Dari YouTube ke A24, “Hazbin Hotel” kini sudah tayang di Prime Video. Vivienne Medrano pertama kali mengunggah animasi dewasanya ini di YouTube pada 2019. Latar cerita, sentuhan musikal, dan referensi cerita yang nyentrik membuat “Hazbin Hotel” sudah memiliki fanbase bahkan sebelum tayang di media utama. Season pertama terdiri dari 8 episode dan “Hazbin Hotel” Season 2 telah dikonfirmasi.
Diceritakan Lucifer Morningstar adalaha malaikat yang terlalu kreatif untuk diterima di Surga. Sementara Lilith, istri pertama Adam, menolak untuk tunduk pada suaminya. Saling terpikat dengan semangat pemberontakan yang sama, keduanya jatuh cinta dan memiliki anak, dijuluki sebagai Putri Neraka, Charlie Morningstar.
Untuk melanjutkan mimpi orangtuanya, Charlie mendirikan Hazbin Hotel dengan idea kontroversial demi menyudahi masalah populasi yang meledak di neraka.
Perseteruan Surga dan Neraka
Masalah utama yang dihadirkan dalam “Hazbin Hotel” adalah populasi di neraka. Surga pun mengirim pasukan malaikat mereka untuk membantai populasi di neraka secara berkala. Dimana semakin hari, semakin cepat, karena angka pendosa yang semakin tidak terkendali. Charlie berambisi mengatasi masalah dengan memberikan kesempatan kedua bagi para pendosa menebus dirinya di Hazbin Hotel.
Dengan prospek ketika telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik, pendosa akan diampuni dan pindah ke surga. Namun tentu saja idenya tidak diterima oleh surga. Kini surga dan neraka sedang berada di pucuk pecahnya perang.
“Hazbin Hotel” tak hanya eksentrik secara visual, latar, dan premisnya ceritanya juga menarik dengan konflik antara surga dan nerakanya. Eksekusi episodenya ala animasi dewasa barat yang witty dan goofy, dengan berbagai prompt acak selain plot utama yang membuat setiap episode tetap berkesinambungan. Sejauh ini eksekusi dari ide Charlie dengan hotelnya, konspirasi di petinggi neraka, hingga ancaman perang yang dihadapi oleh surga, menjadi plot yang terlalu menarik untuk tidak meninggalkan rasa penasaran pada penontonnya.
Kenalan dengan Para Pendosa di Hazbin Hotel
“Hazbin Hotel” memiliki sederet karakter dengan desain dan voice acting yang unik. Tetap kontras meski berada di spektrum yang sama, karena hampir semua karakter didominasi warna merah dan sama-sama pendosa di neraka. Menarik bagaimana setelah kita kenalan dengan masing dari mereka, ada berbagai jenis karakter pendosa yang kompleks. Tidak semua pendosa cabul seperti Angel Dust, suka judi seperti Husk, atau tidak memiliki rasa hormat seperti Velvette. Hal ini jauh dari steriotip pendosa pada umumnya.
Sebagai animasi dewasa, “Hazbin Hotel” termasuk salah satu yang benar-benar khusus dewasa. Meskipun tidak eksplisit, banyak dialog dan visualisasi bertema erotis. Namun aplikasikasinya tidak seronok seperti beberapa animasi dewasa populer. Presentasinya pun lebih dari sekedar gimmick, namun mendukung penokohan karakternya, terutama Angel Dust sebagai bintang porno terkenal di neraka.
Charlie Morningstar sebagai protagonis kita adalah Disney Princess yang lahir di neraka. Penokohannya yang riang dan positif mengingatkan kita pada Anna dan Rapunzel. Alastor juga menjadi karakter menarik dengan suara distorsi radio-nya yang unik. Adam memiliki presentasi yang menarik karena jauh dari ekspektasi kita akan Adam, manusia pertama. Belum lagi karakter-karakter lainnya yang akan muncul di episode-episode ke depannya.
Animasi Musikal Catchy dan Cerdik
Yang membuat “Hazbin Hotel” spesial dan mencolok dalam skenanya adalah elemen musikalnya. Selalu ada lagu-lagu baru yang akan kita nantikan dalam setiap episodenya. Kemudian diimbangi dengan presentasi visual yang tak kalah memukau. Lirik-lirik yang cerdik dan menarik untuk audience dewasanya. Karena animasi musikal belakangan ini lebih banyak diaplikasikan dalam animasi anak-anak. Semua elemen yang tampak generik dalam animasi ini dipoles menjadi sesuatu yang lebih segar dengan eksperimen tone yang mendobrak batasan.
Sejauh ini penampilan musikal terfavorit dalam “Hazbin Hotel” adalah ‘Poison’ oleh Angel Dust, kemudian duetnya bersama Husk dalam ‘Loser, Baby’ di Episode 4. Pada Episode 3, ‘Respectless’ dan ‘Whatever It Takes’ juga menjadi lagu berkesan. Jangkaun genre dari setiap lagu juga bervariasi. Mulai dari pop, rock, broadway, namun tetap memiliki sentuhan tema yang dipastikan masih konsisten dengan “Hazbin Hotel” secara keseluruhan.
Buat penggemar animasi dewasa eksentrik, serta tema Biblical ikonografi, dan musikal, “Hazbin Hotel” bisa animasi yang menghibur. Durasi per episodenya juga pendek, sekitar 20-30 menitan. Buat yang belum langganan Prime Video, episode pertamanya tersedia untuk di-streaming di YouTube!