Patah hati bukan perasaan yang menyenangkan untuk dialami.Tak sedikit dari kita kerap menghibur dengan mendengarkan lagu-lagu yang ‘relatable’. Jika ingin patah hati dengan gaya, Arctic Monkeys memiliki sederet diskografi yang bisa menemani di kala patah hati.
Alex Turner merupakan songwriter yang terkenal dengan gaya liriknya puitis, romantis, terkadang juga bisa sinis. Namun tak jarang tersembunyi perasaan yang melankolis hingga kerapuhan yang tersembunyi dalam lirik-lirik sinis tersebut.
Mulai dari lagu-lagu ballad yang menyayat hati, hingga alunan musik rock n’ roll yang garang, membuat kita merasa sedikit kuat di tengah keterpurukan. Berikut sederet lagu terbaik Arctic Monkey yang patut kita dengarkan saat sedang patah hati.
Cornerstone
‘Cornerstone’ merupakan salah satu single ikonik dari Arctic Monkeys. Terutama karena penampilan kikuk Alex Turner dalam balutan turtleneck merah dalam video klipnya yang minimalis. Buat kita yang masih gagal move on dari mantan, ‘Cornerstone’ bisa menjadi lagu tepat. Dalam lagu aransemen rock folk yang cukup lembut ini, dinarasikan kisah seorang pria yang malang. Ia mendatangi setiap pub di kota untuk mencari wanita yang bisa menggantikan pacarnya. Namun, tentu saja tidak ada wanita yang ingin dijadikan pelarian, hingga akhirnya ada wanita yang menjawab, ‘yes, you can call me anything you want’ pada bait terakhir lagu.
Dance Little Liar
‘Dance Little Liar’ merupakan lagu tentang hubungan yang tidak didasari dengan kejujuran dan tumpukan rahasia demi rahasia. Lagu ini dinyanyikan oleh Alex Turner sebagai sudut pandang ketiga, mengobservasi hubungan yang berantakan dan konsekuensinya. ‘Dance Little Liar’ dikemas dengan alunan aransemen musik rock ala film western. Lagu ini cocok buat kita yang baru saja mengakhiri hubungan dengan berantakan. Baik diselingkuhi atau sebaliknya.
Do Me a Favour
Kita tidak selalu menjadi korban dalam hubungan yang berakhir dengan patah hati. Mungkin beberapa dari kita sadar sebagai pihak yang salah dan merasakan penyesalan. ‘Do Me a Favour’ merupakan yang ditulis oleh Turner untuk album kedua “Favourite Worst Nightmare”. Dalam wawancara dengan NME, Turner mengutarakan bahwa lagu tersebut adalah lagu salam perpisahan dimana dirinya juga merasa telah melakukan hal bodoh selama menjalin hubungan. Kebodohan yang membuatnya merasa ‘perhaps “f**ck off” maybe too kind’.
Only Ones Who Know
‘Only Ones Who Know’ merupakan lagu ballad paling lembut di tengah keganasan tracklist “Favourite Worst Nightmare”. Lagu ini juga bisa menjadi lagu patah hati dengan pesan bittersweet. Intinya, ‘Only Ones Who Know’ merupakan pesan kepada orang yang kita cintai bahwa hanya dia yang mampu menemukan kebahagian untuk dirinya sendiri. Lagu ini juga diinterpretasikan sebagai situasi angan dan janji yang hanya menjadi wacana bersama orang yang kita cintai, namun akhirnya tidak terwujudkan.
Suck It and See
Terkadang kita tetap nekat jatuh cinta atau menjalin hubungan sekalipun tahu bahwa orang tersebut berpotensi menyakiti kita. ‘Suck It and See’ bisa menjadi lagu pengiring ketika kita mengalami cinta bertepuk sebelah tangan maupun patah hati yang akhirnya terjadi. “Suck It and See” sendiri merupakan album yang dengan banyak track yang mengindikasikan skenario jatuh cinta dengan orang yang mempesona sekaligus berbahaya.
Piledriver Waltz
Jatuh cinta dengan orang yang berbahaya pastinya akan meninggalkan luka yang menyakitkan ketika berakhir. Ketika pada akhirnya kita tidak bisa menaklukan hati mereka dengan cinta yang tulus. Masih dari album keempat, ‘Piledriver Waltz’ merupakan lagu patah hati yang ditulis untuk film “Submarine”. Dalam film tersebut, protagonis laki-laki kebetulan juga jatuh cinta dengan perempuan dengan kepribadian yang menantang. Piledriver sendiri adalah nama pukulan dalam olahraga tinju. Mengibaratkan pukulan pada perut yang rasa sakitnya sampai ke dada ketika seseorang menghancurkan hati kita.
Do I Wanna Know?
Setelah nekad jatuh cinta dengan sosok yang mempesona dan berbahaya dalam “Suck It and See”, Arctic Monkeys merayakan patah hati dengan sinis sekaligus melankolis dalam self-titled album, “AM”. ‘Do I Wanna Know?’ menjadi era baru bagi Arctic Monkeys dan Alex Turner sebagai rockstar. Dalam lagu ini, Turner memposisikan dirinya sebagai orang yang obsesif dengan cintanya dan merasa paranoid dengan hubungannya yang tidak menentu dan hambar.
Why’d You Only Call Me When You High
Sesuai dengan judulnya, lagu ini cocok untuk menyindir mantan atau gebetan yang cuma menghubungi kita kalau ada butuhnya saja. Meski dalam lagu ini adalah perspektif orang yang hanya menelpon jika ada butuhnya, lebih spesifik ketika sedang mabuk. Atau mungkin beberapa dari kita menang suka menelpon mantan ketika sedang mabuk? ‘Why’d You Only Call Me When You High’ merupakan lagu yang dikomposisi Arctic Monkeys dengan prinsip lagu pop yang catchy dan lirik yang harfiah.
Fireside
Satu lagi lagu terbaik Arctic Monkeys buat kita yang belum bisa move on adalah ‘Fireside’. Lagu ini dirangkai dengan lirik yang indah tentang bagaimana sulitnya melupakan orang yang kita cintai, sekalipun hal tersebut adalah hal terbaik yang harus kita lakukan. Ada banyak lagu dalam “AM” yang bisa kita dengarkan untuk merayakan patah hati maupun membantu kita untuk move on dengan sikap yang lebih maskulin dialuni musik rock.
Snap Out of It
‘Snap Out of It’ juga menjadi lagu dengan konsep pop dalam “AM”. Mulai dari pemilihan judul yang harfiah, lirik secara keseluruhan, dan hook. Lagu ditulis oleh Alex Turner sebagai pesan pada seorang perempuan untuk melupakannya. Namun, lagu ini bisa menjadi lagu yang seru bagi kita yang belum bisa move on atau masih berharap kepada gebetan.