Connect with us
Wonder Woman 1984 Review
Warner Bros

Film

Wonder Woman 1984 Review: Ketika Keberuntungan Menimbulkan Kesialan

Patty Jenkins kembali dengan Wonder Woman 1984 yang menarik meski belum mampu mengungguli pendahulunya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Wonder Woman merupakan salah satu film terbaik yang hadir dalam rangkaian DC Extended Universe. Film tersebut mampu memberikan kesan baik setelah ditonton, terutama bagi fans DC. Hal inilah yang kemudian mendorong hadirnya sekuel dengan judul Wonder Woman 1984.

Wonder Woman 1984 kembali disutradarai oleh Patty Jenkins. Film ini dibintangi oleh deretan aktor dan aktris, menempatkan Gal Gadot sebagai karakter titular beserta Kristen Wiig, Pedro Pascal, Chris Pine, Robin Wright, dan Connie Nielsen.

Wonder Woman 1984

Warner Bros.

Film yang berlatar pada tahun 1984 ini berkisah mengenai Diana yang saat ini telah menjadi antropolog senior. Ia bersama rekannya, Barbara Ann Minerva, berusaha meneliti batu bernama Dreamstone yang dipercaya dapat mengabulkan berbagai permintaan dari orang yang berhubungan dengannya. Batu tersebutlah yang kemudian membawa petaka bagi dunia setelah Maxwell Lord mengambilnya, meski di saat yang sama Steve Trevor muncul kembali ke dunia. Diana pun mulai berusaha untuk mencegah hancurnya dunia karena batu tersebut.

Secara kasat mata, premis yang dibawa oleh Wonder Woman 1984 ini tidak lebih kuat dibandingkan pendahulunya. Bila tiga tahun lalu kita diperlihatkan bagaimana Diana yang berasal dari Amazon melihat dunia dan berusaha beradaptasi terhadapnya, di sini penonton hanya disuguhkan tentang bagaimana rakusnya seseorang dengan segala ego dan harapannya.

Wonder Woman 1984

Warner Bros.

Walau begitu, premis tersebut tentu tetap memiliki daya tariknya sendiri. Salah satunya hadir melalui beragam karakternya dengan segala permintaan yang nampak manusiawi. Hal tersebut mampu dipertegas dengan baik melalui Maxwell Lord, sang karakter antagonis yang bisa dibilang unik dalam DC Extended Universe ini. Alih-alih hadir dengan segala superpower seperti villain lainnya, ia justru lebih mengandalkan greed sebagai senjata utama untuk memenuhi beragam ambisi duniawinya.

Namun sayang sekali, karakter Wonder Woman di sini memang nampak di-nerf dari berbagai aspek, menunjukkan fragile side dari dirinya sebagai manusia. Hal ini nampaknya juga berlaku bagi Barbara Ann Minerva, yang sebenarnya bisa tampil lebih baik bila script memfokuskan ia menjadi karakter yang benar-benar penting dengan development yang lebih banyak.

Wonder Woman 1984

Warner Bros

Meski begitu, jajaran cast dalam Wonder Woman 1984 ini tetap mampu tampil memukau. Apresiasi berlebih tentu ditujukan bagi Pedro Pascal yang mampu menghidupkan karakter Maxwell Lord yang terlihat sangat human bagi seorang supervillain.

Di samping itu, banyak sekali hal yang terlihat kurang dari sekuel Wonder Woman ini. Mulai dari fight scene yang kurang berkesan, adanya beberapa adegan yang sepertinya tidak perlu, hingga referensi pop culture pada tahun 80an yang sangat minim. Namun dapat diakui, scoring yang dibawakan oleh Hans Zimmer dalam Wonder Woman 1984 ini cukup mampu memberikan kesan baik dan kolosal di dalamnya.

Akhir kata, Wonder Woman 1984 bukanlah sekuel yang baik dengan segala kekurangannya sekaligus minim fokus pada sang karakter titular. Akan tetapi, pembawaan Maxwell Lord oleh Pedro Pascal di sini bakal bikin menontonnya jadi sedikit lebih menarik.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect