Connect with us
Gara-Gara Warisan

Film

Gara-Gara Warisan Review: Drama Membumi Penuh Intisari

Hadir sebagai penghias sinema Lebaran, Gara-Gara Warisan tampak superior dengan pembawaan yang sangat membumi dan kaya intisari.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dalam kehidupan manusia, warisan dianggap sebagai salah satu elemen penting yang kerap dicari dan memiliki value tinggi. Meski warisan lebih sering dilihat dari bentuk materinya, namun masih ada beragam bentuk dari warisan yang dapat diterima oleh seseorang. Sepertinya itulah yang ingin diangkat dalam film ‘Gara-Gara Warisan’ yang tayang pada momen Lebaran 2022 ini.

‘Gara-Gara Warisan’ merupakan film terbaru produksi Starvision Plus yang sekaligus menjadi debut penyutradaraan dari Muhadkly Acho. Dibintangi oleh berbagai aktor-aktris Indonesia lintas generasi, film drama komedi ini berkisah tentang tiga anak yang diminta untuk mewarisi bisnis guest house dari sang ayah. Seiring dengan penentuan penerima warisan, perseteruan dan dendam lampau mulai terungkap yang perlahan mengguncang keluarga tersebut.

Dari segi narrative, ‘Gara-Gara Warisan’ tampil dengan premis yang sangat umum mengenai konflik keluarga. Sekilas, membandingkan film dari Muhadkly Acho ini dengan ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ dari Angga Dwimas Sasongko adalah hal yang sangat wajar karena penceritaan multi-perspective di dalamnya.

Akan tetapi, ‘Gara-Gara Warisan’ dibawakan dengan nuansa yang sangat membumi dan terasa lebih relate dengan sebagian besar penonton. Selain itu, alur ceritanya yang cenderung maju juga ditampilkan secara santai dan sangat mudah untuk dinikmati sepanjang durasinya. Meski di bagian awal dibangun dengan baik, penyelesaian konflik di dalamnya cenderung tampak instan yang membuat pembangunan ceritanya terasa sia-sia.

Layaknya berbagai komika yang merambah ke dunia penyutradaraan, Muhadkly Acho yang sekaligus menjadi penulis naskah tentunya tetap berusaha menyelipkan komedi untuk menyegarkan ‘Gara-Gara Warisan’. Walau elemen jenaka yang ditampilkan terasa melebur dengan baik, joke yang disampaikan terasa cukup menyenggol hal-hal dewasa, sehingga terasa tidak cocok dengan filmnya yang memiliki rating 13+.

Walau begitu, representasi berbagai karakternya dipaparkan sangat bagus dan terasa merata. Hal inilah yang membuat penonton tentunya akan mudah dalam memahami masing-masing pergolakan dari para karakternya. Semua itu hadir berkat peran ciamik dari para cast, utamanya pada Oka Antara, Indah Permatasari, Ge Pamungkas, Yayu Unru, dan Ira Wibowo.

Secara teknis, tidak ada yang spesial dari ‘Gara-Gara Warisan’ ini. Hal ini kentara sekali dari scoring-nya yang terasa samar-samar serta sinematografi yang terasa biasa saja, bahkan cenderung mengganggu pada beberapa bagian. Akan tetapi, set design yang ditampilkan dalam film ini tampak sangat grounded ala Indonesia pada berbagai sisinya.

Akhir kata, ‘Gara-Gara Warisan’ adalah film drama komedi yang penuh substance dan tentunya sangat relate bagi penonton. Akan tetapi, segi teknis dan narasinya yang sedikit bercelah membuat filmnya terasa inferior di mata para penikmat sinema Indonesia.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect