Connect with us
Hacksaw Ridge
Cr. Cross Creek Pictures

Film

Hacksaw Ridge: Biografi Pahlawan Perang Berbalut Religiositas yang Dramatis

Kisah pahlawan perang yang lebih berfokus dengan rintangan dalam mempertahankan keyakinannya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Hacksaw Ridge adalah film biografi drama yang menceritakan salah satu pahlawan Perang Dunia II, Desmond T. Doss. Film ini rilis pada tanggal 4 November 2016 dan menjadi salah satu film andalan dalam kampanye patriotisme berbalut religiusitas di Amerika Serikat. Disutradarai oleh Mel Gibson, film ini juga meraih kesuksesan dari segi penjualan hingga ajang penghargaan bergengsi.

Diperankan oleh Andrew Garfield, tokoh utama dalam film ini mengabdi sebagai prajurit dengan tetap berpegang kepada keyakinannya untuk tidak memegang senjata dan membunuh orang lain. Keyakinan Desmond yang sangat kuat didasari atas keterlibatannya sebagai anggota gereja dan pengalaman traumatisnya yang hampir membunuh adiknya sendiri. Sejak Perang Dunia II mulai berkecamuk, Desmond ingin berkontribusi untuk negara, seperti ayahnya yang menjadi veteran Perang Dunia I.

Hacksaw Ridge

Meskipun berlatar pada masa perang, film ini lebih banyak mengeksplorasi plot cerita dengan konflik ketika Desmond dituntut untuk lebih memilih antara agama atau negaranya. Keduanya sering dipertentangkan dalam berbagai konteks kehidupan. Akan tetapi, Desmond mampu membuktikan bahwa agama dan negara dapat dipegang bersamaan sebagai prinsip. Bukan mustahil jika film ini menjadi alat propaganda dalam konteks bela negara, terutama ditujukan bagi kelompok masyarakat yang religius.

Keteguhan Desmond dalam mempertahankan keyakinannya juga memberikan kesan yang tidak terlupakan. Andrew Garfield bermain dengan akting yang tidak pernah gagal. Performanya dalam memerankan Desmond Doss membawanya dalam nominasi aktor terbaik dalam Academy Awards (2016).

Keahlian Andrew selalu terlihat maksimal dalam memainkan karakter tokoh yang naif, lugu, dan penuh emosi. Dedikasinya juga terlihat dari badannya yang menyusut untuk menampilkan sosok Desmond yang vegetarian. Aksen south yang dibawakannya juga mudah dikenali, meskipun sempat terkesan berlebihan dalam beberapa kesempatan.

Dialog tokoh-tokoh lain juga terdengar klise hanya karena ingin terus mempertanyakan dan meragukan Desmond. Dari sekian pemeran pembantu, Hugo Weaving memberikan performa yang lebih berkesan secara emosional sebagai Bertha Doss, ayah dari Desmond. Karakternya turut berkembang sebagai veteran perang yang melawan traumanya.

Hacksaw Ridge

Tidak seperti film berlatar perang pada umumnya, adegan peperangan dirasa bukan menjadi perhatian utama dalam Hacksaw Ridge. Scoring terbilang cukup untuk mengiringi ketegangan dalam pertempuran. Akan tetapi, sekuens adegan di medan perang tidak terlalu memicu adrenalin, bahkan teknik bertempur terlihat kurang logis dan hanya mengandalkan ledakan-ledakan besar.

Latar yang disusun terlalu rapi untuk sebuah medan pertempuran. Pengambilan visual dalam film ini lebih senang dengan raut muka tentara yang sombong, takut, dan berteriak kesakitan. Patriotisme lebih dihadirkan dalam wujud perang yang menyakitkan daripada membanggakan. Fokus yang berat sebelah ini terkesan logis untuk menonjolkan figur Desmond yang menjadi penyelamat dalam film tesebut.

Khusus adegan perang di hari terakhir juga tidak terlihat sebagai momentum puncak. Aspek visualnya tidak mendapatkan editing yang maksimal, terutama pada adegan akhir ketika Desmond diturunkan dari tebing dengan tandu. Visual di bagian latarnya masih terlihat kasar. Adegan terakhir tersebut juga ditujukan agar Desmond kembali terlihat heroik secara maksimal, tetapi justru kurang terasa mengharukan dibandingkan dengan adegan ketika Desmond masih berada di tempat pelatihan atau ketika ia menarik satu per satu teman tentaranya semalaman.

Secara keseluruhan, film ini tidak sekadar menuntaskan kewajibannya dalam merangkum biografi pahlawan perang, tetapi juga mampu menampilkan kisahnya secara dramatis. “Hacksaw Ridge” secara lugas menyampaikan bahwa membela negara tidak harus memegang senjata.

Film ini tidak hanya menawarkan adegan perang yang intensif, tetapi juga perjuangan Desmond sebagai hamba yang taat. Tema patriotisme berbalut religiusitas ditampilkan seolah berlawanan, tetapi pada akhirnya mampu saling mendukung. Sejak terlalu berfokus dalam menampilkan sosok Desmond Doss yang heroik, sekuen peperangan dalam film ini tidak terlalu berkesan, tetapi cukup untuk memberikan rasa haru atas perjuangan yang dilalui oleh Desmond.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect