Setiap keluarga tentu ingin memiliki tatanan yang sempurna dan ada harapan dari orang tua pada anak-anaknya. Akan tetapi, tak selamanya semua itu bisa terwujud dan malah berujung menghadirkan masalah besar di masa depan. Sekilas, itulah yang ingin ditampilkan dalam film drama komedi dari Bene Dion Rajagukguk berjudul ‘Ngeri-Ngeri Sedap’.
‘Ngeri-Ngeri Sedap’ merupakan film terbaru dari sutradara-merangkap-komika Bene Dion Rajagukguk. Berbeda dengan ‘Ghost Writer’ yang mengkombinasikan drama dengan elemen horor, film keduanya ini meleburkan drama komedi layaknya beberapa koleganya.
Dibintangi oleh aktor-aktris Indonesia dari berbagai generasi, film ini berkisah tentang suami istri di tanah Sumatera yang diminta untuk membawa anak-anaknya dalam satu perayaan adat dalam keluarganya. Karena penolakan dari para anak, suami istri tersebut lantas berpura-pura bercerai demi membuat anak-anak pulang yang justru membuka rahasia besar dalam keluarga tersebut.
Layaknya berbagai film Indonesia yang sudah beredar hingga kini, ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ berusaha untuk menampilkan drama dalam keluarga pada suatu daerah tertentu. Tentu saja, budaya Sumatera yang diangkat bisa dibilang masih sangat jarang diangkat dan sekaligus memberikan kesegaran tersendiri bagi penonton yang mungkin sudah bosan dengan drama keluarga di tanah Jawa. Walau tak dapat dipungkiri, konflik yang diusung dalam film ini juga kurang lebih sama dengan beragam film drama lainnya, meski kemasannya tampak jauh lebih segar dan tetap mampu menyentuh lubuk hati penontonnya.
Tidak hanya itu, Bene Dion Rajagukguk dan tim penulis juga secara baik meleburkan komedi dengan drama di dalam film ini. Komedinya kali ini memang tak jauh dari kultur Sumatera sebagai pengimbang drama, dan semuanya ditampilkan sesuai dengan konteks dari scene terkait. Yang membuat ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ ini family-friendly adalah hampir tidak adanya elemen komedi dewasa, yang membuatnya lebih mudah dinikmati bagi penonton awam.
Faithfulness dalam film ini tak berhenti dari latar dan narasinya, di mana sebagian besar pemerannya merupakan keturunan Sumatera yang membuat ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ menjadi lebih relatable dengan ragam konfliknya. Selain itu, para pemeran ini dengan baik membawakan karakternya masing-masing dan semuanya mendapatkan porsi seimbang, memberikan penonton waktu untuk lebih memahami berbagai hal di dalamnya.
Meski begitu, ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ tetap memiliki flaw kala dinikmati di layar lebar. Salah satu kekurangan terbesarnya hadir dari editing kala transisi antar scene yang terjadi, utamanya dari malam ke siang. Exposure dari dua scene yang kontras sekali kerap membuat penonton dibuat kaget, lantas mengurangi experience Ketika menonton film dari Bene Dion Rajagukguk tersebut. Selebihnya, berbagai aspek teknis lain telah digarap dengan baik.
Akhir kata, ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ adalah film drama komedi yang tetap mampu menyentuh penontonnya. Ditambah dengan kultur Sumatera-nya yang masih sangat jarang diangkat, film ini menjadi lebih menarik dan memberi kesegaran di tengah gempuran budaya Jawa dalam sinema Indonesia.