Raksasa metal Indonesia Burgerkill merilis EP terbaru berjudul “Killchestra”. Kerja sama dengan 60 pemusik Czech Symphony Orchestra di Praha, Ceko, yang menampilkan metal dengan pertunjukan orkestra menjadi keindahan dari EP ini. Sedangkan aransemen musik dalam album tersebut dipercayakan kepada Alvin Witarsa.
Pengalaman Burgerkill mampu merekam album ini hanya dalam waktu 3,5 jam di Praha pada awal Maret 2018. Tapi “Killchestera” bisa dibilang sebagai album tersulit Burgerkill. Bukan tanpa alasan karena selain menggabungkan aransemen musik, album ini harus membawakan lagu-lagu yang dibawakan vokalis sebelumnya, Ivan ‘Scumbag’ Firmansyah.
Dari enam track, ada empat track era Ivan yang harus dinyanyikan oleh Vicky Mono pada album ini, yaitu ‘Anjing Tanah’, ‘Angkuh’, ‘Penjara Batin’ dan ‘Tiga Titik Hitam’. Namun inilah yang menjadi spotlight pada Killchestra. Tentang bagaimana Vicky harus merasakan, menjiwai dan mungkin menyamai sosok vokalis sebelumnya.
Track ‘Anjing Tanah’ membuka EP yang diambil dari album “Beyond Coma and Despair”. Suara piano dan biola yang begitu syahdu menggantikan petikan lembut gitar akustik pada opening versi ‘Beyond Coma and Despair’. Tapi masih sama versinya ketika dentuman drum dan distorsi gitar langsung menghilangkan kesyahduan karena diganti kegaharan dentuman musik metalcore khas Burgerkill.
Selanjutnya, track kedua adalah ‘Penjara Batin’ yang diambil pada album “Berkarat”. Melodi gitar awal track ini terasa berbeda dengan rekaman pada album “Berkarat”. Kali ini dibalut dengan iringan alunan orkestra. Namun unsur ketukan drum Thrash Metal masih terasa cukup kental pada track ini.
Fills drum yang padat dan melodi diiringi orkestra membuat track ini terkesan mewah. Hal itulah yang membuat Putra Pra Ramadhan lebih menonjol pada track ini. Kemudian ‘Angkuh’ dari “Beyond Coma and Despair” mampu mengawali alunan musik yang tetap bisa membuat pendengarnya headbang.
Burgerkill seperti ingin menegaskan ciri khas metalcore mereka dalam track ini meski diiringi orkestra. Ciri khas itu terasa kental pada bagian breakdown akhir track ini. “Killchestra” ditutup oleh ‘Tiga Titik Hitam’ yang diambil dari album “Berkarat”.
Iringan orkestra tetap membuat awal track ini menyayat hati. Suara Fadly dari Padi kembali diperdengarkan oleh Burgerkill. Hingga puncaknya pada saat Fadly membacakan doa untuk Ivan di bagian akhir track ini. Memang “Killchestra” secara khusus dipersembahkan untuk memperingati ulang tahun Ivan yang ke-42.
Dalam Virtual intimate Session yang diadakan pada Selasa, 18 Agustus 2020 ini “Killchestra” dirilis dalam format CD menyusul versi piringan hitam yang telah diedarkan sebelumnya. Kolaborasi antara musik metal dengan orkestra ini merupakan sebuah pencapaian besar bagi Burgerkill. Mungkin mereka tidak pernah berpikir untuk mengawinkan kedua genre tersebut.
Ini juga adalah pencapaian, level dan area baru Burgerkill yang tidak pernah kepikiran sama sekali oleh band-band lain di Indonesia. Sekaligus sebuah keinginan Burgerkill mengeksplorasi area, esensi dan sensasi baru dalam bermusik. Persembahan mini album ini juga termasuk sebagai hadiah atas pencapaian yang pernah diraih dalam majalah Metal Hammer dengan masuknya dalam daftar 50 band metal terbaik sepanjang masa.
Semakin banyak pengalaman dan keseruan karena mendapatkan rasa baru dari band asal Bandung tersebut. Meskipun tidak akan menemukan metal dari Burgerkill yang brutal seperti biasanya di sini. Tapi jika menginginkan metal yang padat dan menggema, semuanya ada di “Killchestra”.