Connect with us
Khanzab
Cr. Dee Company

Film

Khanzab Review: Horor Agamis yang Sadis

Sajikan kesadisan di tengah pesan agamisnya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sebagian besar orang memiliki keahlian, entah disadari maupun tidak. Keahlian itu pula yang kemudian digunakan untuk kepentingan dari pemiliknya, walau memang kemampuan yang hebat akan mendatangkan ancaman yang tak kalah besar. Sekilas, premis tersebut hadir dalam ‘Khanzab’ yang saat ini sedang tayang di bioskop.

‘Khanzab’ merupakan film horor produksi Dee Company arahan Anggy Umbara. Membawa Yasamin Jasem sebagai pemeran utama dan didukung oleh Tika Bravani hingga Arswendy Bening Swara, film ini berkisah tentang Rahayu yang hidupnya tertindas karena latar belakang mendiang ayahnya sebagai dukun. Tak lama kemudian, Rahayu mulai dihantui rentetan makhluk halus setelah mengunjungi mushola yang dulu menjadi tempat praktik sang ayah.

Khanzab

Secara narasi, film akan banyak berpusat pada Rahayu dalam lika-liku hidupnya. Alurnya sendiri dikemas secara maju-mundur sebagai media dalam memberi pemahaman lebih terkait karakter dari Rahayu dan para karakter-karakter terkait lainnya. Teknik seperti ini memang menarik di awal, namun sayangnya sangat repetitif yang membuat penonton tentu mudah bosan untuk mengikutinya.

‘Khanzab’ sendiri mengusung fokus tentang bagaimana orang-orang dengan ilmu hitam akan mudah dikucilkan oleh masyarakat. Salah satu dasar yang mengukuhkannya adalah isu dukun santet yang sempat marak antara 1998-200, mengenai dukun yang dibantai di daerah Jawa sebagai pengantar di awal. Tak hanya itu, perlakuan masyarakat yang mengiringinya juga membuat film ini terasa masuk akal dengan konteks tersebut. Itu yang membuat film ini tampak existent di sekitar penonton.

Sebagai film horor, ‘Khanzab’ cukup berhasil dalam menyajikan kengerian bagi penonton. Film ini banyak bermain dengan hantu-hantuan sebagai objek pembawa ketakutan seiring durasinya. Walau memang formula menakutinya mulai mengendur kala mendekati akhir, elemen sadis yang diusung oleh film arahan Anggy Umbara ini membuatnya sebagai sajian seru dan menjadi pembeda dibanding horor agamis lainnya yang cenderung bermain aman.

Dari segi teknis, ada plus minus yang tersaji pada ‘Khanzab’ ini. Scoring adalah elemen terbaik di dalamnya, berhasil memperkuat berbagai scene terutama horornya. Set design yang berlatar urban di satu daerah saja pada tahun 2000 berhasil dibangun dengan apik, ditambah dengan color tone kekuningan sebagai pendukungnya. Namun lain halnya dengan penggunaan special effects yang terasa masih kurang halus, membuat pemeran dan latar belakangnya tampak tidak menyatu pada beberapa scene.

Akhir kata, ‘Khanzab’ adalah film horor agamis yang tak berusaha untuk menggurui dan hanya menjadi representasi isu dukun santet di Indonesia masa lampau. Setidaknya, Anggy Umbara berhasil membuat film ini lebih berani melalui kesadisan seiring pemutarannya.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect