Taylor Swift telah berkali-kali memberi hint untuk konsep lagu barunya. Pada acara I Heart Radio Award yang diadakan Maret lalu, ia menggunakan gaun sequin warna unicorn serta heels dengan aksen kupu-kupu. Ia juga membuat caption instagram mengenai migrasi kupu-kupu. Postingan selanjutnya hingga hari rilis single “ME!” saling berkaitan satu sama lain. Gaun apa yang dikenakan di video klip, properti yang muncul, hingga pemeran pendukung—yaitu kucing-kucingnya—juga dimunculkan demi membangun rasa penasaran penggemar. Kali ini, bagaimana image seorang Taylor Swift bertransformasi?
View this post on Instagram
Mari kita menoleh ke belakang. Taylor Swift awalnya berada di genre country sebelum akhirnya bertolak ke jalur pop. Di kedua genre ini, ia meraih sukses. Kehadirannya di industri musik dunia menampilkan image-nya sebagai seorang gadis innocent yang tampil feminin. Apalagi dengan wajah yang cantik, penampilan yang stylish, siapa yang tak jatuh hati? Lagu-lagunya memecahkan rekor. Lalu penggemar mulai berspekuklasi: apakah Taytay sedang menyindir barisan mantannya? Akhirnya diketahui bahwa Taylor Swift menjadikan lagu-lagunya sebagai senjata.
Taytay sempat berkencan lalu putus dengan Harry Styles. Nampaknya masalah percintaan itu berpengaruh pada penjualan majalah-majalah yang menggunakan dirinya sebagai foto cover. Meski penjualan album “Red” di sepanjang 2012 menghasilkan jumlah yang mengagumkan, tidak demikian dengan majalah-majalah yang memajang fotonya. Penjualan seluruh majalah itu rendah, bahkan selebriti yang namanya tidak seterkenal Taytay memiliki angka penjualan lebih tinggi. Ia dianggap sebagai gadis yang kekanakan dan sangat haus belaian lelaki.
Keadaan lalu membaik. Taytay menawarkan gambaran seorang perempuan yang populer dan sempurna di hadapan publik. Ia punya squad berisi selebriti papan atas. Ia juga dikenal bersikap ramah terhadap sesama solois perempuan yang seharusnya menjadi rivalnya di industri. Taytay selalu memosisikan diri sebagai pihak yang dirugikan dan menjadi sasaran kebencian sesama selebriti yang iri akan kesuksesannya. Mantan-mantan pacarnya juga selebriti pria populer. Uniknya, setiap ia berkencan, paparazi selalu mendapatkan fotonya.
Namun kenyataannya semua ini bisa jadi hanya media play semata. Media menduga kisah cintanya yang seperti roller coaster bahkan sedikit berlebihan dengan Tom Hiddleston hanya settingan. Beberapa selebriti yang sempat berteman baik dengan Taytay sepertinya juga membalik punggung ketika menyadari ada yang salah dengan teman mereka. Lorde dan Ellie Goulding diketahui hang out dengan Katy Perry adalah salah satu contohnya. Katy Perry sendiri berselisih dengan Taytay mengenai penari latar.
Seluruh image Taytay hancur ketika ia berseteru kembali dengan rival abadinya, Kanye West, diikuti dengan sang istri yaitu Kim Kardashian. Fans terkejut karena sikap polos Taylor Swift hanya sebuah image yang ia tampilkan di depan publik. Ia ternyata tahu mengenai pembuatan lagu kontroversial Kanye West yang bertakuk “Famous”. Mereka bahkan membicarakannya di telpon. Meski memang Kanye dan Kim sedikit licik karena tidak memberi tahu secara lengkap lirik lagu “Famous”, namun publik kadung kesal dengan Taytay yang sering playing victim.
View this post on Instagram
Di hari Kim merilis video snapchat mengenai percakapan telepon Kanye dan Taytay, akun Instagram Taylor Swift diserbu netizen yang membully-nya dengan memberi emoticon ular. Mungkin itu juga yang membuat Taytay sampai sekarang enggan membuka kolom komentarnya. Pembelaan yang dilakukan Taytay bahwa ia tidak diberitahu secara lengkap lirik lagu kontroversial tersebut tidak diindahkan oleh netizen. Namun Taytay tidak mau kalah dengan para haters, media, maupun klan Kardashian. Ia memilih menggunakan olokan publik sebagai senjata.
Ia lalu meluncurkan album “Reputation” dengan logo ikonik berupa ular. Lirik lagunya pun secara eksplisit menegaskan bahwa Taytay yang lama sudah mati dan kini ia bertranformasi menjadi lebih dark. Taytay tidak lagi memiliki image angel. Aktingnya dalam video klip “Look What You Made Me Do” juga menampilkan ia yang sedikit gila, seperti tudingan publik. Bersamaan dengan peluncuran albumnya, ia merilis merchandise dengan tema yang dark dan menampikan si ular yang ikonik. Nampaknya Taytay memang tidak mau peduli dengan pandangan publik. Ia senang menertawakan balik para haters dengan justru menggunakan kebencian yang disasarkan padanya sebagai strategi marketing.
Begitu pula pada single terbarunya yaitu “ME!”. Taytay merilis serangkaian merchandise seperti kaus lengan panjang warna aqua dengan logo lagu “ME!” atau kaus lengan panjang warna peach bertuliskan “Awesome”. Ia juga menggandeng Brendon Urie untuk berkolaborasi. Keputusan ini sangat tepat karena Brendon yang energik, ceria, dan memiliki style lagu-lagu unik berpadu sangat cocok dengan konsep single Taytay kali ini. Lagunya tetap lagu yang sangat khas si bintang pop. Sekali dengar, kita akan tahu bahwa yang menyanyikan lagu semacam ini pastilah Taytay. Namun kita harus memberi applause terhadap strategi marketingnya.
Video klip “ME!” kembali memunculkan sosok ular yang sudah melekat pada diri Taytay. Namun ular itu berubah menjadi kupu-kupu cantik dengan warna yang sangat girly. Video klipnya sendiri menampilkan Taytay yang berbeda 180 derajat dibanding ia dalam album “Reputation”. Namun lirik lagunya masih memiliki kemiripan seperti bagaimana ia menyadari orang menganggap dirinya sedikit gila. Entah apakah publik masih akan senang dengan strategi Taytay kali ini. Mengingat meski sebelumnya media menjulukinya cerdas karena melakukan rebranding dengan baik, kali ini bisa saja publik sepenuhnya berbalik. Sebab, Taytay seperti menyimpan dendam karena terus mengungkit perseteruannya dengan Kanye dan Kim, juga bagaimana publik mengolok-olok kepribadiannya yang dianggap gila.