Cinta merupakan satu hal paling rancu dalam hidup manusia. Cinta diibaratkan sebagai pedang bermata dua yang memberikan kebahagiaan dan kesengsaraan pada berbagai insan yang terlibat. Sekilas, itu yang ingin diangkat dalam film ‘Romantik Problematik’ yang tayang eksklusif di Bioskop Online.
‘Romantik Problematik’ adalah film drama romansa yang sekaligus menjadi feature film ketiga arahan BW Purbanegara setelah ‘Ziarah’ dan ‘DoReMi & You’. Dibintangi oleh Bisma Karisma dan Lania Fira, film ini berkisah tentang Alisha dan Ricky, dua insan dengan bermacam-macam masalah dalam hidup mereka. Di tengah prahara dalam kehidupan Alisha yang tiba-tiba menuntut menikah, Ricky berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut dengan cara uniknya.
Dalam narasinya, penonton akan dibawa dengan berbagai konflik dalam hidup Alisha dan Ricky. Kisah yang dibawa dalam ‘Romantik Problematik’ ini tampak dibangun se-grounded mungkin demi membuat ceritanya mudah melebur dalam benak penonton. Tak hanya itu, penggunaan dialog yang baku dengan diksi puitis dan selipan semi-roadtrip pada paruh keduanya membuat film ketiga arahan BW Purbanegara memiliki appeal lebih dan menjadikannya tampak unik dibanding romansa lokal pada umumnya.
Elemen menarik dalam ‘Romantik Problematik’ ini adalah bagaimana Alisha dan Ricky diperkenalkan seiring film berjalan. BW Purbanegara secara perlahan memperlihatkan bagaimana dua insan ini menghadapi society yang tak selamanya mulus sesuai keinginan. Berbagai point of view dari dua karakter tersebut juga sekaligus berperan sebagai sarana penonton untuk berkaca lebih dalam dalam menyikapi hal-hal yang terjadi, baik sekarang maupun suatu saat nanti.
Berbeda dengan dua karya populer BW Purbanegara sebelumnya, ‘Romantik Problematik’ terbilang memiliki cast yang tidak ramai. Dalam film drama romansa ini, sang sutradara hanya ingin berfokus pada Bisma Karisma dan Lania Fira sebagai dua insan problematik dengan karakteristik yang saling bertolak belakang. Karakterisasi Ricky oleh Bisma Karisma yang cenderung strict dan Alisha dari Lania Fira yang condong free-spirited berhasil dibawakan dengan baik, membuat film dengan gaya nyentrik lawas ini menghibur.
Akan tetapi, aspek teknis yang ditampilkan dalam ‘Romantik Problematik’ dari BW Purbanegara ini tampak tidak ada yang terlalu spesial, membuatnya tampil layaknya FTV di stasiun televisi. Setidaknya, penyelipan scoring yang cenderung slow berhasil membuat elemen dramatis dalam film romantis nyeleneh ini lebih menyentuh. Selain itu, pemilihan Yogyakarta sebagai latar utama penceritaan juga dimanfaatkan dengan baik demi meningkatkan nuansa sendu tenang dari film ini.
Akhir kata, ‘Romantik Problematik’ hadir untuk memberikan kesegaran dalam film drama romansa Indonesia melalui kisahnya yang pelik dan representasi yang nyentrik. Meski telah disokong oleh Bisma Karisma dan Lania Fira yang tampil sangat menawan, film BW Purbanegara ini miliki teknis yang kurang appealing.