Kembalinya Wen Muye sebagai seorang sutradara setelah sukses meraih penghargaan di ajang Golden Horse Award dalam kategori Best New Director untuk film “Dying to Survive” (2018) memang sangat layak dinantikan.
Empat tahun setelah karya besarnya mendapat perhatian banyak kalangan, pada 1 Februari 2022 lalu atau bertepatan dengan tahun baru Imlek, sebuah film arahannya yang berjudul “Nice View” (2022) dirilis.
Film yang berpusat pada kehidupan orang-orang biasa yang mencoba bertahan hidup dengan sangat keras ini bukan hanya memberikan tontonan penuh keharuan. Namun, memberikan gambaran tentang kerja keras dan cara mengejar mimpi ala film “Steve Jobs” (2015).
Cerita tentang Pengorbanan, Kerja Keras, dan Langkah Besar Menggapai Mimpi
“Nice View” merupakan sebuah film yang ditulis oleh sutradara Wen Muye dan tiga penulis lainnya, Zhou Chucen, Han Xiaohan dan Zhong Wei. Menceritakan tentang pengorbanan seorang kakak laki-laki berumur 20 tahun, Jing Hao (Jackson Yee) yang harus mempertaruhkan segalanya untuk adik berumur 6 tahun yang menderita sakit, Jing Tong (Ha Lin).
Pengorbanan yang dilakukan Jing Hao menjadi fokus utama alur film ini, dengan keahlian dan bakat luar biasa dalam hal reparasi ponsel, ia mempertaruhkan segala hal yang dimiliki untuk mendapatkan biaya operasi Jing Tong.
Langkah besar yang diambil Jing Hao mempertontonkan kegigihan seorang pemuda yang percaya pada mimpi dan kemampuannya, ia menerima sebuah proyek besar tanpa uang muka dan mulai mempertaruhkan hidupnya.
Potret Kehangatan Hati Manusia dengan Kehidupan yang Keras
Kerja keras Jing Hao menyelesaikan proyek dibantu dengan para karyawan cabutan yang hidup di sekitaran Kota Shenzhen. Mereka hadir merepresentasikan semua kalangan kelas bawah yang hidup di ibukota sentra bisnis dan teknologi di China.
Ada seorang pegawai panti jompo, pelayan restoran, seorang pecinta kucing, anak warnet dan pekerjanya, sampai kakek-kakek yang tinggal di panti jompo turut andil mengisi peran pendukung yang berjuang bersama Jing Hao mewujudkan mimpi besar menyelesaikan proyek. Semua karakter tersebut memberikan semangat solidaritas dan persahabatan yang kokoh.
Interaksi antara dua pemeran utama, Jing Hao dan Jing Tong, kakak-beradik yang terpaut perbedaan umur hingga 14 tahun ini juga sangat menguras air mata. Bagaimana perjuangan Jing Hao membesarkan adiknya tanpa orang tua menjadi sajian utama yang paling mengharukan namun selalu menyebarkan rasa hangat.
Berpusat di Kota Shenzhen, sebuah Sentra Bisnis Teknologi di China
“Nice View” mengambil latar di Kota Shenzhen, sebuah kota padat penduduk yang menjadi pusat bisnis teknologi di China. Banyak hal menarik yang bisa dilihat dari sudut pandang kota ini mulai dari kesenjangan sosial sampai homogenitas penduduk yang menetap.
Sajian pemandangan toko-toko reparasi elektronik yang terhimpit bangunan-bangunan tua, jalanan sempit kota yang penuh sesak dengan aktivitas manusia, hingga penggambaran profesi berbahaya seperti pembersih kaca gedung pencakar langit yang menjadi adegan paling mengesankan dari karakter Jing Hao.
Film ini semakin lengkap dengan meletakkan cengkraman kemiskinan yang dialami Jing Hao, Kesenjangan ekonomi kelas atas dan kelas bawah semakin terlihat saat film ini beberapa kali melakukan pengambilan gambar yang dimulai dari wajah lelah pekerja kasar, kemudian menjauh memperlihatkan sebuah gedung besar yang dibersihkannya, sungguh sangat ikonik.
Kisah Sedih yang dibungkus dengan Komedi
Alih-alih memberikan tontonan yang penuh haru karena kemalangan berlapis dua karakter utamanya, Jing Hao dan Jing Tong yang ditinggal mati ibunya, kemudian disusul dengan kaburnya sang ayah, sampai penyakit turunan yang dialami oleh Jing Tong. Film ini malah bertabur adegan komedi sebagai penawar kesedihan.
Mungkin Wen Muye sengaja tidak membiarkan kesedihan mengisi keseluruhan tema film ini, ia tidak berlarut-larut mengeksploitasi kondisi kesehatan Jing Tong dan menampilkan kesengsaraan yang dialami Jing Hao.
“Nice View” hadir lebih menyegarkan dengan mengangkat sisi perjuangan Jing Hao meraih mimpi menyelesaikan sebuah proyek besar, fokus pada mimpi pemuda mencari jalan keluar dari masalah besar yang menimpanya.
Komedi-komedi jenaka juga secara selang-seling hadir menyemarakan suasana saat adegan sedih mulai muncul. Kelucuan tidak hanya muncul dari peran-peran pendukung saja tetapi dari sosok Jing Hao yang jika dipikir realistis memang masih lugu sebagai pemuda yang masih berumur 20 tahun. Komedi yang paling berkesan adalah adegan perkelahian di pabrik Nice View, penonton akan disajikan pertarungan konyol ala Kungfu Hustle.
Secara keseluruhan, “Nice View” adalah sebuah tontonan keluarga yang sangat layak untuk dinikmati, karena selain menebar keharuan banyak aksi komedi yang bisa membuat tertawa. Saat ini, “Nice View” sudah bisa disaksikan melalui layanan Netflix.