Rocky Soraya tentu dikenal dengan segelintir film horor berdasarkan cerita orisinil dengan ragam elemen western-nya, terutama dari seri The Doll yang laris. Namun tidak dengan Jeritan Malam yang berbeda dibanding beberapa karya sebelumnya dan sudah bisa ditonton via Disney+ Hotstar.
Film ini diadaptasi dari thread Kaskus berjudul sama dari metamorfosis yang populer beberapa tahun silam. Dibintangi oleh Herjunot Ali sebagai pemeran utama, film horor ini berkisah mengenai Reza yang bekerja di Jawa Timur dan jauh dari tempat asalnya. Semenjak di sana, ia mengalami berbagai macam gangguan yang mulai menyerangnya dengan dua teman kerjanya, yakni Indra dan Minto. Inilah yang membuatnya harus mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Kita akan dibawa menelusuri cerita Reza, seorang fresh graduate yang akhirnya diterima kerja di sebuah perusahaan besar berbasis di Jawa Timur. Penceritaannya ditampilkan secara perlahan dan bertahap maju terus, menampilkan Reza beserta berbagai kejadian yang sedikit demi sedikit memberikan impact pada dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Pembeda film ini dengan karya Rocky Soraya lainnya adalah unsur ketimuran yang membawa kekolotan manusia terhadap berbagai hal. Representasi tersebut ditumbuhkan melalui Reza, yang sedari awal menganggap semuanya memiliki penjelasan logis dan mengecilkan apapun yang tidak ia ketahui, termasuk yang berbau klenik.
Inilah yang bisa jadi merupakan cerminan orang-orang masa kini, bagaimana mereka cenderung meremehkan berbagai hal, terutama yang dianggap tidak masuk akal dan malah membawa mereka ke sesuatu yang tak bisa diubah di masa depan. Pesan tersebut sekaligus membangun penceritaan sekaligus membawa karakter Reza berkembang seiring durasi film yang mencapai lebih dari 120 menit.
Ceritanya juga diselingi dengan drama yang tidak kalah menarik. Drama ayah-anak, pasangan dan teman menjadikan Jeritan Malam ini jauh lebih hidup. Dikombinasikan dengan pesan yang ingin dibawa Rocky Soraya untuk penonton, membuat film ini akan memberikan kesan yang bakal membekas di hati para penikmatnya.
Meski membawa pesan yang jauh lebih berat, Rocky Soraya juga tak melupakan kodrat Jeritan Malam sebagai film horor. Hal tersebut dikarenakan elemen horornya yang mampu memberikan kesan ngeri di sebagian besar durasi namun lebih slow burn, berbeda dengan karya sang sutradara tersebut yang cenderung lebih bombastis. Ditambah dengan berbagai hantu yang muncul dan elemen gore yang cukup membuat film tersebut berhasil men-deliver ketakutan tanpa memaksakannya.
Jeritan Malam juga menampilkan berbagai macam karakter. Reza yang diposisikan sebagai center sekaligus narrator di dalamnya tampil dengan baik, mampu memberikan kesan sebal kala menontonnya namun tetap believable dan terasa natural. Hidupnya karakter Reza tentu karena kelihaian akting Herjunot Ali. Meski di beberapa bagian masih terlihat membawa persona dari berbagai filmnya yang kebanyakan berbasis di abad ke-20, ia mampu tampil cukup baik di film ini.
Di samping itu, ada Winky Wiryawan dan Indra Brasco yang mencuri perhatian sebagai Indra dan Minto. Duo yang sebenarnya dijadikan sebagai sidekick dari Reza ini nampak luwes dan memberikan warna dalam Jeritan Malam yang sedari awal tampil dengan nuansa kelam. Ada pula Cinta Laura Kiehl sebagai lover dari Reza yang berakting cukup meyakinkan.
Untuk urusan teknis, film ini menggunakan sinematografi yang ciamik dengan visual memanjakan mata dan transisi mulus, ditambah dengan scoring yang pas menjadikan berbagai momen tampak lebih hidup. Walau begitu, penggunaan CGI di beberapa bagian yang tampak tak terlalu rapi membuat tensi pada scene tertentu terasa menurun.
Jeritan Malam adalah film horor yang tampil apik melalui thrill delivery yang perlahan namun mampu menebar ketakutan. Ditambah dengan drama mengenai kekolotan manusia masa kini mengenai alam gaib, film ini bakal bikin kita lebih mencintai horor lokal dan sedikit memberikan pesan dalam hidup penonton setelahnya.