BTS terus membuktikan mereka bukan boygroup K-pop biasa. Baik itu dari prestasi dan pencapaian mendunia; hingga musikalitas. “Butter” menjadi langkah lebih jauh BTS memasuki panggung musik internasional.
Pada bulan Agustus 2020 kemarin BTS mencetak mega hits internasional dengan “Dynamite.” Single berbahasa Inggris pertama BTS tersebut berhasil debut di peringkat atas Billboard Hot 100; lagu pertama dari BTS dan group KPOP yang mencetak prestasi ini.
Kesuksesan “Dynamite” diteruskan oleh title track “Life Goes On” dari mini album ‘Be.’ “Life Goes On” yang juga bertengger manis di posisi pertama Billboard Hot 100 membuktikan BTS tidak memerlukan lirik berbahasa Inggris untuk mencetak chat-topper international hits. Walau tentu saja, bukan berarti BTS tidak akan.
Pertengahan bulan Mei kemarin, K-pop boy group dengan 7 orang member ini kembali dengan single berbahasa Inggris berikutnya. “Butter” digarap oleh BTS bersama produser langganan, Jenna Andrews dan Rob Grimaldi; keduanya berperan dalam sederet hits dari KPOP group ternama BLACKPINK dan MONSTA X. Ketujuh member BTS mendapatkan credit sebagai penulis lagu.
Berbicara mengenai kedua single berbahasa Inggris dari BTS, “Butter” dan “Dynamite” memiliki musikalisasi serupa. Kedua single ini mengusung irama retro dengan inspirasi musik disco tahun 80-an.
Bila “Dynamite” meledak-ledak dengan produksi tempo upbeat. Maka “Butter” cenderung smooth bersama nada bergulir empuk. Melodi pop mendominasi pada instrumen di latar belakang; membuat “Butter” sempurna sebagai single musim panas.
Produksi “Butter” memiliki grove dinamis; dengan vokal para member—bahkan dari 3 rapper terdengar lebih jelas dan bersih; serta energi yang disampaikan dalam setiap liukan nada pun lebih terkontrol baik.
Musikalisasi “smooth like butter” disco pop dengan sentuhan retro di lagu ini mengingatkan pada hits Bruno Mars. Tentu terlepas dari Bruno Mars condong pada genre R&B disco ketimbang pop disco. Sebaliknya permainan synth di pertengahan lagu seakan terinspirasi dari era ‘Random Access Memories’ milik Daft Punk. “Butter” memberikan swagger vibe serupa.
Kesan retro tidak saja dihadirkan dari irama synth disco tahun 80-an. BTS menyisipkan referensi-referensi menarik dari pop klasik. Line pembuka dari Jungkook, “Smooth like butter, like a criminal undercover” merujuk pada “Smooth Criminal” milik Michael Jackson. Sedangkan bait milik V memberikan referensi pada hits R&B tahun 2000, “U Got It Bad” dari Usher: “Don’t need no Usher / To remind me you got it bad.”
Dibandingkan dengan “Dynamite”, lirik “Butter” memang jauh lebih baik. BTS menarasikan tentang cinta sembari menunjukan rasa percaya mereka: “Oh when I look in the mirror / I’ll melt your heart into two / I got that superstar glow.” Bait pada verse rap RM, “Got ARMY right behind us when we say so,” pun memperlihatkan influence yang mereka miliki kepada penggemar.
“Butter” merupakan track yang akan pas diputar di summer time party. BTS menyingkirkan segala pesan mendalam seperti rilisan sebelumnya dan berfokus pada satu hal untuk lagu ini: bersenang-senang. Sisi fun dari irama disco pop yang dijamin akan mengisi pandemi dengan keceriaan tersendiri.
Tidak akan heran, sih, bila “Butter” akan merajai radio play di seluruh dunia sepanjang musim panas.