Connect with us
Love and Monsters
Netflix

Film

Love and Monsters Review: Petualangan Joel Melawan Monster Demi Cinta

Film petualangan monster seru dengan sentuhan drama dan humor yang tepat.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Love and Monsters” merupakan Netflix Original yang disutradarai oleh Michael Matthews. Dibintangi oleh aktor Dylan O’Brien, sebagai Joel Dawson, protagonis kita dalam petualangan di dunia yang telah dikuasi oleh monster.

Setelah tujuh tahun bersembunyi di bunker pasca Monsterpocalypse, Joel akhirnya tak sanggup lagi membendung rasa rindunya dengan mantan kekasihnya, Aimee. Meski dikenal sebagai salah satu anggota bunker paling penakut, dengan kekuatan cinta, Joel memberanikan diri untuk melakukan perjalanan di permukaan yang telah dikuasi oleh berbagai jenis monster hasil mutasi.

Film petualangan dengan ancaman monster, zombie, dan sejenisnya sudah menjadi komoditi mainstream di Hollywood. Beberapa memilih untuk diekseskusi dengan nuansa yang thriller yang menegangkan, ada pula yang bereksperimen dengan genre drama maupun komedi.

“Love and Monsters” merupakan gabungan dari ketiga unsur tersebut, suspense, drama, dan komedi. Konsepnya cukup mengingatkan kita pada “Zombieland” yang sangat populer, namun “Love and Monsters” menyuguhkan skenario dan konsep petualangan bertahan hidup terbaru.

Love and Monsters

Aksi Seru Melawan Berbagai Monster yang Memacu Adrenalin

“Love and Monsters” diawali dengan pembukaan dari protagonis tentang asal mula mutasi monster yang disebabkan oleh asteroid. Nuansa komedi pada narasi yang membuat akhir dunia terdengar casual, menjadi format yang sudah tidak asing lagi bagi kita.

Monster-monster yang dihadirkan dalam film ini terlihat telah melalui proses desain yang serius dan totalitas. Mulai dari CGI monster dengan kualitas tinggi, hingga desain suara monster yang berhasil menggelegar dan menimbulkan kengeriangan. Kemunculan monster dalam setiap adegan juga dieksekusi dengan arahan yang monumental dan berhasil menimbulkan ketegangan. Penonton jadi bisa merasakan adrenalin yang dialami oleh Joel.

Melawan monster pastinya tak lepas dari adegan kejar-kejaran dan aksi yang heroik. Memang tidak terlalu epic, namun setiap dengan melawan monster yang ditampilkan sudah diwujudkan secara apik dan tidak asal heboh. Salah satu kekurangannya adalah durasi melawan setiap monster yang terlalu pendek dan semakin mudah ditebak seiring kita mulai terbiasa dengan medan yang dilalui oleh Joel.

Love and Monsters

Film Petualangan dengan Plot yang Menarik dengan Sentuhan Drama dan Humor Tepat

Dari prolog hingga memasuki petualangan Joel di permukaan seorang diri, alur cerita yang disuguhkan sangat memikat dan jauh dari kata membosankan. Mulai dari berhadapan dengan monster pertamanya, mendapatkan teman baru berupa seekor anjing yang lucu, Boy, hingga bertemu dengan para survivor lainnya yang mewarnai perjalanan Joel.

Meski fasenya cukup repetitif; bertemu dengan monster, bertemu dengan teman baru, dan seterusnya, setiap momen yang dihadirkan tetap menarik dan tidak keluar jalur dari plot utama. Film ini memiliki kronolgis yang rapi untuk diikuti dari awal hingga akhir.

Materi komedi yang dimasukan dalam naskah juga disuguhkan dengan komposisi yang pas dan memiliki gayanya sendiri. Ada saatnya kita merasakan ketegangan ketika menghadapi monster, ada rasa ternyuh ketika melihat adegan drama yang emosional, ada saatnya juga kita dibuat tertawa dengan skit humor yang tidak berlebihan.

Penggabungan ketiga aspek yang mempengaruhi mood penonton tersebut, diarahkan dengan cara tepat untuk menghasilkan film petualangan dengan alur yang enak sebagai tontonan yang menghibur.

Akting Berkualitas Dylan O’Brien dan Perkembangan Karakter yang Bermakna

Semenjak tatap muka pertamanya dengan monster, Dylan O’Brien sebagai protaginis langsung menampilkan kualitas akting yang tidak main-main. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, momen munculnya monster dalam film ini selalu berhasil menimbulkan ketegangan pada penonton. Hal tersebut tak lepas dari akting ketakutan yang meyakinkan dari Dylan. Kita benar-benar melihat ketakutan di mata Joel yang bergelinang air mata dan tubuh yang kaku karena shocked.

Ia juga dibekali dengan penokohan protagonis dengan perkembangan karakter melalui perjalanan yang Ia lakukan. Hanya dengan bermodal cinta, perjalanan yang dilalui Joel terasa lebih bermakna karena memiliki tujuan yang jelas, meski sedikit naif. Kita juga akan menyaksikan perkembangan karakter dari Joel yang pada akhirnya menjadi hasil dari perjalanan nekadnya ini.

Kita bisa saja menebak apa yang akhirnya didapatkan oleh Joel dengan Aimee sebagai tujuannya; akhir bahagia atau kenyataan yang membuat sakit hati. Meski bukan akhir yang spektakuler dan epic, film ini berhasil memberikan akhir kisah yang dijamin memuaskan bagi penonton. “Love and Monsters” bisa menjadi tontonan yang santai sekaligus seru untuk ditonton bersama keluarga.

Rosemary's Baby (1968) Rosemary's Baby (1968)

7 Film Horor Klasik Terbaik dan Terikonik

Cultura Lists

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Bangkok Breaking: Heaven and Hell

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Review

Film

Speak No Evil Speak No Evil

Speak No Evil Review

Film

The Shadow Strays The Shadow Strays

Film & Serial Netflix Rilisan Oktober 2024

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect