Connect with us
Adhitia Sofyan
Photo: @wulanasrt

Music

Adhitia Sofyan: Other Side Album Review

Ada 5 track berbeda, dan baru di EP Other Side.

Memulai karir di tahun 1999, jauh sebelum musisi indie mendapatkan banyak apresiasi seperti saat ini, Adhitia Sofyan masih terus bersinar. Musik akustik dengan irama minimalis masih menjadi unggulan musisi ternama Indonesia ini. ‘Other Side’, pun tak jauh berbeda.

Album ini kabarnya ditulis dan direkam bersamaan dengan ‘Chronicles of You’ di awal tahun. Sehingga memang tak mengherankan bila keduanya memiliki vibe yang nyaris sama. Namun ‘Other Side’ membawa sebuah pesan lain dari ‘Chronicles of You’. Bahkan mungkin dari sederet album Adhitia Sofyan lainnya.

Seperti judulnya, ‘Other Side’ membicarakan mengenai cinta dari sisi lain. Sebuah sisi lain dari musikalitas seorang Adhitia Sofyan seakan dituangkan melalui album ini. Tepatnya, sisi musikalitas Adhitia Sofyan yang mungkin belum banyak diungkap sebelumnya. Sebuah sisi lain. An other side.

Adhitia Sofyan

Ada 5 track berbeda, dan baru di EP Other Side. Masing-masing membicarakan tema berbeda dengan sudut pandang lain pula. Sisi lain dari Adhitia Sofyan ini pun membicarakan mengenai kecanduan akan internet, depresi, sampai tentang kematian. Tema yang sebelumnya tak diangkat oleh sang penyanyi album sebelumnya.

Bagi para pendengar setia rilisan dari Adhitia Sofyan, irama dari track pertama “Please Comment” sudah tak asing lagi. Dentingan gitar akustik yang disusul dengan vokal empuk nan menenangkan. Chill pop music. Bila musiknya sendiri tak banyak berbeda dengan rilisan sebelumnya, tema dan lirik dari lagu ini sendiri justru menarik dibahas.

Judulnya sendiri sebenarnya sudah berbicara banyak. “Please Comment” mengkritisi bagaimana saat ini kita dan banyak orang lain seakan kecanduan validasi dari orang lain. Sindiran mengenai bagaimana apapun yang kita lakukan, diunggah demi mendapatkan validasi tersebut. Meskipun mungkin di sisi lain kita justru tak mengerti apa pentingnya mendapatkan validasi dari seluruh dunia.

“Biar kupantau dunia / hanya dari genggam tanganku / siapa yang terdepan / dibicarakan semua orang / pasti hidupnya sempurna, bahagia,” menjadi pembuka lirik di “Dari Genggam Tanganku”. Track kedua ini pun masih membicarakan mengenai betapa kita candu pada ponsel. Serta tentu saja segala yang ada di dalamnya. Bahkan tanpa disadari, saat sang orang terkasih disamping kita pun, ponsel tetap menjadi fokus utama. Ingin tahu rasanya disindir dengan begitu manis dan syahdu? “Please Comment” dan “Dari Genggam Tanganku” wajib didengarkan.

Track ketiga di album ini, “I Don’t Celebrate My Birthday” Adhitia Sofyan mulai memasuki ranah mengenai cinta pada diri sendiri. Style bermusik, dentingan irama gitar akustik, bahkan tempo dari lagu ini tak ada banyak perbedaan dari dua track sebelumnya. Meskipun terdapat sentuhan berbeda dari vokalisasi Adhitia di menit-menit terakhir.

“Other Side” memiliki makna yang lebih dalam lagi. Kita seakan diajak masuk ke sisi lain dari seorang Adhitia Sofyan. Sisi dimana rasa takut, kepanikan, rasa ragu, serta pertanyaan besar: “Wondering if someday I will make it out alive / wondering if one day I’ll get to the other side.” Lagu ini menghadirkan rasa depresi yang besar pada pendengarnya. Mulai dari irama, olahan suara dari Adhitia Sofyan, sampai semua liukan nada yang dibawakan seakan menyampaikan emosi besar untuk pendengarnya. Sebuah lagu yang menyesakkan. Indah, dan mungkin terlalu terasa nyata.

Bila “Other Side” sudah terdengar begitu dalam dan menyentuh, maka “Doomsday Song” hadir dengan membawa emosi baru. Liriknya bercerita mengenai kematian dan hari akhir. Perpisahan setelah kematian. Di hari ketika semua akan menempuh jalan mereka masing-masing. Well, lautan emosi benar-benar dihadirkan untuk track terakhir di album ini.

EP Other Side memiliki ciri khas yang besar dari Adhitia Sofyan. Bukan hanya mengenai petikan gitar dan rekaman yang seakan terdengar dilakukan dalam kamar saking sederhana serta minimalisnya. Lebih karena luapan emosi dan bagaimana tiap track mampu membawa pendengar meresap dalam perasaan terdalam.

Di sisi lain, album ini pun berbeda dengan rilisan lain dari sang musisi. Tema, lirik yang straight forward, tanpa basa-basi memberikan sindiran mengenai ketergantungan pada internet, ataupun tentang perpisahan di hari akhir. Bila di track sebelumnya lirik dari Adhitia Sofyan akan penuh penggambaran dan metamorfosa, maka tidak kali ini.

Track demi track di lagu ini pun tak memiliki lonjakan berarti. Seperti dikatakan sebelumnya, sederhana. Adhitia Sofyan seakan ingin pendengarnya bukan berfokus pada musik di latar belakang. Melainkan pesan yang ingin dikomunikasikan melalui lirik di dalamnya. Pada luapan perasaan dan emosi yang ingin dikirimkan.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect