Connect with us
Representasi Toxic Parenting dalam Thor Series

Entertainment

Representasi Toxic Parenting dalam Thor Series

Bagaimana Odin sebenarnya sumber dari permasalahan di film “Thor”.

Toxic Parenting merupakan perilaku orangtua yang tidak memperlakukan anak mereka dengan baik dan menyebabkan anak merasa bersalah, ketakutan, dan merasa harus berperilaku sangat patuh pada orangtuanya. Ciri-ciri yang paling terlihat dari toxic parenting adalah memperlakukan anak dengan membeda-bedakan antara anak satu dengan anak yang lain dan menumpahkan segala kesalahan kepada anaknya.

Toxic parenting akan memberikan dampak kepada mental anak di kemudian hari. Dampak tersebut mungkin akan membuat anak penurut berusaha keras  untuk selalu membahagiakan orangtuanya dengan mengorbankan segala hal yang dimilikinya sedangkan bagi anak yang pemberontak tentu saja akan membangkang dari segala perintah orangtua. Keduanya memberikan hal yang buruk secara perlahan.

Toxic parenting biasanya digunakan oleh pembuat cerita untuk menjadi latar belakang karakter musuh dalam cerita. Seperti Norman Bates dalam film “Psycho” (1960) yang menjadi psikopat karena perlakuan ibunya di masa kecil. Margaret White dalam film “Carrie” (1974) seorang ibu yang selalu menekan Carrie hingga Carrie akhinya menjadi tidak bisa terkontrol.

Comic Book Movie atau disebut juga film yang ceritanya adaptasi dari komik biasa menggunakan ide toxic parenting untuk memunculkan sisi jahat dari para musuh. Salah satunya adalah trilogy “Thor” di Marvel Cinematic Universe. Segala permasalahan yang muncul di series tersebut tak jauh dari dampak toxic parenting.

Cr. screenrant.com

Loki sebagai musuh utama dan sebagai anak tiri

Musuh utama dalam trilogy “Thor” adalah Loki. Dari seri pertama “Thor” (2011) sudah diperlihatkan bagaimana Loki sebagai musuh sebenarnya tidak jauh-jauh dari dampak toxic parenting. Sedari awal Odin selalu membedakan antara Loki dan Thor yang mengakibatkan adanya kecemburuan dalam Loki.

Loki sebenarnya merupakan anak yang diadopsi Odin setelah invasi dia di Jotunheim. Diadopsinya Loki sudah memberikan pertanyaan besar kepada Odin. Meskipun terlihat jelas alasan Odin untuk mengadopsi Loki agar ia bisa menjadi raja di Jotunheim yang memang salah satu daerah terberat untuk dilawan oleh Odin. Menyadari dia hanya pion dari ayahnya, tentu Loki mulai memberontak dan mulai berusaha berbagai cara untuk menjatuhkan Odin dan Thor.

Loki hanya ingin didengar dan diperhatikan baik oleh Odin maupun Thor. Tapi karena perlakuan Odin, Loki susah untuk membicarakan keinginannya. Sehingga Loki memilih jalan untuk memberontak. Bagi Loki, Thor sudah memiliki segalanya dan yang dibutuhkan Loki hanyalah tahta kerajaan Asgard.

Thor, si anak emas yang menjadi sumber kekesalan Loki

Berbeda dengan Loki, Thor merupakan anak emas di mata Odin. Odin selalu memberikan sesuatu hal kepada Thor, entah itu palu Mjolnir bahkan tahta kerajaan sekalipun. Mungkin ini bisa dimaklumi mengingat Thor adalah anak kandung dari Odin tetapi akan menjadi masalah ketika Loki yang selalu berusaha keras tapi tidak sekalipun mendapatkan perhatian dari Odin.

Dan sekali lagi masalah komunikasi, karena saling susah untuk mengungkapkan perasaan satu sama lain, Thor dan Loki pada akhirnya hanya bisa berkelahi. Semua ini karena sedari awal Odin selalu membuat kompetisi diantara Thor dan Loki.

Hela Odin

Hela, kakak pertama yang dikorbankan oleh Odin

Baik Thor, Loki maupun kita sebagai penonton tidak pernah menyadari bahwa ternyata Thor memiliki seorang kakak yang bernama Hela. Sosok Hela baru ditunjukkan di seri ketiga berjudul “Thor Ragnarok” (2017). Hela sendiri merupakan korban dari toxic parenting yang dilakukan oleh Odin.

Sedari kecil, Hela sudah dilatih sebagai senjata perang bagi Odin sampai akhirnya Hela bersama Odin menguasai Nine Realm. Ketika Odin menyadari bahwa Hela terlalu kuat dan takut tidak bisa dikontrol, Odin akhirnya memenjarakan Hela dan menghapus semua jejak Hela di keluarga Odinson.

Odin, sang ayah dan sumber dari segala masalah di Odinson

Odin sebagai seorang ayah mungkin bisa menjadi contoh bagaimana beliau terlihat baik di luar tapi sesungguhnya Odin adalah sosok ayah yang tidak baik. Odin memang terkenal sebagai jenderal yang tangguh tapi sayangnya tidak tangguh dalam menjaga keharmonisan keluarganya.

Permasalahan film “Thor” (2017) adalah Odin yang selalu memilih Thor dalam situasi apapun, termasuk dalam penerus tahta. Loki sebagai anak bungsu merasa tidak pernah dipercaya sama sekali oleh Odin sampai akhirnya fakta tentang dia anak tiri terungkap.

Odin yang selalu berusaha terlihat kuat dan menjaga kewibawaannya sebagai raja membuat Odin lupa dirinya sebagai seorang ayah. Odin lebih memilih Thor daripada Loki karena Thor dianggap mirip dengan dirinya walopun Loki sudah terlihat paling serius dalam mempelajari tentang kepemimpinan.

Disney Marvel memang selalu membawa figur ayah di dalam film-filmnya. Hampir semua film-film dari Disney Marvel memiliki permasalahan dengan ayah. Seakan memberi asumsi bahwa keluarga yang kuat datang dari seorang ayah yang kuat. Kuat di sini adalah harmonis dan memberikan kedamaian dalam keluarga.

Disney yang selalu membuat film keluarga memang terkadang menampilkan sosok orangtua yang toxic baik itu film-film superhero Marvel maupun yang non superhero. Hal ini memang bertujuan agar ketika orang tua menemani anaknya menonton, tidak hanya mengedukasi anaknya tapi juga orang tua itu sendiri.

Perihal toxic parenting memang bukan masalah remeh. Loki adalah salah satu contohnya. Di dunia nyatapun sudah banyak kasus-kasus permasalahan tentang toxic parenting.

Akhir kata series “Thor” memang memberikan kita suatu pandangan terhadap sosok bapak. Bagaimana menjadi bapak yang baik dan bagaimana sosok bapak yang tidak baik itu diperlihatkan. Mungkin itulah kenapa film-film Disney Marvel dianggap film yang ramah dengan keluarga. Karena meski memperlihatkan kekerasan tapi pada akhirnya semua kembali pada keluarga.

Get Away Review: Komedi Horor Menawarkan Sensasi Menyenangkan

Film

28 Years Later 28 Years Later

’28 Years Later’ Membawa Pendekatan yang Berbeda

Entertainment

Nightcrawler Nightcrawler

10 Film dengan Karakter Antihero Terikonik

Cultura Lists

Memahami Perbedaan Villain, Anti-hero & Anti-villain

Entertainment

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect