Connect with us
The Doll 3
Hitmaker Studios

Film

The Doll 3 Review: Versi Lokal Slasher Chucky

Seakan ingin mengimbangi seri Child’s Play yang melegenda, The Doll 3 tetap mampu jadi film slasher penuh hiburan walau tidak sempurna.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Film horor selalu mendapatkan perhatian tersendiri dari para penikmat film, tak terkecuali di Indonesia. Selain yang bermodalkan elemen-elemen urban legend lokal, berbagai sineas sesekali mencoba bereksperimen dengan meleburkan ragam elemen lainnya. Salah satunya yang dilakukan oleh Rocky Soraya melalui film terbarunya, ‘The Doll 3’.

‘The Doll 3’ merupakan film horor terbaru dari Hitmaker Studios yang disutradarai oleh Rocky Soraya. Dibintangi oleh Jessica Mila dan Winky Wiryawan, film ini berkisah tentang Tara yang hidup hanya berdua bersama adik laki-lakinya yang bernama Gian. Akan tetapi, Gian yang tiba-tiba bunuh diri justru mengancam hidup Tara dan orang-orang tersayangnya ketika sang adik merasuki boneka favorit anak-anak.

Layaknya berbagai film lain di seri ‘The Doll’, film terbaru Rocky Soraya ini juga membawa penonton dalam teror boneka mengerikan pencabut nyawa para karakter. Berbeda dengan film-film sebelumnya, seri ketiga secara blak-blakan menampilkan kisah ala ‘Child’s Play’ yang memberikan runtutan kengerian sepanjang durasinya.

Banyak sekali elemen dalam ‘Child’s Play’ yang diusung oleh Rocky Soraya dalam ‘The Doll 3’, terutama dari bagaimana narasinya digerakkan. Elemen yang paling kentara di dalamnya adalah bagaimana sang boneka pembunuh memilih sasarannya dan sematan komedi kelamnya, utamanya ketika film sudah hampir mencapai konklusinya.

Menjadi bagian dari seri ‘The Doll’, koneksi dari ‘The Doll 3’ tidaklah memusingkan yang membuat penonton awam akan mudah dalam beradaptasi pada kisah di dalamnya. Koneksi nyata pada film terbaru ini hanya ada pada kehadiran karakter Laras dan Reynard, yang kontribusinya semakin minim.

Seperti pada berbagai film slasher yang sudah beredar saat ini, ragam karakter dari ‘The Doll 3’ tampak tak memiliki ciri khas dan cenderung monoton. Sorotan utama dalam film terbaru Rocky Soraya ini tertuju pada sosok Gian yang menjelma sebagai Bobby, menjadi boneka serial killer yang menarik. Kehadirannya cukup untuk membuat versi lokal dari ‘Child’s Play’ ini menjadi sangat menghibur, terutama ketika sang boneka semakin membabi buta dan mengeluarkan sumpah serapah yang tak diduga-duga.

Di lain sisi, segi teknis dari ‘The Doll 3’ tidak diabaikan begitu saja. Penggunaan scoring yang mampu membangunkan momen menegangkan, sinematografi ala Rocky Soraya dengan pengambilan gambar upside-down memutar, serta set design bertemakan lingkungan elit membuat suasana urban elites dari film ini semakin terasa nyata.

Pada akhirnya, ‘The Doll 3’ tetap belum bisa menjadi film horror slasher lokal yang sempurna. Akan tetapi, diselipkannya berbagai elemen ala film bertema serupa membuat film ini menjadi hiburan menarik dan layak disebut sebagai versi lokal dari ‘Child’s Play’.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect