Quantcast
Barbie Review: Refleksi Diri yang Memberi Makna - Cultura
Connect with us
Barbie Review
Cr. Warner Bros.

Film

Barbie Review: Refleksi Diri yang Memberi Makna

Sajikan kisah mengenai self-discovery yang menyebar makna pada eksistensi berbagai orang.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setiap orang tentu memiliki peran yang hadir dalam berbagai kesempatan. Meski begitu, akan ada masanya bagi orang-orang tersebut untuk mempertanyakan beragam hal, baik mengenai tujuan dirinya berada di posisi tersebut sampai ke bagaimana dirinya bisa jadi berada di tempat yang salah karena tak memiliki kualitas diri yang diharapkan oleh orang-orang lainnya. Sekilas, hal ini yang ingin disorot pada film ‘Barbie’ yang sedang mengudara di bioskop Indonesia.

‘Barbie’ merupakan film drama komedi dari Warner Bros Pictures yang diarahkan oleh Greta Gerwig dan naskah dari Noah Baumbach. Berbekal bintang kenamaan Hollywood seperti Margot Robbie, Ryan Gosling, Simu Liu, Michael Cera, hingga Will Ferrell, film yang menjadi adaptasi mainan kenamaan dari Mattel ini berkisah tentang Barbie yang sedang menikmati hidupnya di Barbieland sebagai Stereotypical Barbie.

Suatu ketika, ia mendapati dirinya cacat dan memaksanya untuk pergi ke dunia nyata bersama Ken demi mengembalikan dirinya seperti semula, yang justru membawa dampak lain di dua dunia tersebut.

Barbie Review

Narasi dalam ‘Barbie’ tersaji dalam alur linear, sehingga tak akan ditemukan berbagai trope penceritaan penuh klise seperti flashback. Tak hanya itu, dengan penyajian kisah dengan pacing yang terasa pas membuat film ini terasa sangat mudah untuk dicerna, sehingga akan lebih ramah bagi penonton yang bahkan tak mengenal rentetan karakter berkaitan dengan produk Barbie dan karakteristiknya.

Seperti berbagai film yang telah dibawakan oleh Greta Gerwig dan Noah Baumbach beberapa tahun ke belakang, ‘Barbie’ membawa berbagai isu dasar yang kerap muncul dalam kehidupan sosial masa kini.

Isu-isu seperti krisis eksistensi ketika seseorang merasa tidak sama dengan orang-orang di sekitarnya, patriarki yang ingin mendominasi, sampai mengenai kaum minoritas yang ingin memberi arti di tengah gempuran mayoritas tersaji seiring penceritaan utamanya. Melalui rentetan isu ini, film seakan ingin mengatakan pada penontonnya untuk meng-embrace diri sendiri meski dunia tak selamanya berpihak pada mereka.

Sebagai film drama komedi, representasi utama pada ‘Barbie’ terdapat dalam kehangatan nuansa ceritanya. Film dari pasangan penggiat sinema ini berusaha untuk membuat ‘Barbie’ akan mudah menyentuh berbagai lapisan masyarakat melalui kisah-kisahnya.

Walau begitu, film yang diadaptasi dari lini mainan kenamaan produksi Mattel ini tetap berusaha goofy dengan segala gimmick fantasinya, membuatnya semakin menyenangkan dengan peletakan momen yang tampak pas dan tidak mengganggu cerita utamanya.

Barbie Review

Cr. Warner Bros.

Dengan hadirnya berbagai aktor-aktris kenamaan Hollywood, ada beragam karakter yang tersaji dalam ‘Barbie’. Sajian utamanya terletak pada deretan versi Barbie dan Ken dengan representasinya yang unik, beserta karakter lain dari dunia nyata yang memiliki andil dalam journey  Barbie dan Ken.

Terlepas dari ensemble cast yang dihadirkan, hanya eksistensi dari Margot Robbie, Ryan Gosling, serta America Ferrera yang hadir dengan character development nyata. Selebihnya, kemunculan dari para karakter lain tampak tak pernah benar-benar berkembang hanya sebagai pemanis dari kisah ketiganya.

Dengan budget yang tampaknya lebih besar dibanding deretan film lain dari Greta Gerwig dan Noah Baumbach, ‘Barbie’ menyajikan aspek teknis yang sangat memanjakan para penontonnya. Paduan color tone bernuansa pastel dan vivid diiringi dengan permainan kamera yang sangat steady, serta didampingi pula dengan scoring bertema dramatic membuat filmnya asik untuk dinikmati di layar lebar, bahkan pada studio yang tidak mengandalkan rentetan teknologi sinematik tinggi di dalamnya.

‘Barbie’ adalah film drama komedi yang membawa penonton dalam kisah hangat mengenai self-discovery diri dalam balutan fantasi dari lini mainan produksi Mattel.

Meski hadir dengan ensemble cast yang sangat memanjakan penikmat sinema, unsur dramatis dan pembawaan isu populer saat ini yang membuat filmnya sangat mudah dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat.

Babygirl Babygirl

Babygirl Review: Drama Erotis Tentang Kekuasaan dan Hasrat

Film

den of thieves 2: pantera den of thieves 2: pantera

Den of Thieves 2: Pantera Review

Film

Mufasa: The Lion King Review Mufasa: The Lion King Review

Mufasa: The Lion King Review – Asal-Usul Mufasa dalam Visual Spektakuler yang Kurang Menggigit

Film

Nosferatu 2024 Nosferatu 2024

Nosferatu Review: Kisah Klasik Vampir yang Dibalut Visual Gotik Modern

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect