Connect with us
Hell Dogs

Film

Hell Dogs Review: Jatuh Bangun Polisi Rahasia

Sajikan kisah polisi rahasia dalam upaya balas dendam.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada satu titik, selalu ada dendam yang tersimpan di lubuk hati seseorang. Dendam tersebut terkadang menjadi dorongan seseorang untuk melakukan berbagai hal, termasuk menjelajah teritori yang belum pernah ia jamah sebelumnya. Sekilas, itu yang ingin diusung dalam film ‘Hell Dogs’ yang dapat dinikmati secara eksklusif di Netflix.

‘Hell Dogs’ merupakan film crime drama arahan Masato Harada yang diadaptasi dari seri manga berjudul sama karya Akio Fukamachi. Menampilkan Jun’ichi Okada dan Kentaro Sakaguchi sebagai pemeran utamanya, film ini berpusat pada naik-turun kisah Kanetaka yang menjadi polisi rahasia dan diminta untuk menyusup satu jaringan Yakuza. Dengan dendam, ia menyusuri kelompok tersebut bersama Murooka, satu anggota yang terkenal dengan kegilaannya.

Hell Dogs

Secara narasi, ‘Hell Dogs’ akan mudah sekali dibanding-bandingkan dengan berbagai judul film dengan trope polisi rahasia, termasuk ‘The Raid 2’ yang dirilis 2014 lalu. Namun, yang membuatnya tampak berbeda adalah bagaimana penonton dibawa lebih dalam pada journey Kanetaka seiring menjalani kesehariannya bersama kelompok yakuza yang ia susupi. Semuanya dikemas secara mendetail melalui ragam dialognya, walau memang akan mudah sekali merasa bosan bagi yang mencari film dengan aksi jedar-jeder seiring durasinya.

Hal menarik lain dari ‘Hell Dogs’ adalah filmnya yang memberi waktu lebih untuk menguak berbagai perspektif dari dua sisi kubu, yakni kepolisian dan yakuza. Bermacam-macam sudut pandang dari pada karakternya disajikan dengan cukup mendalam, membuat representasinya menjadi lebih hidup dan menjadi refleksi tersendiri bagi arungan dendam dari Kanetaka.

Perspektif luas yang disajikan oleh berbagai karakter dalam ‘Hell Dogs’ tak luput dengan peran menawan dari berbagai karakternya. Jun’ichi Okada dan Kentaro Sakaguchi memang menaruh beban besar dalam membuat ceritanya terasa mengalir dan membawakan karakter masing-masing dengan baik. Akan tetapi, hadirnya Kazuki Kitamura, Mitsuo Yoshihara dan Miyavi yang berperan menawan sebagai Toki, Kuma dan Toake membuat nuansa gritty dari adaptasi karya Akio Fukamachi ini terasa nyata.

Secara teknis, ‘Hell Dogs’ tak pernah terasa menonjol. Dengan sinematografi yang cenderung steady, scoring yang minim pengaruh dalam scene, hingga set design yang terasa biasa membuat filmnya kurang memanjakan mata. Bisa dibilang, production value-nya yang tak terlalu megah menjadikannya tampak seperti film kelas B tanpa kesan spesial dalam pemutarannya.

Pada akhirnya, ‘Hell Dogs’ adalah film yang berpusat pada journey polisi rahasia sembari membalaskan dendamnya pada yakuza. Dengan narasi penuh bobot yang dihidupkan dengan performa ensemble cast yang tak kalah menawan, aspek teknisnya tak pernah terlihat benar-benar menonjol sehingga memberikan kesan kurang spesial bagi para penontonnya.

Rosemary's Baby (1968) Rosemary's Baby (1968)

7 Film Horor Klasik Terbaik dan Terikonik

Cultura Lists

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Bangkok Breaking: Heaven and Hell

Bangkok Breaking: Heaven and Hell Review

Film

Speak No Evil Speak No Evil

Speak No Evil Review

Film

Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga

Rekomendasi Film Misteri dengan Plot Twist Tak Terduga

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect