Debut pada tahun 2014 silam, Red Velvet tampil dengan image girlband yang quirky, fun, dan playful dengan single “Happiness”. Genre musik dan konsep visual tersebut semakin mantap ketika Yeri bergabung dengan Irene, Seulgi, Joy, dan Wendy pada single “Ice Cream” pada tahun 2015.
Irene & Seulgi merupakan proyek sub-unit pertama dari girlband terbaik SM Entertainment saat ini, Red Velvet. “Monster” menjadi single utama mereka yang rilis pada 7 Juli 2020 kemarin.
Dalam sub-unit ini, sisi lain dari Seulgi dan Irene dieksekusi menjadi proyek musik yang jauh berbeda dari image mereka saat tampil bersama “Red Velvet”. “Untuk Red Velvet, kita bisa menjadi manis dan lembut, namun aku rasa kita melakukan konsep yang lebih intens kali ini. Aku rasa pesona kami (Seulgi dan Irene) memiliki kemampuan untuk menyuguhkan penampilan unik yang menunjukan chemistry kita”, ungkap Seulgi dilansir dari Soompi.
Tampilan Koreografi Seksi dan Lagu Pop Elegan Dalam “Monster”
‘Monster’ dipilih sebagai single pertama dari mini album berjudul serupa. Dalam video klip ‘Monster’, Irene dan Seulgi tampil dengan visual yang lebih dewasa dan seksi, menyanyikan lagu tentang sisi lain mereka sebagai ‘monster’ yang bermain dalam mimpi buruk seseorang.
Aransemen musik yang disajikan masih bergenre Pop dengan tempo dan beat yang lebih pelan namun powerful. Berbeda dengan tipikal lagu Red Velvet yang ceria dan catchy pada bagian hook, ‘Monster’ lebih memperdengarkan lagu Pop sensual dan elegan. Track ini bisa menjadi suguhan fresh dan menyenangkan bagi para penggemar Red Velvet yang pasti selalu setuju jika Irene dan Seulgi memang cocok dengan konsep seperti ini.
Dalam mini album ‘Monster’, ada juga 4 track lainnya; ‘Diamond’, ‘Feel Good’, ‘Jelly’, dan ‘Uncover’. Track-track tersebut memiliki aransemen musik yang lebih santai dibandingkan dengan single ‘Monster’ yang intens.
Meski tetap menghadirkan warna musik yang elegan ala musik lounge dengan riff gitar yang lembut namun catchy. ‘Feel Good’ merupakan salah satu track yang lembut dan memiliki komposisi terbaik, sementara ‘Jelly’ merupakan track Pop yang paling ceria dalam album ini.
Keputusan Tepat SM Entertainment Membentuk Sub-Unit Irene & Seulgi
Proyek grup sub-unit atau side group sudah menjadi salah satu strategi pemasaran SM Entertainment sejak lama. Namun, tak semuanya merupakan proyek musik, dalam format ini benar-benar memiliki esensi selain mendapatkan profit lebih.
Berbeda dengan Irene & Seulgi sub-unit, kali ini SM Entertainment mengeksekusi sebuah produk musik yang tepat dan patut dipasarkan sebagai hiburan segar untuk para penggemar Red Velvet. Terutama untuk penggemar yang memilih Irene dan Seulgi sebagai member favorit mereka.

Irene & Seulgi
Sebagai leader dan member paling tua, Irene memiliki karisma dan visual yang matang untuk membawakan konsep ini. Begitu juga Seulgi yang memang terkenal memiliki chemistry dengan rekan satu girlbandnya tersebut. Keduanya memiliki sisi lain yang patut dieksplorasi di luar Red Velvet.
Karena Red Velvet sendiri sudah mantap dan sukses dengan konsep quirky-nya. Hal ini ‘lah yang seharusnya menjadi esensi dari sebuah sub-unit dalam segi musikalitas. Banyak projek sub-unit dari SM yang sebetulnya tak menampilkan sisi lain dari idol mereka dari grup utamanya.
Tak semata-mata mengikuti kemauan agensi yang menaungi mereka, Irene dan Seulgi tampaknya juga bersenang-senang dalam proyek satu ini. “Kami benar-benar memperhatikan segalanya. Tidak hanya dalam proses rekaman, koreografi, dan video klip, tapi juga apa yang dapat kami lakukan untuk semua penggemar yang telah menanti kami”, ungkap Irene.
Seulgi & Irene merupakan konsep sub-unit yang akhirnya menunjukan bagaimana model hiburan seperti ini bisa dieksekusi dengan tepat. Terutama dalam segi musikalitas dan alternatif persona dari K-pop idol.
