Tak terasa tahun ini telah memasuki Bulan Maret. Kita akan kembali memperingati International Women’s Day pada tanggal 8. Tema yang diangkat tahun ini adalah I Am Generation of Equality: Realizing Women’s Rights. Maksud dari tema ini adalah mengajak seluruh lapisan masyarakat baik dari ragam usia, jenis kelamin, etnis, ras, agama, dan negara untuk menciptakan dunia yang bebas dari diskriminasi karena semua setara. Ada banyak cara untuk turut memperingati International Women’s Day salah satunya dengan mendengarkan track-track dengan nuansa pemberdayaan.
Sejak gerakan #MeToo, banyak figur publik makin aktif menyuarakan kasus kekerasan seksual maupun diskriminasi berbasis gender. Termasuk para musisi global. Mereka mengkritik ketidakadilan yang ada di dunia hiburan. Ditambah adanya kasus kekerasan seksual di dunia musik membuat semakin banyak musisi untuk vokal. Apalagi cara media yang memperlakukan musisi perempuan dengan tidak adil. Mereka diberitakan karena sensasinya, bukan prestasinya. Karena itulah empowerment anthem ini dibutuhkan untuk membukakan mata banyak orang bahwa ada sesuatu yang harus kita upayakan bersama.
I Love Me – Demi Lovato
Fans Demi mengkritik bahwa media lebih senang menyorotnya ketika berada dalam posisi down. Ia menjadi highlight bertahun-tahun karena kasus eating disorder dan kecanduan. Demi harus berkali-kali dilarikan ke fasilitas kesehatan karena kondisinya. Melalui track ini, Demi ingin mengajak para fansnya untuk mencintai diri sendiri bukannya bersikap keras. Bahwa kita tak perlu mencari kesempurnaan secara fisik dengan berambisi tubuh seindah model di majalah. Liriknya sendiri cukup harafiah. “I’m guilty baout everything I eat, feeling myself is a felony, jedi level sabotage….”
The Man – Taylor Swift
“I’m so sick of running as fast as I can, wondering if I’d get there quicker if I was a man…” Liriknya merupakan gambaran betapa frustasinya Taylor Swift harus bekerja lebih keras agar mendapat pencapaian yang setara dengan lelaki. Taylor yang telah menjadi media darling selama bertahun-tahun merasa kesal karena media terus memberitakannya sebagai seorang player. Track ini mungkin sedikit mengejutkan mengingat tahun-tahun sebelumnya Taylor tak menyebut dirinya sebagai feminis. Namun ia memutuskan untuk tampil lebih politis dan menyuarakan aspirasinya lewat musik dengan lebih serius.
Baca Juga: Konsep Gender Reversed dalam The Man Video Klip Terbaru Taylor Swift
Nice To Meet Ya – Meghan Trainor, Nicki Minaj
Meghan melakukan comebacknya dengan berduet bersama Queen Nicki! Setelah rumor bahwa Nicki akan mundur dari dunia hiburan ternyata ia kembali dalam track Nice To Meet Ya. Liriknya sendiri menggelitik. “I used my makeup to hide.. Tellin you there ain’t nothing I haven’t tried..” Kita akan terlihat berbeda tentunya ketika berpakaian bagus, menata rambut, dan bermakeup. Tak ada yang salah dengan perbedaan wajah kita saat full makeup maupun bare face. Track ini sangat relatable mengingat banyak sindiran yang diberikan kepada perempuan ketika ia berdandan dan dianggap terlihat palsu.
Can’t Hold Us – Macklemore & Ryan Lewis
Telah rilis sejak 7 tahun lalu, track ini masih sangat relevan sampai hari ini. Sebanyak 729 juta penonton video klipnya mengakui hal tersebut. Bisa dibilang Macklemore adalah salah satu rapper yang memiliki lirik jenius dan membumi. Ia pun secara terbuka mendukung kesetaraan apalagi setelah berkeluarga. Can’t Hold Us mengajak kita untuk tetap berjuang tanpa lelah. Impian yang telah bertahun-tahun diperjuangkan akan dapat dicapai dan tak ada batasan yang dapat menghalangi. “So we put our hands up, like the ceiling can’t hold us.”
Brave – Sara Bareilles
Kita tak bisa melupakan Sara dengan Brave-nya bila membahas mengenai empowerment anthem. “You can be amazing, you can turn a phrase into a weapon or a drug.” Dengan lirik yang mudah dicerna dan melodi yang sangat asyik, Sara berhasil mendorong kita untuk lebih memberdayakan diri. Sara adalah penyanyi sekaligus aktris yang meraih kesuksesan pesat di tahun 2007. Walau kini namanya tenggelam, lagu-lagunya tetap awet di hati para pendengar.
Roar – Katy Perry
Salah satu track tersukses Katy adalah Roar. Track ini tak hanya easy listening tapi juga menunjukkan bahwa bila jatuh kita dapat bangkit lagi. Katy memang sudah lama tak memproduksi lagu semacam ini karena single yang terakhir ia rilis begitu romantis. Roar adalah empowerment anthem yang tak tahu kita butuhkan sampai akhirnya kita dengar sendiri. Track yang fun dan tak terasa seperti sok bijak. “I got the eye of the tiger, a fighter. Dancing through the fire. Cause I’m the champion, and you gonna hear me roar.”
Hip – Mamamoo
“My fashion is controversial. I don’t care much about them, just action.” Lirik ini merupakan sindiran keras Mamamoo pada media dan publik yang seringkali menyoroti cara mereka berpakaian. Hwasa sempat dikritik karena tidak memakai bra. Sementara itu Solar dibully oleh netizen karena dianggap jelek bila tanpa makeup. Namun Mamamoo membuktikan bahwa mereka bisa sukses sebagai musisi meski tidak memenuhi standar kecantikan masyarakat Korea. Mereka tetap menyanyikan lagu-lagu kontroversial dan tampil menjadi dirinya sendiri tanpa didikte apa kata orang.
Dalla Dalla – Itzy
Sejak pertama debut, Itzy telah menjadi rookie terkuat. Tak hanya mengangkat konsep yang unik, lagu mereka juga cukup berbeda. Itzy yang membernya masih sangat muda tampil dengan branding yang independen. Termasuk dalam single Dalla-dala yang dapat diterima publik dengan baik. Track ini sebenarnya menjelaskan kepada orang-orang bahwa mereka tak mau dinilai berdasarkan standar tertentu karena mereka suka menjadi apa adanya. Liriknya mengajarkan kita untuk menjadi independen dengan catchy. “Don’t measure me by your standards alone. I love being myself, I’m nobody else.”