Rilisnya “No Time to Die” (2021) sebagai film James Bond ke-25 sekaligus sebagai penutup Daniel Craig sebagai James Bond. Daniel Craig memulai karakternya sebagai James Bond di film “Casino Royale” (2006) dan berlanjut ke empat film berikutnya.
Daniel Craig merupakan pengganti dari Pierce Brosnan dan mengembalikan tradisi James Bond berkebangsaan Inggris. Pierce Brosnan merupakan orang Irlandia dan Timothy Dalton adalah orang Wales.
Berakhirnya Daniel Craig sebagai James Bond tentu melahirkan banyak spekulasi siapakah aktor yang akan menggantikan dirinya. Banyak nama yang muncul seperti Tom Hardy, Tom Hiddleston bahkan Tom Holland pun ikut disebut jika James Bond akan dibuat versi mudanya.
Yang menarik adalah ketika ada nama Edris Elba, Henry Golding, John Boyega dan Dev Patel. Mereka bukanlah orang-orang berkulit putih dan tentu saja hal ini menjadi polemik. Beberapa menyebutkan bahwa sekarang hidup di zaman post-modern sehingga tidak masalah jika Bond tidak harus dimainkan oleh orang kulit putih, dan tentu saja bagi fans puritan James Bond mengatakan Bond haruslah orang kulit putih dan asli Inggris.
James Bond dan pengalaman Ian Flemming sebagai agen intelijen
Sebelum kita beranjak ke topik apakah James Bond bisa berkulit hitam? Kita harus tarik mundur dulu ke sejarah penciptaan karakter James Bond. Ian Fleming selain sebagai seorang penulis, ia juga bergabung di Divisi Intelijen Angkatan Laut Inggris di masa Perang Dunia ke-2. Dilansir dari laman The Rake Ian Fleming pernah menjalani operasi spionase bernama ‘Goldeneye’ untuk mensabotase praktik fasis di Spanyol.
Setelah Perang Dunia ke-2 berakhir, Ian Fleming memutuskan untuk menciptakan karya berdasarkan pengalamannya ketika masih di divisi intelijen tersebut. Ia akhirnya menciptakan karakter James Bond.
Inspirasi karakter James Bond berdasarkan dari rekan-rekannya dan juga kakaknya, Letnan Kolonel Robert Peter Fleming, yang pernah bertugas di Yunani dan Norwegia pada masa perang. Ian Fleming menyebutkan bahwa karakter James Bond adalah kombinasi dari semua agen mata-mata dan tipe komando yang beliau temui semasa perang.
Nama James Bond sendiri menurut Ian Fleming karena ia menginginkan nama yang sederhana dan gampang untuk diingat. Kode 007 dipilih oleh Ian sebagai referensi dari salah satu kode rahasia telegram Jerman yang berhasil dipecahkan oleh intelijensi Inggris. Kode tersebut adalah 0075 yang akhirnya membuat Amerika Serikat ikut berperang di Perang Dunia ke-2.
Karakteristik secara fisik James Bond oleh Ian Fleming disamakan dengan penyanyi Hoagy Carmichael. Di novel “Casino Royale” karakter Vesper Lynd menyebutkan bahwa James Bond mirip seperti penyanyi Hoagy Carmichael yang tentu saja memiliki paras berkulit putih.
James Bond sebagai lambang imperialisme Inggris
Penggambaran James Bond di tangan Ian Fleming seperti memberi sinyal atas keresahan Ian terhadap negaranya. Inggris sebelum adanya Perang Dunia diakui sebagai negara yang hampir menguasai seluruh dunia. Inggris memiliki banyak daerah jajahan dan menjadi negara imperialis yang disegani. Pamor tersebut mulai terkikis setelah kebangkitan negara Amerika Serikat.
Dalam hal militer pun Inggris seperti di bawah bayang-bayang Amerika Serikat terutama dalam dominasinya di Perang Dunia pertama maupun kedua. Bahkan di Perang Dingin sekalipun citra Inggris tenggelam oleh Amerika Serikat. Orang lebih menyebut Perang Dingin sebagai perang antara Amerika Serikat dan Uni Soviet daripada Inggris dan Uni Soviet. Banyak negara di bawah jajahan Inggris satu persatu menyatakan kemerdekaannya seperti India, Selandia Baru, Skotlandia, Wales, Jamaika, Mesir, Kanada dan Australia.
Ian Fleming merasa bahwa Inggris tidak lagi sebagai negara adidaya seperti dulu. Oleh karena itu ia pun menciptakan karakter James Bond sebagai karakter mata-mata super yang berhasil menggagalkan rencana berbahaya dari Uni Soviet. James Bond adalah agen imperialis. James Bond adalah orang Inggris yang berhasil menguasai dunia dengan cara menyelamatkan permasalahan yang mengancam banyak jiwa.
Bisa diartikan bahwa James Bond adalah Inggris seutuhnya. Karakterisasi James Bond yang suka minum martini, mobil mewah dan perempuan seperti perlambangan Inggris zaman Imperialis yang selalu minum minuman mewah dan bermain perempuan sebagai bentuk supremasinya.
James Bond bahkan di ceritanya justru sering dibutuhkan bantuannya untuk membantu Amerika Serikat lewat agen CIA bernama Felix Leiter. Oleh Ian, Amerika selalu kewalahan ketika menghadapi serangan dari Uni Soviet hingga akhirnya James Bond turun tangan dan segala marabahaya itu usai.
James Bond perlambangan supremasi kulit putih
Dengan segala karakteristik yang disebutkan di atas dan perlambangannya sebagai agen imperialis tak bisa dipungkiri bahwa James Bond merupakan perlambangan dari supremasi kulit putih. Bahkan ada beberapa penggambaran di novel maupun di filmnya yang menggambarkan James Bond sebagai orang yang rasis.
Film “Live and Let Die” (1973) James Bond mendapatkan misi untuk menggagalkan misi Dr. Kananga, diktaktor dari kepulauan Karibia, memonopolisasi penjualan heroin. Penggambaran orang-orang kulit hitam di film diidentikkan sebagai orang tidak beradab dan liar.
Novel “Goldfinger” (1959) menyebutkan kutipan yang tak kentara bentuk rasis tersebut. Ian Flemming menuliskan “Bond intended to stay alive on his own terms. Those terms included putting Oddjob and any other Korean firmly in his place, which, in Bond’s estimation, was rather lower than apes in the mammalian hierarchy.”
Dari kutipan novel tersebut bisa diasumsikan bahwa James Bond sebagai seorang penyelamat berkulit putih tempatnya adalah di atas kera dalam hirarki mamalia. Oddjob yang berkebangsaan Korea dianggap tempatnya setara dengan kera.
Penggambaran James Bond di novel garapan Ian Fleming secara implisit menyebutkan bahwa James Bond bertarung atas nama kejayaan Raja dan Ratu Inggris dengan pergi ke negara bekas jajahannya dan menembaki orang-orang non-kulit putih dan meniduri perempuan non-kulit putih. Sedikit brutal tapi hal itu terlihat adanya di novel-novel garapan Ian Fleming.
Apakah bisa James Bond bukan berkulit putih?
Di era postmodern saat ini, ada banyak karakter-karakter yang berubah dari karakteristik sebelumnya. Baik itu secara kulit maupun jenis kelamin. Heimdall dalam film “Thor” (2011) yang dimainkan oleh Idris Elba sebenarnya jika dalam komik adalah dewa berkulit putih atau Ancient One di dalam film “Doctor Strange” (2016) bentuk asli di komik adalah seorang pria Tionghoa yang sudah tua berubah menjadi perempuan berkulit putih yang diperankan oleh Tilda Swinton.
Hingga akhirnya munculah suatu opini, apakah James Bond bisa tidak harus berkulit putih atau dalam kata lain apakah orang Asia, Afrika, Amerika Latin bisa berperan sebagai James Bond? Sontak opini tersebut menarik perhatian banyak orang dan menyebabkan adanya gerakan bahwa harus ada Black James Bond, Asian James Bond atau James Bond Latin.
Sederet nama-nama aktor pun muncul seperti Idris Elba, John Boyega, Henry Golding dan Dev Patel. Barbara Broccoli, pemegang hak paten James Bond pun memberi sinyal (meski masih tersirat) bahwa James Bond bisa diperankan oleh ras manapun.
Idris Elba sedari tahun 2012 selalu diunggulkan untuk menjadi pengganti Daniel Craig hingga sekarang. Elba akhirnya memberi sinyal bahwa ia tidak akan menjadi James Bond. Dilansir dari laman GQ, Elba beranggapan bahwa James Bond sudah kuat budayanya sebagai lambang orang-orang kulit putih. Elba tidak mau jika pada akhirnya ia disebut sebagai Black James Bond karena pada akhirnya James Bond memang milik orang kulit putih.
John Boyega juga memberikan sinyal enggan meskipun ia tertarik untuk menjadi James Bond. Dilansir dari laman People, Boyega mengatakan bahwa James Bond sudah begitu kuat citranya sebagai orang kulit putih dan akan terasa aneh jika orang kulit hitam memainkannya.
Jika pun ada niatan untuk benar-benar mengubah citra James Bond sebagai orang kulit non-putih mungkin itu akan mengurangi citra James Bond yang rasis, itu bisa saja terjadi. Tapi apakah karakter yang sudah melekat sebegitu lamanya hingga ia pun ikut bergandengan tangan dengan Ratu Elizabeth II di pembukaan Olimpiade London bisa berubah? Tentu hal itu akan menarik jika narasi tersebut memang benar-benar diwujudkan oleh Barbara Broccoli. Tidak menutup kemungkinan juga James Bond bisa juga berubah menjadi seorang perempuan bukan?