Chief of Staff atau Aide adalah drama Korea terbaru yang tayang sejak 14 Juni lalu. Drama bergenre politik ini tayang di JTBC dan Netflix dan baru rilis sebanyak dua episode. Pada penayangan perdananya, drama ini berhasil memecahkan rekor sebagai drama dengan rating episode pertama tertinggi sepanjang sejarah JTBC. Rating yang diraih adalah 4,4% skala nasional dan 5,6% skala Seoul. Chief of Staff rencananya akan tayang sebanyak 10 episode dan dibintangi oleh dua nama populer yaitu Lee Jung Jae dan Shi Min Ah.
Kisahnya mengenai Jang Tae Jun (Lee Jung Jae) seorang kepala staf ahli dari anggota parlemen Song. Sebenarnya Tae Jun lulus dari akpol dengan nilai tertinggi. Namun ambisi justru menggerakkannya berkarir di bidang politik dan memulai titik awal sebagai seorang staf ahli. Ia cerdas, manipulatif, karismatik, berdarah dingin, dan penuh perhitungan. Ia juga didukung tim staf ahli yang cepat tanggap dan pandai menerjemahkan umpan yang ia berikan secara mendadak. Bisa dibilang, anggota parlemen Song sangat beruntung memiliki tim ahli seperti ini. Berkebalikan dengan jajaran staf ahlinya, anggota parlemen Song justru tidak kredibel dan berperangai buruk.
Lucunya, Tae Jun menikah dengan Kang Sun Young (Shi Min Ah) seorang anggota parlemen yang berada di kubu berseberangan dengan anggota parlemen Song. Kang adalah perempuan yang cantik, atraktif, cerdas, dan ambisius. Tetapi di depan suaminya Kang bisa berubah menjadi manis. Chemistry Tae Jun dan Kang ditampilkan sangat baik sejak episode awal dari Chief of Staff. Meski sebenarnya kedudukan pasutri ini jomplang karena Tae Jun “hanya” staf ahli dan Kang adalah anggota parlemen, tetapi ini tidak nampak menjadi masalah bagi keduanya. Mereka saling menghormati dan mendukung. Masalahnya adalah mereka ada di kubu yang berbeda.
Sejak lima belas menit pertama di episode perdana, Chief of Staff telah meningkatkan tensi dan menjerumuskan penonton ke dalam jurang penuh intrik politik. Segala hal di balik panggung politik dibongkar di sini. Misalnya Tae Jun yang mungkin kita anggap adalah berlian bagi anggota parlemen Song. Bila bukan karena kepiawaian sandiwara politik Tae Jun, Song yang tidak kompeten dan bertabiat buruk itu seharusnya tak mampu menjajal kedudukan tinggi. Namun nyatanya Song tak benar-benar menghargai kepala stafnya itu. Song siap kapan saja untuk membuangnya. Begitu pula Kang yang menjadi juru bicara partai. Walau ia hebat, ia sedang berada di ujung tanduk untuk disingkirkan karena ada pihak lain yang dianggap lebih menguntungkan mesin partai.
Meski terdengar rumit, sebenarnya apa yang ditampilkan Chief of Staff sangat mudah dicerna. Kepiawaian penulis naskah Lee Da Il patut diacungi dua jempol. Naskahnya begitu matang, mengalir dengan cepat, dan terasa nyambung. Pada episode pertama yang terasa seperti roller coaster, penonton tidak merasa terengah-engah untuk mencerna tiap scene-nya. Begitu pula dengan akting para pemeran pendukung yang baik dan mampu mengimbangi pemeran utamanya. Pantas saja Chief of Staff berhasil memecahkan rekor di JTBC.
Kalaupun drama bergenre politik terdengar berat, Chief of Staff justru mampu menampilkan sebuah sajian yang menghibur. Apa yang ditampilkan dalam drama ini persis seperti Lely Arrianie dalam penelitiannya berjudul “Sandiwara di Senayan: Studi Dramaturgis Komunikasi Politik di DPR RI”. Benar adanya penelitian itu bahwa seluruh tingkah laku para politikus yang kita saksikan di media hanyalah panggung drama belaka.