Connect with us
Panduan Mempersiapkan Perpisahan
Relate Films

Film

Panduan Mempersiapkan Perpisahan Review: Asmara Tak Terkalibrasi

Tampilkan lika-liku asmara yang tak akan sejalan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

 

Bagi beberapa orang, asmara selalu melibatkan hadirnya perhatian serta pengakuan. Namun, tak selamanya dua hal itu bisa dipenuhi yang justru menimbulkan runtuhnya romansa antar dua insan. Sekilas, itulah sajian utama dalam ‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ yang hadir secara eksklusif di Bioskop Online.

‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ merupakan film drama produksi Relate Films yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan diadaptasi dari buku ‘Eminus Dolere’ karya Arman Dhani.

Menjadi debut feature film dari Daffa Wardhana dan didampingi oleh Lutesha sebagai pemeran utamanya, film ini berkisah tentang Bara yang dunianya menjadi berwarna kala bertemu Demi. Akan tetapi, perbedaan tentang bagaimana mereka memandang cinta perlahan menggiring keduanya pada jalan perpisahan.

Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Secara narasi, film yang ditulis oleh sang sutradara bersama Nara Nugroho ini tampil dengan simpel. Dibagi dalam tiga bab, ‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ berhasil tampilkan bagaimana cerita menjadi progressive seiring waktu. Dari bagaimana Bara dan Demi dipertemukan hingga keduanya harus berpisah di jalannya masing-masing, semuanya dikemas dengan mulus dalam durasi 66 menit.

Meski disajikan dengan alur maju-mundur, penggunaan scene bersifat colored dan black-and-white sebagai penanda alur membuatnya mudah untuk dipahami.

Panduan Mempersiapkan Perpisahan

‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ tampak ingin memfokuskan dirinya pada dua pandangan mengenai asmara itu sendiri. Tentang asmara yang memberikan bahagia dan kejelasan, namun di satu sisi seakan membuat satu pihak bisa jadi terikat dan tidak bebas untuk menjelajah lebih jauh. Pesan-pesan tersebut digambarkan dengan baik seiring pemutarannya, terutama kala Bara dan Demi bersua dalam momen bahagia hingga yang emosional sekalipun.

Namun tak dapat dipungkiri, latar belakang dari deretan tindakan Bara dan Demi ini tak benar-benar terasa terjelaskan. Mengenai alasan dari Bara yang terpaku dengan menulis, Demi yang tampak senang berkeliaran bebas, semuanya hanya dikisahkan dalam dialog panjang seiring ‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’. Walau terdapat satu sequence yang memberikan jawaban akan hal itu, sajiannya terlihat masih kurang utuh yang memberikan pengaruh pada bangunan karakter Bara dan Demi.

‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ ini sepenuhnya terpaku pada Bara dan Demi, memberikan screen time yang didominasi oleh Daffa Wardhana dan Lutesha. Keduanya terlihat berhasil dengan akting mereka membawakan Bara dan Demi lengkap dengan chemistry yang menggugah, terlepas dari kolaborasi pertama dua pemeran muda ini.

Adriyanto Dewo dalam ‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ tampak bervisi menjadikannya sebagai film ringan yang poetic. Hal ini terlihat dari segi teknisnya yang digarap tak kalah menawan dari narasinya. Sajian teknisnya meliputi sinematografi yang cenderung steady dengan beberapa wide shot, scoring yang bernuansa sendu, hingga color tone yang terlihat cool. Tiga hal tersebut sudah cukup untuk membuat penonton terpikat kala menikmatinya.

Pada akhirnya, ‘Panduan Mempersiapkan Perpisahan’ adalah cara puitis untuk mengenalkan tubrukan antara dua pandangan mengenai asmara. Dengan durasinya yang cenderung singkat, muatan kisahnya yang padat terkait asmara tak terkalibrasi ini membuatnya terasa utuh dan minim celah.

Rosemary's Baby (1968) Rosemary's Baby (1968)

7 Film Horor Klasik Terbaik dan Terikonik

Cultura Lists

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Bangkok Breaking: Heaven and Hell

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Review

Film

Speak No Evil Speak No Evil

Speak No Evil Review

Film

Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga

Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect