Connect with us
the falls 2021
Creamfilm

Film

The Falls Review: Drama Orangtua-Anak Berlatar Pandemi COVID-19

Film tentang nasehat bahwa kesedihan tidak selamanya harus ditangisi, seseorang hanya perlu mengambil langkah kecil dan mencoba pulih.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“The Falls” (2021) merupakan film arahan Chung Mong-Hong yang sebelumnya sukses menyutradarai “A Sun” pada 2019 lalu. Beberapa tahun belakangan nama Chung Mong-Hong memang sedang menjadi perbincangan, Ia selalu berhasil menggabungkan alur cerita mainstream dengan pendekatan seni yang indah dan muatan sosiopolitik secara universal.

Dengan konsep yang tidak jauh beda, kehadiran “The Falls” berhasil membawa nama Taiwan di Academy Award ke-94 untuk kategori The Best Internasional Feature.

Karantina dan Metafora Hubungan Ketegangan Ibu-Anak

Pin-Wan (Alissa Chia) merupakan seorang ibu tunggal yang tidak memiliki hubungan baik dengan anaknya Xiao Jing (Gingle Wang) walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Suatu waktu, Xiao Jing harus menjalani karantina karena salah satu teman sekelasnya terkonfirmasi positif Covid-19. Bersamaan dengan pengasingan diri yang dilakukan oleh anaknya, Xiao Jing.

Atas permintaan perusahaan, Pin-Wen juga terpaksa harus tinggal di rumah dengan membawa banyak permasalahan, salah satunya adalah pemotongan upah kerja.

Kecanggungan hubungan Pin-Wan dan Xiao Jing saat awal karantina digambarkan ketika Xiao Jing mengunci diri di kamar untuk memutus komunikasi dengan ibunya. Hal tersebut pada akhirnya menuntun penonton menyelami keadaan psikologis ibu dan anak ini saat dihadapkan dengan masalah hidup yang begitu rumit dan seolah tidak ada harapan menemui jalan keluar. Mereka tenggelam dengan masalahnya masing-masing, dan hal-hal sulit mulai berdatangan.

Kasih Seorang Anak dan Masalah yang Tidak Bisa dihadapi Sendirian

Masalah pandemi ternyata tidak hanya memunculkan dampak buruk bagi hubungan Pin-Wan dan Xiao Jing. Kebersamaan selama karantina ternyata bisa merobohkan sekat antara keduanya, dengan masalah kesehatan Psikis yang dihadapi Pin-Wan, pada akhirnya menyadarkan Xiao jing bahwa ibunya butuh ditemani.

Kecanggungan yang selama ini diperlihatkan secara pelan terkikis dengan potret penerimaan yang diperlihatkan Xiao Jing. Kemalangan yang menimpa ibunya membuat Xiao Jing belajar lebih dewasa melebihi anak seusianya. Ia mulai bisa menerima keadaan dan menyadari bahwa selain dirinya ibunya tidak memiliki siapa-siapa lagi.

Menarik Berkat Transformasi Karakter-karakternya

Satu hal yang paling menarik dari “The Falls” adalah akting luar biasa dari Alissa Chia yang memerankan tokoh Pin-Wen dan Gingle Wang sebagai Xiao Jing. Mereka berhasil membawakan transformasi ibu dan anak yang dulunya saling membatasi diri, pada akhirnya harus menguatkan satu sama lain. Mereka mampu menciptakan chemistry yang meyakinkan dan terukur di depan layar.

Terlepas dari elemen-elemen suram dan menyedihkan, film ini setidaknya memasukkan aspek hiburan dan komentar-komentar sosial ekonomi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kisah cinta paruh baya Pin-Wen dan bosnya di Swalayan menjadi gerbang pembuka dialog antara ibu dan anak, cara Xiao Jing menggoda ibunya seolah menuntaskan perang dingin yang selama ini mereka pelihara.

Melalui karakter Pin-Wen film ini menampilkan keruntuhan ekonomi pada saat pandemi berlangsung, bagaimana sebuah perusahaan besar bisa bertahan dan masyarakat kelas bawah yang mencoba hidup dengan sisa-sisa kemampuan yang dimilikinya. Insiden penipuan perumahan dalam cerita ini juga memperkuat pendekatan kontekstual dengan keadaan saat ini.

“The Falls” akan memanjakan penontonnya dengan sajian visual yang indah, melalui keberadaan cahaya biru yang melapisi apartemen tempat tinggal Pin-Wan dan Xiao Jing, elemen ini bisa membawa kesan kegelisahan dan kemurungan.

Cahaya yang menutupi seluruh bangunan itu kemudian terbuka dan digantikan dengan sinar matahari yang lembut dan terang ketika mereka memutuskan untuk pindah rumah, yang menandai proses penerimaan keadaan dan ingin mengawali kehidupan yang lebih baik.

Pin-Wan mulai move on dan membuka diri kepada orang lain, dan Xiao Jing yang mulai bermain kembali dengan teman-temannya. Walaupun pada akhirnya kemalangan lain hadir sebagai penutup kisah “The Falls”.

Merangkum semua kesedihan yang dialami oleh Pin-Wan dan Xiao di sepanjang film, “The Falls” mungkin bisa sedikit memberi cerminan pada penonton, bahwa pada setiap takdir buruk yang menimpa, seseorang terkadang hanya perlu untuk melanjutkan langkah saja.

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di CGV Cinemas Indonesia dengan Teknologi Dolby Atmos

Auditorium ScreenX Terbesar Kedua di Dunia Hadir di Indonesia

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect