi buruk, dan penglihatan. Ada beberapa adegan yang ditampilkan dengan gaya art house film, namun jatuhnya malah absurd. Dalam kasus ini, bukan definisi absurd yang artistik, namun absurd yang tidak masuk akal.
Membingungkan pada Pertengahan Film, Namun Semua akan Terjawab dengan Plot Twist Mengejutkan
Penonton mungkin akan semakin merasa bingung memasuki pertengahan film. Plot yang sedang berlanjut seakan mulai kehilangan objektif dan semakin tidak masuk akal. Semua pertanyaan kita akan terjawab dengan plot twist yang sama sekali tidak terduga. Akhirnya semua menjadi masuk akal dan mengembalikan kejelasan objektif pada kisah Bol dan Rail. Dihadirkan dengan konsep time looping dan adegan klimaks yang emosional berkat kualitas akting maksimal pada pasangan protagonis maupun karakter pendukung.
Secara keseluruhan, His House menambah judul film black horror berkualitas di industri film modern. Meski menggunakan beberapa unsur horor yang sudah generik, ada yang telah berhasil disempurnakan maupun masih bisa dikembangkan lebih lagi.
Salah satu kelemahan pada film ini adalah beberapa adegan dan alur cerita yang kurang relevan sebagai kisah supranatural di peradaban modern. Namun His House telah berhasil menghadirkan kembali film horor bertema rumah berhantu dengan penulisan naskah yang lebih berkualitas.