Quantcast
Suzume Review: Teknis Segar Meski Formulaic - Cultura
Connect with us
Suzume

Film

Suzume Review: Teknis Segar Meski Formulaic

Tetap mampu manjakan indera meski plot jadi formulaic.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, satu di antaranya kerap memiliki purpose untuk menegaskan eksistensinya. Akan tetapi, tak jarang pula muncul orang-orang khusus yang terseret dalam kepentingan besar dan didewasakan seiring prosesnya. Singkatnya, itulah fokus dalam film ‘Suzume’ yang sedang mengudara di bioskop.

‘Suzume’ merupakan film anime dengan genre drama fantasi yang diproduksi CoMix Wave Films dan disutradarai oleh Makoto Shinkai. Menjadi judul terbarunya setelah ‘Your Name’ dan ‘Weathering with You’, film ini berpusat pada kisah remaja perempuan di pedalaman Kyushu bernama Suzume kala bertemu Souta, pria muda pengelana yang mencari satu pintu di reruntuhan tertentu. Akan tetapi, hidup normal Suzume berubah 180 derajat ketika ia membantu Souta menutup satu pintu pembawa malapetaka bersama Souta dan harus berjibaku bersama sang pengembara untuk menutup pintu-pintu lainnya yang tersebar seantero Jepang.

Suzume

Narasi dalam ‘Suzume’ ini berkutat pada journey dari Suzume yang tak pernah ia duga sebelumnya. Dengan angan-angan akan ibunya yang telah lama tiada, ia terseret pada konflik seputar juru kunci yang berusaha untuk mencegah bencana besar di dunia.

Konflik ini pula yang membawa Suzume dalam kisah baru dengan nuansa supernatural seperti beberapa film arahan Makoto Shinkai sebelumnya. Dengan alur maju dan terselip segelintir flashback sebagai bentuk eksposisi, pembawaan kisahnya tetap menggugah meski memang sudah terasa sangat formulaic.

‘Suzume’ bisa dibilang sebagai film yang membawa formula dari coming-of-age drama. Petualangan yang disajikan pada film fantasi tersebut seakan menjadi representasi dari pencarian jati diri sang karakter titular. Journey yang membawanya pada deretan karakter unik, membuat dirinya harus meng-embrace takdir yang diembankan padanya. Inilah yang membuat deretan karakter dalam fantasy drama tersebut terlihat sangat wholesome walau memang pengembangan karakternya masih terlihat setengah hati.

Hal yang membuat ‘Suzume’ ini tetap superior adalah kemasan teknis dalam representasinya. Visual menjadi elemen terbaik dengan nuansa penuh intrik dan magis. Leburan efek 2D dan 3D-nya terlihat sangat mulus, membuat setiap scene-nya tampak sangat alami. Tak hanya itu, hadirnya scoring dengan tema calm yang didukung dengan soundtrack dari RADWIMPS dan Toaka semakin mendukung representasi magis yang ingin diusung pada film fantasy drama ini.

Akhir kata, ‘Suzume’ adalah film fantasi yang terasa formulaic dari seorang Makoto Shinkai. Meski begitu, tampaknya menikmati film ini seiring durasinya tetap mampu memberikan keasikan dari segi teknisnya.

Babygirl Babygirl

Babygirl Review: Drama Erotis Tentang Kekuasaan dan Hasrat

Film

den of thieves 2: pantera den of thieves 2: pantera

Den of Thieves 2: Pantera Review

Film

Mufasa: The Lion King Review Mufasa: The Lion King Review

Mufasa: The Lion King Review – Asal-Usul Mufasa dalam Visual Spektakuler yang Kurang Menggigit

Film

Nosferatu 2024 Nosferatu 2024

Nosferatu Review: Kisah Klasik Vampir yang Dibalut Visual Gotik Modern

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect