Quantcast
Babylon Review: Film Terbaik dengan Promosi Terburuk - Cultura
Connect with us
Babylon
Cr. Paramount Pictures

Film

Babylon Review: Film Terbaik dengan Promosi Terburuk

Babylon adalah kembaran ‘jahat’ La La Land oleh Damien Chazelle.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Babylon” merupakan film kelima dari sutradara Damien Chazelle yang sempat tayang di bioskop Indonesia. Buat yang tidak sempat nonton, filmnya sedang tersedia untuk di-streaming di HBO GO.

Film ini membawa kita pada masa kejayaan Hollywood 20an sekaligus kisah tragis orang-orang yang terlibat di dalamnya ketika industri mengalami perubahan besar; transisi dari film bisu menuju film dengan suara. “Babylon” dibintangi oleh Diego Calva, Margot Robbie, Brad Pitt, Jean Smart, Jovan Adepo, Li Jun Li, Samara Weaving, Olivia Wilde, dan Tobey Maguire.

“Babylon” menjadi film dengan produksi termegah dari Damien Chazelle, ini termasuk film epic period. Dengan perkiraan budget antara 78 juta sampai 80 juta USD, (bisa tembus 100 juta termasuk biaya promosinya), “Babylon” hanya meraih pendapatan box office global sebesar 63,4 juta USD. Membuat ini menjadi salah satu yang flopped pada 2022.

Film ini juga mendapat rating rendah di Rotten Tomatoes, dengan 57%. Secara mengejutkan juga media seperti The Guardian memberikan rating 2/5, begitu pula Robert Ebert dengan 2.5/5. Sekalipun film ini mungkin tidak sesuai dengan selera beberapa penonton, nilai tersebut keterlaluan rendahnya.

Babylon

Surat Cinta Paling Liar dari Damien Chazelle untuk Hollywood

Sebagai film kelima, “Babylon” menjadi film terliar dari Damien Chazelle sejauh ini. “Babylon” ibarat saudara kembar ‘jahat’ dari “La La Land” yang lebih didambakan banyak cinephile. Kalau keduanya disandingkan sebetulnya intisarinya cukup serupa. Sama-sama mengangkat industri hiburan dengan orang-orang yang passionate dengan mimpi mereka.

Bedanya, jika karakter seperti Mia yang diperankan oleh Emma Stone adalah dongeng indah dari aktris Hollywood, sebaliknya Nellie oleh Margot Robbie adalah skenario terburuk yang bisa dialami oleh aktris berbakat ketika sedang membangun karir di Hollywood. Jika “La La Land” adalah surat cinta dengan kemasan romansa yang menawan, “Babylon” adalah surat cinta dan kritik kejam untuk Hollywood.

Film ini juga menjadi pengalaman menarik yang membawa kita pada masa produksi film 20an yang di bawah standar. Para figuran dan stuntman yang tidak dijamin dengan keamanan memadai, teknologi kamera yang masih sangat primal, hingga lokasi syuting yang terlihat kacau dan tidak seberkelas industri film saat ini dengan segala fasilitasnya.

“Babylon” juga memperlihatkan perubahan besar dalam industri ketika film mulai menggunakan suara. Ada salah satu adegan ikonik dari “Babylon” ketika Nellie syuting pertama kali dengan merekam suara. Adegan ketika Manny yang diperankan Calva berjuang mengambil dan mengantar kamera tepat waktu ke lokasi syuting juga jadi salah satu yang terbaik.

Deretan Karakter dengan Problem Beragam di Industri Perfilman

Dongeng Hollywood 20an ini memuat banyak karakter yang menjadi representasi dalam industrinya. Nellie LaRoy, terlahir sebagai bintang, namun memiliki kepribadian tidak stabil yang membuat bakatnya terbuang sia-sia. Jack Conrad yang diperankan oleh Brad Pitt adalah aktor populer dan sukses pada era film bisu, namun mulai mengalami krisis ketika industri mengalami perubahan.

Sementara Manny Torres mungkin menjadi karakter yang paling dekat dengan penonton. Ia hanya pemuda yang mencintai film dan ingin menjadi bagian dari sesuatu yang besar. Meski itu hanya tukang angkut barang di lokasi syuting atau asisten aktor. “Babylon” adalah film tentang film, diciptakan oleh pecinta film, untuk pecinta film.

Satu lagi penampilan yang patut diapresiasi dalam film ini adalah Tobey Maguire sebagai James Mckay, yang ceritanya menjadi karakter antagonis dalam skenario ini. Siapa yang mengira Tobey Maguire tampil memikat sebagai karakter villanious yang mengintimidasi. Meski porsinya tidak terlalu banyak dan menjadi salah satu babak yang tidak terlalu ikonik dalam plot.

“Babylon” juga unggul dalam segi desain produksi. Adegan pembukaan yang overwhelming mungkin menimbulkan kesan buruk dan mengagetkan bagi penonton umum. Padahal mulai dari desain latar, kostum, terutama musik, ini menjadi salah adegan pembuka yang mengundang kita masuk dalam dunia film ini. Bicara tentang musik, Justin Hurwitz tidak pernah gagal untuk mengkomposisi musik yang sempurna untuk film-film Chazelle.

Babylon Adalah Film Terbaik dengan Promosi Terburuk

Ada banyak film terbaik rilis pada 2022 lalu, “Babylon” menjadi salah satu yang terbaik, namun menimbulkan banyak kesalahapahaman sejak masa promosi. Pertama, film ini dipromosikan sebagai dongeng tentang Hollywood era 20an, dimana sederet aktor a-list berpesta pora, mabuk-mabukan, dan mengkonsumsi obat terlarang dengan gajah di dalam ruangan.

Tim promosi seakan hanya fokus dengan hal ‘gila’ dan ‘fenomenal’ dari “Babylon”. Kedua, film ini mempromosikan Brad Pitt dan Margot Robbie sebagai bintang utama, padahal Diego Calva ‘lah protagonis sesungguhnya. Meski Pitt dan Robbie menampilkan akting yang berkualitas, ini menjadi misleading yang disayangkan untuk Diego Calva yang juga tampil sebagai bintang utama dengan karakternya yang lebih dekat dengan penonton.

Ketiga, meski Damien Chazelle telah sukses dengan film-filmnya, seperti “Whiplash” dan “La La Land”, ia masih tergolong sutradara muda di skenanya. Daripada menonjolkan nama-nama besar dalam credit, baik sutradara hingga deretan aktor, “Babylon” harusnya lebih fokus mempromosikan film ini sebagai film tentang peralihan industri film bisu menuju produksi dengan suara pada akhir 20an. Karena itu menjadi salah satu intisari yang penting dari film ini.

Musik Justin Hurwizt secara mengejutkan juga tidak digunakan dalam trailer resmi “Babylon”. Padahal original scoring “Babylon” menjadi salah satu elemen yang paling unggul dan memikat dalam filmnya. Banyak yang berpendapat, mendengarkan scoring ini di bioskop sempat memberikan pengalaman sinema yang menggelegar.

Sayang sekali “Babylon” menjadi film yang flopped pada 2022 kemarin. Meski tidak sempurna dan bukan yang terbaik dalam katalog Damien, “Babylon” tetap layak mendapatkan tempat sebagai salah satu film esensial dalam perfilman modern.

Babygirl Babygirl

Babygirl Review: Drama Erotis Tentang Kekuasaan dan Hasrat

Film

den of thieves 2: pantera den of thieves 2: pantera

Den of Thieves 2: Pantera Review

Film

Mufasa: The Lion King Review Mufasa: The Lion King Review

Mufasa: The Lion King Review – Asal-Usul Mufasa dalam Visual Spektakuler yang Kurang Menggigit

Film

Oscar 2025 Nominations: Snubs and Surprises

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect