Yoasobi merupakan duo grup musik asal Jepang dengan slogan ‘novel into music’. Dengan Ikura pada vokal dan Ayase sebagai produser musik, grup J-pop ini identik dengan materi musiknya yang terinspirasi dari berbagai cerita atau novel.
Debut pada Oktober 2019 lalu, duo Yoasobi telah menulis berbagai lagu dari cerita-cerita di website Monogatary yang dioperasikan oleh Sony Music Entertainment Japan.
Dalam segi warna musik, lagu-lagu Yoasobi memperdengarkan musik j-pop yang chill dan catchy, namun tetap memiliki banyak elemen instrumen di dalamnya. Berikut rekomendasi lagu-lagu j-pop terbaik Yoasobi.
Yoru ni Kakeru
“Yoru ni Kakeru” (Racing into the Night) menjadi single debut Yoasobi yang menuai kesuksesan besar. Lagu ini telah meraih ratusan juta milestone di YouTube dan Spotify.
Kesuksesan single ini tak berhenti setelah dirilis pada 2019, memasuki masa pandemi pada 2020 lalu, “Yoru ni Kakeru” kembali viral di berbagai sosial media sebagai musik latar. Membuat lagu ini berhasil masuk dalam Billboard Japan Hot 100 pada 2020. Meski memiliki komposisi lagu yang cukup up beat dan terdengar cerita, “Yoru ni Kakeru” memuat konten suram dari cerita “The Temptation of Thanatos”.
Kaibutsu
“Kaibutsu” (Monster) menjadi lagu Yoasobi yang memperdengarkan aransemen alternative dengan vibe berbeda dari lagu-lagu lainnya dari duo ini. Lagu ini meraih kepopuleran sebagai opening anime populer di Netflix, “Beastars” Season 2.
Meski masih sangat kental dengan sentuhan j-pop chilling dengan suara lembut Ikura yang lembut, kita bisa mendengar Ayase memasukan elemen rock hingga drum bass dengan komposisi pas. “Kaibutsu” jadi lebih sesuai dengan tema dari anime dengan protagonis serigala berhati baik yang jatuh cinta dengan kelinci.
Tabun
Yoasobi kerap mengemas materi lirik yang sedih dengan alunan musik yang kontras dengan emosi yang sebetulnya terkandung dalam cerita. Bagi kita yang tidak familiar dengan bahasa Jepang, mungkin akan berpikir bahwa “Tabun” (Probably) adalah lagu cinta yang manis, padahal lagu ini terinspirasi dari cerita perpisahan antara sepasang kekasih.
Kesan yang kontras antara aransemen musik dengan lirik yang terkandung, justru membuat “Tabun” memancarkan perasaan manis dan pahit yang tak bisa diungkapkan dalam sebuah perpisahan.
Halzion
“Halzion” menjadi lagu j-pop dengan komposisi gitar dan drum yang memikat dan fresh. Kita bisa mendengar usaha lebih dari Yoasobi dalam mengkomposisi lagu ini, karena lagu ini menjadi lagu pertama mereka berkolaborasi dengan novelis professional, Hashizume Shunki.
Diangkat dari cerita pendek, “Soredemo, Happy End”, Yoasobi lagi-lagi memadukan musik up beat dengan lirik galau. Bercerita tentang seseorang yang baru saja putus, namun mengalami kesulitan dalam move on.
Love Letter
Yoasobi memperdengarkan kejutan dalam komposisi “Love Letter” yang kali ini diisi dengan sentuhan musik orkestra yang megah. Lagu ini tercipta melalui projek kompetisi menulis surat yang diselenggarakan oleh Tokyo FM dengan tema ‘terima kasih’. Seorang murid sekolah bernama Hatsune pun terpilih sebagai pemenang dengan surat dimana Ia mengungkapkan rasa cintanya pada dunia musik dan berterima kasih atas berbagai musik indah yang selama ini Ia dengarkan.
Sangenshoku
“Sangenshoku” atau ‘RGB’ memiliki makna tentang tiga warna, representasi dari tiga karakter yang terkandung dalam lagu ini. Lagu dengan aransemen musik yang up beat, menjadi pengiring kisah persahabatan yang telah terjalin sejak kecil. Meski telah sibuk dengan kehidupan masing-masing, ketiganya tidak pernah melupakan kenangan yang telah mereka rajut bersama. “Sangenshoku” memiliki video klip yang seru ala anime slice of life yang patut disimak.
Haruka
“Haruka” menjadi lagu pop lembut yang diangkat dari cerita “Tsukiji” (Moon Prince) karya Suzuki Osamu. Lagu ini memiliki aransemen tempo medium yang nyaman untuk didengarkan. Lagu ini juga memuat lirik bernuansa feel good tentang seseorang yang bersyukur akan kehadiran orang lain dalam hidupnya.
Gunjo
Satu lagi lagu Yoasobi merupakan tribute untuk anime adalah “Gunjou” (Biru Laut). Lagu ini bisa kita dengarkan dalam anime “Blue Period” di Netflix. Lagu ini diangkat dari cerita “Ao no Mikata ni”.
Tak jauh berbeda dengan dilemma yang dirasakan oleh protagonis dalam “Blue Period”, “Gunjo” mengandung lirik tentang seseorang yang memiliki rutinitas membosankan, hingga Ia menemukan sesuatu yang membuat dirinya merasakan hasrat lebih dalam kehidupan untuk pertama kalinya. Lagu ini memiliki vibe yang cocok untuk menemani kita yang kesepian dalam hiruk pikuk kehidupan kota.