22 Desember lazim dirayakan sebagai Hari Ibu. Momen ini lazimnya dipakai untuk mengapresiasi jasa ibu yang telah merawat keluarganya, serta sosok perempuan di luar sana yang berjasa di berbagai lini.
Sejarah Hari Ibu sendiri bermula dari perhelatan Kongres Perempuan Indonesia yang dihelat pada 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta. kongres yang dihadiri 30 organisasi perempuan itu menjadi momentum terbentuknya Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang kelak berkontribusi dalam menangani berbagai macam isu di Indonesia saat itu.
Kongres pun kembali dilakukan untuk kedua dan ketiga kalinya. Pada kongres ketiga yang dihelat 1938, para peserta kongres sepakat untuk menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Pada tahun 1959, tanggal tersebut lantas diresmikan presiden Soekarno lewat Dekrit Presiden No. 315 Tahun 1959.
Banyak yang menyangka kalau Hari Ibu sama dengan Mother’s Day. Padahal Hari Ibu punya makna yang lebih dalam ketimbang Mother’s Day yang hanya berisi momen memberi kado dan ucapan sayang kepada ibu.
Merayakan Hari Ibu bisa dengan cara apa saja, termasuk menonton film. Berikut beberapa film yang cocok menemani momen perayaan Hari Ibu.
Kim Ji-Young, Born 1982 (2019)
Film adaptasi novel ini akan mengajak penonton lebih menghargai sosok ibu rumah tangga lewat karakter utamanya, Kim Ji-Young. Kim merupakan representasi ibu rumah tangga yang kelelahan akibat deretan pekerjaannya yang seperti tiada henti, suami yang sulit menghargai, serta tuntutan mertua yang menginginkannya terus tampil sempurna.
Kendati begitu, Kim berhasil mendidik anaknya dengan cara berbeda dari pola asuh orang Korea umumnya yang cenderung mengistimewakan anak laki-laki.
Related: Kim Ji-Young, Born 1982 Review
Postcard from the Edge (1990)
“Postcard from the Edge” (1990) merupakan Meryl Streep dan Shirley MacLaine yang menampilkan kesabaran seorang ibu dalam menangani putrinya yang seorang artis sekaligus pecandu kokain. Hubungan keduanya lantas dirajut dengan pendekatan drama dan komedi yang mudah dicerna. Di beberapa adegan, penonton akan dimanjakan oleh suara Meryl Streep yang menyanyikan satu-dua soundtrack film ini.
Soul Food (1997)
Masih butuh film lain yang tak kalah ringan? “Soul Food” (1997) bisa jadi pilihan. Diisi oleh ensemble cast kulit hitam, “Soul Food” akan menampilkan bagaimana sosok ibu berdarah Afro-Amerika yang mendidik anaknya dengan cara menarik, yaitu dengan memberikan pelajaran jam makan malam di hari Minggu. “Soul Food” punya alur yang mudah diikuti, visual makanan yang memikat, serta deretan soundtrack yang kental nuansa R&B dan hip-hop.
Beloved (1998)
Diadaptasi dari novel berjudul sama, film ini akan menampilkan perjuangan seorang ibu yang juga mantan korban perbudakan. Sosok ibu yang diperankan Oprah Winfrey itu terpaksa membunuh putri yang masih bayi agar putrinya tidak mengalami perbudakan. Putrinya yang terbunuh itu lantas bereinkarnasi menjadi sosok Beloved (Thandiwe Newton). Sentuhan horor dan drama pada “Beloved” cukup padu sehingga membuat film ini menyeramkan sekaligus menyentuh.
The Babadook (2014)
Seperti film sebelumnya, film satu ini juga punya sentuhan horor di dalamnya. Pada film ini, penonton akan melihat perjuangan Amelia (Essie Davies) dalam melindungi anak tunggalnya dari serangan berbagai makhluk gaib.
Walau minim jumpscare, “The Babadook” tetap memberikan kesan seram lewat creepy sound yang muncul dari tokoh utamanya. Meskin horor, “The Babadook” menyimpan sisi sentimental lewat sosok Amelia yang sebetulnya rapuh namun mesti tangguh demi melindungi anaknya.
Mother (2009)
Boleh dibilang kalau ini masterpiece Bong Joon-ho lainnya selain “Parasite” (2019). Premis utama film ini tentang perjuangan seorang ibu dalam membebaskan anaknya dari penjara akibat tuduhan palsu. Perjuangan itu bermula dari penangkapan terhadap anaknya yang mengalami gangguan mental. Sang anak dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap seorang siswa.
Sang ibu tak meyakini kalau anaknya tidak melakukan hal tersebut kendati polisi memperlihatkan sejumlah bukti. Sempat berupaya dengan menyewa pengacara termahal di Korea, sang ibu yang diperankan Hye-ja Kim pun memutuskan untuk membebaskan sang anak dengan caranya sendiri.
Related: Film-film Terbaik Bong Joon-ho
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017)
Dibintangi Frances McDormand, “Three Billboards Outside Ebbing, Missouri” berkisah tentang seorang ibu yang marah kepada kepolisian atas kasus pemerkosaan putrinya. Kemarahan sang ibu muncul akibat lambatnya aparat dalam menyelesaikan kasus putrinya itu. Guna melepaskan amarahnya, ia pun mencoret tiga billboard yang ada di kota Missouri dengan tulisan “Raped While Dying”, ” How Come, Chief Willoughby”, serta “And Still No Arrests?”.
Selain menggambarkan perjuangan seorang ibu dalam menghadapi ketidakadilan pada anaknya, film ini juga merefleksikan ketidakseriusan aparat dalam menangani kasus pemerkosaan.
Mr. Mom (1983)
Setelah sang suami dipecat, Caroline (Teri Garr) yang notabene ibu rumah tangga memutuskan untuk menjadi ibu bekerja. Sedangkan suaminya yang bernama Jack (Michael Keaton) berperan sebagai ayah rumah tangga.
Caroline berhasil melakoni peran barunya dengan baik, begitu pun dengan sang suami yang walau hasil kerjanya tak sebagus Caroline saat ia masih jadi ibu rumah tangga. Keberhasilan Caroline itu bisa penonton simak lewat film “Mr.Mom” yang ringan dan kaya sentuhan komedi.
The Second Mother (2015)
Kalau yang satu ini merupakan film asal Brazil yang berhasil mendapat apresiasi positif di ajang Sundance 2015. Filmnya sendiri bercerita tentang pembantu rumah tangga bernama Val (Regina Case). Ia bekerja untuk sepasang suami istri yang kaya dan punya putra bernama Fabinho (Michel Joelsas). Hubungan Val dengan Fabinho tergolong amat dekat layaknya ibu dan anak. Kedekatan tersebut justru menjadi awal keretakan hubungan Val dengan anak kandungnya sendiri.
Dinamika hubungan Val dengan anak kandung dan anak majikannya tersaji dengan drama-drama yang nyaman dinikmati. Penonton pun bisa lebih menghargai jasa pembantu rumah tangga selama menonton film ini.
Erin Brockovich (2000)
Erin Brockovich merupakan sosok aktivis lingkungan yang berhasil memenangkan gugatan atas kasus pencemaran air minum yang dilakukan Pacific Gas and Electric Company (PG&E). Kisahnya dalam memenangkan gugatan tersebut lantas diangkat ke dalam film biopik yang diambil dari namanya. Pada film itu, penonton akan menyaksikan bagaimana perjuangan Erin menangani kasus yang dilakukan PG&E sambil mengasuh ketiga anaknya.