Connect with us
When The Camellia Blooms Review

TV

When The Camellia Blooms Review

Ini adalah salah satu di antara sederet drama Korea yang tayang di Netflix tahun ini.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Nampaknya Netflix memang tak mau memandang industri hiburan di Korea dengan sebelah mata. Bisa dilihat dari jumlah serial televisi maupun film asal Korea yang ditayangkan di Netflix tahun ini. Bahkan sebagian lagi merupakan konten eksklusif yang hanya ditayangkan Netflix baik melalui produksi secara in-house maupun membeli dari pihak ketiga. Tak mengherankan memang apalagi melihat pertumbuhan pesat industri hiburan di Korea beserta kualitas dan keberagaman genrenya. Beberapa mungkin klise tetapi ada pula yang memiliki kekuatan cerita luar biasa seperti Chief of Staff atau Designated Survivor: 60 Days.

Begitu pula dengan When The Camellia Blooms alias Dongbaekkkot Pil Mooryeob. Disutradarai oleh Cha Young Hoon, drama ini dibintangi oleh Gong Hyo Jin (Hit and Run Squad) dan Kang Ha Neul (Forgotten). Drama ini ditayangkan di KBS dan Netflix. Bisa dibilang ini adalah drama yang dinantikan publik karena ini adalah proyek pertama Ha Neul setelah menyelesaikan wajib militernya. Selain itu karena ada Hyo Jin di dalamnya si ratu drama yang sangat produkti dalam berakting dan dicintai publik.

Kisahnya adalah seputar Dong Baek (Hyo Jin) seorang perempuan yang memiliki anak di luar nikah. Ia tak memiliki pasangan dan membanting tulang seorang diri untuk membesarkan putranya, Pil Goo. Ia pindah ke Kota Ongsan dan membuka sebuah pub. Kota Ongsan dikenal sebagai sebuah daerah wisata kuliner terutama untuk masakan Kepiting Rendamnya. Pub tersebut diberi nama Camellia dan langsung laris manis. Ini karena kaum lelaki di Kota Ongsan tidak memiliki tempat tujuan untuk bersantai dan minum alkohol selain di Pub Camellia. Sebab mereka tak bisa bebas di restoran lain karena seluruh restoran di kawasan tersebut masih dimiliki oleh kerabat masing-masing.

Dong Baek mengelola pubnya dengan harga diri yang tinggi. Di sana tidak disediakan gadis-gadis untuk menuangkan minuman. Ia juga tak mau menemani atau pura-pura mengumbar senyum manis kepada pelanggan. Walau terlihat ragu ketika disudutkan, ia membela dirinya dengan tegas. Di kota tersebut ia diremehkan oleh penduduk setempat karena tidak memiliki suami. Namun Dong Baek tetap mampu hidup dengan baik tanpa peduli apa kata orang. Itulah yang membuatnya memesona di mata para lelaki. Ia tak bisa disentuh.

Kecerdasan, kecantikan, dan wibawa Dong Baek memikat seorang polisi muda bernama Hwang Yong Sik (Ha Neul). Sejak remaja ia selalu bertekad melawan kejahatan. Bahkan walaupun para kriminal itu menggunakan senjata, ia nekat melawan mereka dengan tangan kosong. Hal itu membuatnya sering masuk koran meski terus dimarahi sang ibu karena tidak berpikir panjang. Yong Sik merasa ia haruslah menikahi seorang perempuan dari kota yang berpendidikan. Tetapi setelah bertemu Dong Baek, ia tak peduli mengenai latar belakang perempuan itu.

Plotnya memang sederhana tetapi eksekusinya sangat baik. Tidak ada adegan yang dipaksakan, dibuat-buat lucunya, atau tidak natural. Kita akan melihat pemandangan umum seperti di kota kecil di mana tiap penduduknya saling kenal dan suka nyinyir. Begitu pula dandanan para ibu maupun bapak yang sedikit norak, suka menggerutu, atau berkata kasar. Khas sekali. Apalagi Hyo Jin yang mampu menampilkan ekspresi wajah perih tapi tegar. Ia tak hanya hebat dalam berakting di romcom tetapi juga sebagai ibu satu anak yang serius.

Ha Neul juga begitu menjiwai perannya sebagai polisi yang ringan tangan. Scene-scene yang memiliki Ha Neul di dalamnya cenderung lucu meski drama ini tergolong serius. Ini sangat berbeda dalam perannya di Forgotten ketika ia menjadi korban manipulasi sekelompok orang yang mengaku-aku sebagai keluarga. Film itu cukup intens dan membuat depresi karena kita selalu dibuat berdebar. Di sini Ha Neul terlihat ceria dan cenderung agak bodoh. Sang sutradara maupun penulis naskahnya sanggup mengilustrasikan karakter yang diperankan Ha Neul dengan baik tanpa terasa berlebihan.

Sebenarnya ini bukan drama yang dimaksudkan menguras air mata tetapi scene-scene awal ketika drama dimulai cukup membuat nyeri. Tone yang digunakan juga menarik, begitu pula settingnya. Salah satu perbedaan dari drama Korea dan sinetron Indonesia adalah gambaran kehidupan masyarakat menengah ke bawah yang jarang realistis. Setting Kota Ongsan akan menyuguhkan kita pemandangan yang berbeda. Tak ada gemerlap kehidupan kota besar seperti Seoul atau orang-orang yang berpenampilan glamour. Perabotan di Pub Camellia juga dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat norak selayaknya pub kota kecil.

Dua episode pertama belum memberikan gambaran mengenai konflik besar yang menjadi benang merah drama ini. Namun berdasarkan sinopsis dari KBS, Dong Baek sendiri tak hanya akan terlihat dengan Yong Sik tetapi dua lelaki lainnya. Ada beberapa scene yang memberikan clue bahwa Dong Baek menjadi incaran penjahat. Kita akan melihat adegan lebih mendebarkan pada episode-episode selanjutnya.

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Bangkok Breaking: Heaven and Hell

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Review

Film

The Shadow Strays The Shadow Strays

Film & Serial Netflix Rilisan Oktober 2024

Cultura Lists

House of the Dragon Season 2 House of the Dragon Season 2

House of the Dragon Season 2 Review: Filler Season yang Bikin Frustrasi

TV

The Boys Season 3 The Boys Season 3

The Boys Season 4 Review: Bukan Season Terkuat dari Serial Superhero Terbaik Saat Ini

TV

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect