Connect with us
Blood & Gold Review
Netflix

Film

Blood & Gold Review: Laga Nazi Brutal Berlatar Perang Dunia II

Lagi-lagi tentara Nazi berburu emas di penghujung Perang Dunia II.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Baru-baru ini film action fiksi berlatar Perang Dunia II “Sisu” menarik perhatian penikmat film laga. Dimana dikisahkan ‘protagonis mirip John Wick’ bertarung dengan tekad yang tak ada matinya untuk merebut kembali emas yang dirampas darinya oleh tentara Nazi.

“Blood & Gold” lagi-lagi merupakan film action di Neflix berlatar serupa dengan konflik utama yang sama; ketika tentara Nazi telah mencium kekalahan perang dan berlomba-lomba mendapatkan emas untuk menyelamatkan kehidupan mereka setelah perang berakhir.

“Blood & Gold” merupakan film Jerman dari sutradara Peter Thorwarth. Dibintangi oleh Christian Becker sebagai mantan tentara Nazi, Heinrich, yang muak dengan perang. Ia berkhianat, kemudian dihukum mati oleh atasannya. Namun ia kemudian diselamatkan oleh warga sipil Jerman, Elsa (Marie Hacke) yang juga membenci tentara Nazi.

Bersama dengan adiknya, Elsa kemudian mengajak Heinrich untuk mengungsi di desa terdekat, yang ternyata menyembunyikan harta karun peninggalan keluarga Yahudi yang kini menjadi sengketa dan diperebutkan oleh banyak pihak.

Blood & Gold Review

Lagi-lagi Berebut Emas di Penghujung Perang Dunia II

Emas kembali menjadi sumber masalah dan konflik dalam film action berlatar Perang Dunia II ini. Villain utama dalam skenario sudah jelas, namun ada masalah bercabang yang akhirnya membuat protagonis terasa terlalu terpisah dengan plot kedua.

Villain utama adalah kawanan tentara Nazi yang berubah menjadi bandit perang ketika Jerman semakin terpojok dan kekalahan terasa semakin dekat. Tak lagi bertarung atas nama negara, semuanya hanya mulai berganti objektif yaitu menjarah apapun yang bisa mereka jarah untuk bertahan hidup dan tidak jatuh miskin, menggunakan kekuatan mereka dengan semenah-menah.

Membuat pasukan Nazi dalam skenario ini berusaha menemukan emas yang diyakini tersembunyi di suatu pemukiman warga sipil. Dimana ternyata orang-orang dengan kepentingan hingga walikotanya juga menumpuhkan pengharapannya dengan emas tersebut.

Yang terlihat paling tidak relevan dalam skenario ini justru protagonisnya, Heinrich, yang kebetulan pria dengan hati baik dan beban balas budi terhadap Elsa, wanita yang menyelamatkannya. Heinrich bahkan tidak ikutan berebut emas dan berasal dari pemukiman tersebut. Ia juga memiliki objektifnya sendiri. Jadi dari sini saja, “Blood & Gold” memiliki plot yang terlihat tidak fokus dari awal sampai akhir.

Laga Brutal dengan Ledakan dan Kekerasan Tak Bermoral

Setidaknya film ini memberikan ekspektasi sesuai dengan judulnya, “Blood & Gold” memang tentang emas dan penuh dengan pertumpahan darah yang brutal. Film action ini penuh dengan adegan kekerasan yang brutal dan gore, hingga adegan kekerasan seksual yang cukup disturbing karena penampilan akting setiap aktornya. Namun adegan bertarung, baku tembak, dan kekerasan yang dieksekusi hampir tidak ada yang terlalu berkesan untuk diingat.

Ditambah dengan plot yang tidak fokus dan penokohan karakter-karakter pendukung yang lemah, film ini tidak bisa digolongan salah satu yang akan memuaskan penontonnya dengan sekuen aksi yang fenomenal. Hanya sekadar kencang, kerasa, dan brutal saja. Masih kurang elemen emosi untuk memikat penonton agar tetap bersemangat hingga akhir film. Seiring berjalanan film yang ada kita semakin bosan dan tak sabar filmnya segera selesai.

Blood & Gold Review

 

Terlalu Banyak Karakter Pendukung

Meski semua aktor dalam “Blood & Gold” tergolong memberikan penampilan akting yang berkualitas, penokohan dan skenario secara keseluruhan tidak terlalu memikat sebagai film action dengan sentuhan intrik, pengkhianatan, dan tema penyalahgunaan kekuasaan. Ada beberapa objektif dan motivasi karakter yang dipertanyakan. Seakan sekedar hadir untuk meramaikan ajang perebutan emas saja.

Tidak ada kelanjutan skenario yang terasa benar dan memuaskan hingga akhir film pada plot perebutan emas, meninggalkan penonton dengan perasaan underwhelming. Seiring berjalannya cerita, masing-masing karakter hanya terlihat semakin melemah saja penokohannya.

Secara keseluruhan, “Blood & Gold” mungkin memiliki babak awal yang menarik, begitu juga dengan premisnya, dan beberapa karakternya yang menarik hanya pada babak pengenalan. Namun, seiring berjalanan cerita, film ini hanya semakin melemah dan membosankan, tak peduli meski baku tembak yang semakin ganas maupun ledakan yang semakin kencang.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect