Connect with us
Licorice Pizza
MGM Studios

Film

Licorice Pizza Review: Menyikapi Romansa Beda Generasi

Formula coming-of-age drama yang suguhkan romansa beda generasi dalam nuansa 70an.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Cinta hadir untuk menyatukan dua insan, utamanya dengan beragam perbedaan yang menyelimutinya baik dari lingkungan hingga sesimpel perbedaan umur. Akan tetapi, perbedaan tersebut kerap muncul untuk memberikan spices dalam romansa di tengah-tengahnya. Sepertinya itulah yang ingin diperlihatkan oleh ‘Licorice Pizza’, salah satu film yang digadang-gadang sebagai Film Terbaik 2021 dan sudah bisa dinikmati melalui platform Amazon Prime Video.

‘Licorice Pizza’ adalah film drama romansa produksi Metro-Goldwyn-Mayer dan Focus Features yang diarahkan oleh Paul Thomas Anderson. Menjadi debut akting sekaligus peran utama dari Alana Haim dan Cooper Hoffman, film ini bepusat pada Gary, seorang aktor cilik yang jatuh cinta pada Alana, asisten foto yang ia temui di sekolahnya. Akan tetapi, perjalanan Gary dan Alana tidak semulus yang mereka kira melalui ragam problematika, seperti krisis ekonomi hingga perbedaan usia di antara keduanya.

Licorice Pizza

Sekilas, ‘Licorice Pizza’ arahan Paul Thomas Anderson ini seakan memberikan formula penceritaan layaknya drama romansa remaja kebanyakan. Akan tetapi, fokus yang diberikan pada Gary dan Alana membuat film ini terlihat lebih dewasa. Tanpa bergantung dengan trope penceritaan klasik seperti flashback, alur linear dari film ini memiliki konsep menarik meski pada beberapa kesempatan terasa exhausting dengan dialognya yang terkadang kelewat panjang.

Spotlight yang ingin disuguhkan oleh Paul Thomas Anderson dalam ‘Licorice Pizza’ adalah romansa dengan age gap sebagai batu sandungannya. Tentang bagaimana kedua insan ini bersikap dengan segala mindset-nya, serta bagaimana keduanya berkonsolidasi dengan opsi mereka membuat film ini sangat menggugah untuk diikuti. Tak hanya itu, permasalahan lain seperti dinamika child actor, krisis ekonomi, hingga isu politik terkait gender orientation menjadikan film lebih menarik dan relevan dengan problematika yang muncul pada western 70s.

Licorice Pizza

Dinamika age gap dalam hubungan romansa tidak akan terasa lebih hidup tanpa hadirnya Alana Haim dan Cooper Hoffman di dalamnya. Meski ini adalah debut akting dari keduanya, chemistry dan pembawaan karakter yang dimunculkan dalam ‘Licorice Pizza’ ini terlihat sangat menawan. Tak hanya itu, hadirnya ragam cast seperti Sean Penn, Bradley Cooper, hingga Benny Safdie membuatnya terasa lebih hidup dan penuh warna.

Ragam hal baik dalam narasi dan karakterisasi didukung pula dengan teknis yang cukup baik. Permainan kamera yang halus, set design yang tampak faithful dengan teman 70an-nya, serta scoring yang didominasi jazz membuat film ini menjadi tampak syahdu. Belum lagi dengan penggunaan color palette yang agak kekuningan membuat penonton akan terasa immersed dengan nuansa 70an yang ingin diberikan oleh Paul Thomas Anderson di dalamnya.

Pada akhirnya, ‘Licorice Pizza’ bukan sekadar drama romansa remaja pada umumnya. Melalui permasalahan seperti age gap dalam percintaan serta berbagai problematika lain di sekitarnya, yang juga didukung dengan powerful acting dari Alana Haim dan Cooper Hoffman membuat film ini tak boleh dilewatkan begitu saja.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect