Connect with us
1899
Netflix

TV

1899 Review: Kapal Imigran Penuh Misteri dan Keberagaman

Semesta mind-bending Baran Bo Odar dan Jantje Friese kembali dengan materi misteri terbaru.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Baran Bo Odar dan Jantje Friese sukses dengan “Dark” yang telah mengakhiri season-nya pada 2020 lalu. Buat yang sudah rindu dibuat pusing dalam wahana misteri psikologi kedua creator asal Jerman ini, “1899” akhirnya sudah bisa di-binge di Netflix sejak 17 November kemarin.

Kali ini kita akan menyimak kisah sekelompok penumpang kapal Kerberos, yang berlayar dari Eropa menuju New York, Amerika Serikat pada 1899. Kapal ditumpangi oleh banyak orang dari berbagai etnis dan negara, memiliki motivasi kuat untuk menyambut kehidupan lebih baik di benua yang berbeda. Namun, mereka harus menghadapi interupsi ketika Prometheus, kapal yang telah menghilang selama empat bulan, mengirim sinyal pada Kerberos.

“1899” membawa kemampuan Odar dan Friese ke skala serial yang lebih besar. Masih dengan naskah yang berkutat pada genre misteri dan mempermainkan psikologi, latar skenario yang lebih megah menjadi wahana baru yang seru untuk sajian fantasi dari kreator-kreator berbakat ini.

1899

Kapal Penuh Misteri dengan Penumpang dari Beragam Etnis

Baik penggemar Odar dan Jantje maupun penonton baru, “1899” memiliki premis dan latar yang sudah menarik sejak diumumkan. Sudah cukup lama semenjak kita melihat film maupun serial bertema di kapal, berlayar di lautan lepas sepanjang plot. Bukan kapal biasa, Kerberos adalah kapal uap yang dioperasikan dengan batu bara. Keterbatasan teknologi canggih dalam latar kisah kali ini juga menambah urgensi jika terjadi hal buruk di tengah pelayaran. Tak hanya karakter manusianya, Kerberos juga menjadi latar kapal dengan karakteristiknya sendiri.

Ada banyak misteri dan teka-teki yang bisa kita catatan di setiap sudut kapal. Mulai dari detail-detail kecil hingga pada akhirnya mengarah pada reveal akan hal yang lebih besar. Plot “1899” secara keseluruhan bisa diibaratkan seperti boneka matryoshka dari Russia. Ada boneka di dalam boneka, kurang lebih seperti itu jika harus menjelaskan tanpa memberi spoiler.

Odar dan Janjtje juga ambisius dengan menghadirkan deretan cast internasional untuk serial terbarunya ini. Mulai dari aktor Jerman, Andreas Pietschmann dari “Dark” kembali menjadi salah satu karakter utama. Melalui casting internasional, “1899” diisi oleh aktor dari Hongkong, Denmark, Portugal, Prancis, hingga Inggris. Masing-masing aktor juga membawakan dialog dalam bahasa asli mereka.

Namun penyampaiannya dalam setiap adegan tetap rapi dan tidak terlihat canggung meski semua tahu mereka juga berusaha untuk berkomunikasi dengan keterbatasan bahasa sebagai karakter. Keberagaman dalam deretan cast ini juga memberikan keindahan tersendiri dalam keseluruhan serial “1899”.

1899

Produksi Maksimal Skala Besar Dalam Berbagai Aspek

Melalui “Making 1899”, sutradara mengungkapkan bahwa mereka banyak mencoba teknik modern dalam proses produksi. Sebelumnya mereka adalah filmmaker yang lebih menyukai proses syuting analog tanpa special effect dan CGI. Mengeksekusi produksi latar dengan Volume dan full studio, ternyata menjadi kanvas baru bagi mereka tanpa mengurangi idealisme untuk mencapai kesempurnaan.

Film berlatar di kapal seperti “Titanic” merupakan produksi skala besar yang melibatkan banyak hal teknikal. Begitu pula serial ini yang menjadi 8 episode, memperlihatkan kapal uap besar berlayar di lautan lepas. CGI dan ambience yang dihadirkan pada setiap latar terasa nyata dan otentik.

Desain produksi secara keseluruhan juga sangat detail dan mengagumkan. Mulai dari tata rias, tata busana, hingga detail ornamen dan dekorasi interior kapal yang juga esensial untuk menjadi bagian dalam cerita.

Kembali Sajikan Materi Drama Psikologi Mind-Bending yang Lebih Massive

Baru season pertama saja, “1899” sudah memberikan banyak informasi dan materi fantasi yang menantang pemahaman penontonnya. Meski akan terasa sangat membingungkan dan bikin pusing, serial ini memiliki ending yang cukup mencerahkan. Kita bahkan tak perlu mencatat semuanya untuk paham. Namun, serial ini termasuk memiliki open ending, meski belum ada pengumuman pasti akankah serial ini lanjut ke season berikutnya. Setelah satu pertanyaan terjawab, kita akan memiliki pertanyaan baru, namun tidak begitu menggantung untuk bikin kita geretan dan menanti kelanjutannya.

Menarik bagaimana “1899” bermula dari premis yang sederhana dan menarik; tentang kapal uap yang terjebak di tengah lautan lepas. Kemudian kita akan dibawa pada perjalanan plot yang menarik perspektif kita akan sesuatu yang semakin luas secara bertahap. Buat yang suka menantang otak untuk berpikir dan menikmati cerita misteri penuh teka-teki, “1899” adalah serial binge-worthy di Netflix saat ini.

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Connect