Connect with us
‘Penyalin Cahaya’ merupakan film panjang perdana dari sutradara Wregas Bhanuteja
Netflix

Film

Penyalin Cahaya Review: Seni Tentang Membuka Suara

Wregas Bhanuteja melalui film ini memberikan seni penuh arti mengenai membuka suara bagi para penyintas.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada berbagai kasus, korban harusnya adalah satu pihak yang diharapkan memberikan suara paling lantang kala diminta bersaksi. Akan tetapi, kenyataannya justru korban seringkali jadi pihak yang mau tak mau harus dibungkam suaranya demi menyelamatkan banyak pihak. Hal itulah yang sepertinya ingin dijadikan satir oleh Wregas Bhanuteja dalam ‘Penyalin Cahaya’.

‘Penyalin Cahaya’ merupakan film panjang perdana dari sutradara Wregas Bhanuteja, yang sebelumnya terkenal melalui deretan film pendeknya, seperti ‘Lemantun’, ‘Prenjak’, dan ‘Tak Ada yang Gila di Kota Ini’.

Menempatkan Shenina Syawalita Cinnamon sebagai pemeran utamanya, film ini berkisah tentang Sur, salah satu anggota baru dalam klub teater Mata Hari. Suatu hari, dirinya terjebak dalam satu kasus yang membuat beasiswa kuliahnya dicabut dan berusaha untuk mengungkap kebenarannya bersama Amin, sahabat kecilnya yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampusnya.

Penyalin Cahaya

Dalam film yang ber-genre suspense drama ini, penonton akan dibawa melihat Sur dalam dinamika kehidupannya. Dalam durasi yang tergolong singkat, mudah sekali untuk memahami apa yang harus dihadapi Sur sebelum nantinya penonton dibawa menjelajahi peliknya misteri dari misfortune yang menimpanya sepanjang film.

Sepanjang kurang lebih dua jam, ‘Penyalin Cahaya’ dibuat kesulitan untuk bernapas dalam menyingkap misteri yang meliputi Sur, membawa sang perempuan remaja ini dalam titik terbawahnya. Melalui pembangunan plot-nya yang digarap dengan rapi, berbagai penyingkapannya terasa alami tanpa terasa ada cerita yang dipaksakan untuk ada.

Sejatinya, Wregas Bhanuteja ingin menyindir mengenai korban yang seringkali tak punya suara dalam berbagai kasus. Selain itu, ‘Penyalin Cahaya’ juga menjadi semacam reminder terkait mencekamnya media sosial dan opresi dari para pemangku kuasa yang kerap disalah gunakan dan tajam pada kelas sosial rendah. Semua itu dikemas dengan baik sekaligus membuat filmnya menjadi lebih berbobot dan relatable.

Penyalin Cahaya

‘Penyalin Cahaya’ menghadirkan berbagai aktor-aktris lintas generasi di industri film Indonesia. Tentu saja, Shenina Syawalita Cinnamon adalah jiwa dari film suspense drama ini yang mampu membawakan Sur dengan tekad kuatnya mencari keadilan. Selain itu, berbagai pemeran lain seperti Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, dan Giulio Parengkuan juga sukses menjadi support yang baik dan membuat film jadi lebih suspenseful hingga akhir.

Di balik narasi dan karakterisasi menariknya, ‘Penyalin Cahaya’ tidak serta-merta melupakan aspek teknis yang diusung di dalamnya. Permainan sinematografi yang cenderung penuh close-up dan tetap steady, penggunaan color pallete yang cenderung hangat dan banyak bertemakan hijau yang menyegarkan, hingga set design yang sangat urban membuat film panjang perdana Wregas Bhanuteja ini cukup memanjakan mata.

Namun, lain halnya dengan scoring yang tak terlalu menonjol, karena sepertinya film tidak banyak mengandalkan penggunaan ambience sound untuk membangun berbagai adegan terkait.

Akhir kata, ‘Penyalin Cahaya’ merupakan suspense drama yang dapat menjadi cerminan untuk berani membuka suara dan tetap berhati-hati di era digital ini. Cerita yang dibawa di dalamnya juga tak boleh dilewatkan begitu saja, terutama bagi penonton yang mencari tontonan eksklusif di Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect