Tepat pada 20 September 2004, Green Day merilis salah satu album kontroversial dalam sejarah musik punk, “American Idiot”. Band yang beranggota Billie Joe Armstrong, Tre Cool, dan Mike Dirnt, merupakan salah satu band rock punk ikonik dari tahun 90-an yang masih bertahan hingga sekarang. Tak berusaha mengikuti jaman, Green Day secara natural memang selalu berhasil merepresentasikan suara remaja dari berbagai generasi dengan lirik-lirik lugas dan aransemen musik yang lantang.
Baru saja merilis single terbaru, “Father of All…”, Green Day masih terdengar sama dengan semangat dan aransemen mereka yang selalu dinamis dan menghantam. Lagu ini semakin mengkonfirmasi rencana rilis album terbaru mereka. Green Day juga sedang persiapan konser Hella Mega Tour dengan Fall Out Boy dan Weezer tahun 2020 mendatang.
Buat generasi milenial yang baru saja menjadi penggemar Green Day, wajib banget mendengarkan salah satu masterpiece mereka yaitu “American Idiot”.
Album ini merupakan konsep album dengan lirik yang memiliki tema relevan satu sama lain. Membentuk kisah dengan pesan tertentu dengan track yang disusun secara kronologis sebagai sebuah cerita yang dibawakan dengan puitis melalui karya musik.
Dalam album “American Idiot”, ada sebuah karakter bernama “Jesus of Suburbia” yang juga merupakan judul track kedua. Dibuka dengan lagu “American Idiot” yang menunjukan keadaan politik dan sosial Amerika Serikat kala itu yang sedang tidak stabil dengan berbagai kontroversi yang disebarkan melalui media yang mencuci otak masyarakat.
Dilanjutkan track “Jesus of Suburbia” dengan durasi kurang lebih 9 menit dengan berbagai part lagu di dalamnya. Jesus of Suburbia merupakan karakter yang merepresentasikan anak remaja Amerika secara umum pada masa itu. Bingung dengan keadaan sosial dan politik dan merasa bodoh karena merasa tidak paham apa-apa.
Lagu ini dibagi menjadi 5 bagian; “Jesus of Suburbia”, City of The Damned”, “I Don’t Care”, “Dearly Beloved”, dan “Tales of Another Broken Home”. Kita akan merasakan sensasi naik turunnya emosi dan gejolak pikiran dalam sebuah anak remaja dalam lagu ini. Mulai dari sisi melankolis tentang meninggalkan rumah, cinta, hingga amarah dan ketidakpedulian terhadap keadaan politik maupun sosial.
Dilanjutkan dengan track “Holiday” dengan lirik yang menyuarakan protes Green Day terhadap perang yang masih terjadi di Timur Tengah. Dimana tentara Amerika Serikat masih menjadi bagian dalam perang tersebut pada masa itu, hingga sekarang. Ketika George Bush masih mengirim tentaranya ke medan perang sementara parlemennya beserta seluruh rakyat Amerika bersantai dan menikmati liburan mereka.
Cerita kembali pada karakter utama Jesus of Suburbia pada track “Boulevard of Broken Dream”. Setelah meninggalkan rumah pada lagu pertama (bagian “Tales Of Another Broken Home”), ia berjalan sendiri di jalanan yang sepi, menanti hingga ada yang memperhatikannya. Sebelum hal itu terjadi, ia memutuskan untuk terus berjalan.
Berikutnya adalah track berjudul “Are We The Waiting” dengan middle yang langsung bersambung dengan track berikutnya, “St. Jimmy”. Dalam lagu “Are We The Waiting”, Jesus of Suburbia berusaha move on dari nuansa depresi dan putus asa yang tergambar dalam lagu “Boulevard of Broken Dream”. Lagu dengan aransemen slow rock dengan dentuman drum yang powerful dan iringan paduan suara terdengar seperti lagu meditas rock yang siap menghentak dengan track selanjutnya “St. Jimmy”, manifestasi dari alter ego Jesus of Suburbia.
Berbeda dengan dua lagu sebelumnya yang mengalami penurunan semangat dan lirik yang depresi, “St. Jimmy” memiliki aransemen yang lebih dinamis dan kencang. Jimmy digambarkan sebagai identitas baru Jesus of Suburbia yang lebih bebas, lantang, dan tidak peduli dengan masalah kehidupan yang sedang ia alami.
Jimmy pun melampiaskan kegundahannya dengan menjerumuskan diri ke narkoba dalam track “Give Me Novacaine”. Dengan aransemen berelemen surf rock yang santai menggambarkan sensasi melayang ketika menggunakan obat-obatan terlarang. Lagu ini juga mengandung middle yang tiba-tiba menuju track berikutnya, “She’s a Rebel”. Dalam lagu ini, muncul karakter perempuan yang menjadi sentuhan romantis yang pastinya dialami setiap remaja. Perempuan yang tidak diketahui namanya ini digambarkan sebagai perempuan pemberontak dan sama serunya dengan Jimmy.
Kita akan semakin mengenal perempuan ini dalam lagu “Extraordinary Girl” dengan aransemen dessert rock dan “Letterbomb” yang merupakan akhir dari kisah cinta mereka. “Letterbomb” memiliki kisah dari perspektif perempuan yang nantinya akan disebut sebagai Whatsername. Dalam lagu ini, Whatsername menyatakan bahwa dirinya hendak meninggalkan Jimmy.
Dilanjutkan dengan lagu slow rock yang memiliki lirik melankolis, “Wake Me Up When September Ends”. Track satu ini memiliki nilai personal bagi sang frontman, Billie Joe Armstrong. Lagu ini bercerita tentang kesedihannya ketika ditinggal oleh ayahnya yang meninggal pada tanggal 1 September 1982. Billie yang masih kecil pulang dan mengunci dirinya di kamar karena sedih. Ketika ibunya mengetuk pintu, Billie hanya menjawab, “Wake me up when September ends”. Meski dengan aransemen rock yang menghentak, tetap terasa kesedihan dalam lirik dan pembawaan lagu ini.
Namun, secara tidak sengaja, lagu ini juga seringkali dihubungkan dengan peristiwa 9/11 yang merupakan salah satu tragedi terkelam di sejarah Amerika pada tahun 2004.
Track berikutnya, “Homecoming” juga terdiri dari beberapa bagian; “The Death Of St. Jimmy”, “East 12th St.”, “Nobody Likes You”, “Rock And Roll Girlfriend”, “We’re Coming Home Again”. Yang secara singkat menceritakan matinya Jimmy dan Jesus Of Suburbia akhirnya kembali ke rumah.
“Whatsername” menjadi lagu penutup dengan musik aransemen rock yang diawali dengan tenang, dengan puncaknya yang menghentak sebelum diakhiri dengan musik yang tenang kembali. Lagu ini bercerita tentang penyesalan Jesus of Suburbia yang kehilangan Whatsername. Meski masih mengenang sosoknya, ia sama sekali tidak bisa mengingat namanya.
Secara keseluruhan, “American Idiot” merupakan salah satu karya sastra dalam industri musik rock. Dengan aransemen musik Green Day yang sudah semakin terkonsep dan dewasa dibandingkan dengan album-album sebelumnya. “American Idiot” tidak hanya menjadi salah satu album terbaik yang pernah dirilis oleh Green Day, album ini juga merupakan salah satu konsep album terbaik yang pernah ada.