Kabar duka datang dari band Foo Fighters yang sedang melangsungkan tour di Amerika Selatan. Melalui akun media sosialnya, band rock legendaris ini mengumumkan bahwa sang drummer, Taylor Hawkins telah tutup usia. Pertunjukan di Lollapalooza Argentina pada 22 Maret kemarin menjadi momen manggung terakhir Hawkins bersama Foo Fighters.
Taylor Hawkins bergabung dengan Dave Grohl dan kawan-kawan sejak 1997 pada album kedua, ‘The Colour and the Shape’. Kemudian menjadi drummer tetap semenjak album ‘One by One’ pada 2002. Aransemen drum yang menggebu-gebu sudah menjadi salah satu ciri khas dari berbagai hits band rock asal Seattle ini. Berikut lagu-lagu terbaik Foo Fighters bersama Taylor Hawkins yang membakar semangat dengan gebukan drumnya.
Everlong
Track ini menjadi single kedua dari album ‘The Colour and the Shape’. Dibandingkan dengan single pertama, “Monkey Wrench”, “Everlong” menjadi track ikonik yang selalu kita temukan dalam playlist populer Foo Fighters.
Learn to Fly
Berikutnya adalah single pertama dari album ketiga, ‘There’s Nothing Left to Lose’, “Learn to Fly” merupakan satu lagu hits klasik yang masih ikonik hingga saat ini. Popularitas single ini tak lepas dari skenario komedi pada video klipnya. Dimana Dave Grohl, Nate Mendel, dan Taylor Hawkins memerankan berbagai karakter penumpang pesawat, termasuk sebagai diri mereka sendiri. Jack Black juga tampil sebagai cameo dalam video klip “Learn to Fly”.
Best of You
Memiliki komposisi rock yang repetitive, “Best of You” merupakan salah satu single dengan emosi powerfull. Lagu ini merupakan salah satu single dalam album ‘In Your Honor’, sekaligus menjadi lagu yang sempat mengiringi kampanye kandidat Presiden Amerika, John Kerry pada 2004 silam.
Lagu ini tentang menerjang keluar dari hal-hal yang membelenggu kita. Dave Grohl menyanyikan lagu ini dengan vokal teriakan yang kuat dari awal hingga akhir lagu, diiringi dengan gebukan drum Taylor Hawkins yang tak kalah menggebu.
The Pretender
Satu lagi hits terpopuler dari Foo Fighter adalah “The Pretender”, single dari album ‘Echoes, Silence, Patience, & Grace’ pada 2007 silam. Melalui single dan album ini, Foo Fighters menuai banyak kesuksesan, mulai dari merajai berbagai tangga lagu internasional, dan penghargaan musik.
Album keenam ini berhasil menang sebagai Best Rock Album pada Grammy 2008, begitu pula dalam ajang Brit Awards. Sementara “The Pretender” dinobatkan sebagai Best Hard Rock Performance pada Grammy 2008.
Walk
Sudah belajar terbang pada album kedua nya, Foo Fighters kembali belajar berjalan melalui “Walk” pada album ‘Wasting Light’. Lagu ini seharusnya masuk dalam album sebelumnya, namun berakhir menjadi track terakhir dalam album ‘Wasting Light’ karena dirasa lebih cocok dengan tema dan memberikan pesan positif.
Terinspirasi dari pengalaman Grohl ketika mengajari anaknya pertamanya berjalan, ada makna lebih mendalam yang ingin disampaikan dalam track ini. “Walk” diciptakan oleh Grohl untuk menentang lagu Nirvana yang bertajuk, “I Hate Myself and Want to Die”.
Something for Nothing
“Sonic Highways” menjadi projek album yang ambisius dari Dave Grohl. Konsep utama album ini adalah Grohl berkeliling Amerika untuk menemui musisi-musisi dari setiap kota. Berbicara tentang budaya dan sejarah yang mempengaruhi perkembangan musik di kota tersebut. “Something for Nothing” menjadi track representasi Chicago, dengan Rick Nielsen sebagai narasumber sekaligus mengisi gitar pada lagu tersebut.
Run
Foo Fighters kembali menuai kesuksesan besar melalui album ‘Concrete and Gold’. Album tersebut memiliki banyak single rock khas, salah satu yang paling populer adalah “Run”. Lagu tersebut dinobatkan sebagai Best Rock Song pada Grammy Award 2018 lalu.
“Run”merupakan salah satu track terpanjang dalam diskografi Foo Fighters, kurang lebih 5 menit. Memiliki komposisi rock yang kontras, dengan bagian bertempo cepat dan gebukan drum Hawkins yang cepat, kemudian beriringan dengan komposisi slow rock.
Shame Shame
Foo Fighters memperdengarkan sesuatu yang cukup baru pada single album ‘Medicine at Midnight’ pada 2021 kemarin. “Shame Shame” menjadi single pertama yang tidak segaduh hits dari band ini di masa lalu.
Hawkins memperdengarkan ketukan drum yang lebih teknikal dengan tempo medium dalam lagu ini. Suasana hard rock tetap terasa, namun dengan kegelapan yang sebelumnya kita dengar Grohl dan kawan-kawan. Dengan begini, ‘Medicine at Midnight’ menjadi album terakhir Taylor Hawkins sebagai drummer Foo Fighters yang akan selalu kita kenang.