Connect with us
Anna and the Apocalypse Review
Gerardo Jaconelli/Orion Pictures

Film

Anna and the Apocalypse Review: Perpaduan Rent dengan Zombieland

Film zombie yang dibawakan secara musikal dengan latar natal.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Film zombie yang meneror kota merupakan salah satu tema cerita yang sudah banyak diadaptasi. “Anna and the Apocalypse” membawa tema tersebut ke dimensi crossover yang lebih “ajaib” lagi. Film besutan sutradara John McPhail ini merupakan film zombie dengan sentuhan drama musikal. Ya, kita akan melihat sekumpulan orang yang menari dan bernyanyi di tengah-tengah serangan zombie.

Serangan zombie menyerang Little Haven pada hari natal, membuat Anna (Ella Hunt) dan teman-temannya, harus berjuang melawan sekumpulan mayat hidup untuk bertemu dan menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.

“Anna and the Apocalypse” tampak seperti perpaduan antara film “Rent”dan “Zombieland”. Film ini memang diciptakan sebagai eksperimen yang berani oleh filmmaker yang terlibat, sekaligus memberikan hiburan dengan cita rasa baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Terdiri Dari Beberapa Genre dan Tema yang Dipadukan Dengan Komposisi Pas

“Anna and the Apocalypse” memiliki unsur drama, komedi, dan thriller. Sekumpulan genre yang bertolak belakang satu sama lain. Namun, semuanya dibawakan dan dipadukan dengan komposisi yang pas.

Sebagai film zombie yang seringkali membuat kita tegang, ada sentuhan komedi yang menjadi penawar. Kita dapat merasakan berbagai jenis perasaan ketika sedang menonton film zombie satu ini, namun dengan ritme yang seimbang.

Ada saat-saat santai yang menyenangkan, ada saat yang menegangkan dan membuat kita gigit jari, hingga adegan emosional yang akan membuat kita terharu. Lebih dari sekedar eksperimen crossover, “Anna and the Apocalypse” merupakan salah satu project film yang serius.

Sederet Pemeran Utama yang Menarik dan Chemistry yang Sempurna

Dalam sebuah film zombie, kita akan menemukan kawanan utama dengan berbagai karakter yang memiliki kepribadian unik. Hal ini juga berlaku dalam film zombie satu ini.

Ella Hunt sebagai pemeran utama dalam film ini menjalankan perannya dengan benar. Ia tampil layaknya pemeran utama wanita yang memiliki kepribadian setia kawan meski memiliki sisi cuek dan pemberani yang membuatnya terlihat sebagai wanita cantik yang susah diraih.

Chemistry antara tiap pemain juga dibangun dengan baik. Membuat kita merasa simpati dan benar-benar sedih ketika beberapa dari mereka harus meninggalkan kawanan karena telah terkontaminasi virus zombie. Chemistry ini ‘lah yang menimbulkan beberapa adegan emosional dalam film “Anna and the Apocalypse”.

Unsur Musikal Sebagai Pemanis dan Penawar

Selain unsur komedi, unsur musikal dalam film “Anna and the Apocalypse” juga berhasil menjadi penawar yang membuat penonton tidak terlalu tegang.

Sayangnya, setiap lagu dalam film ini tidak banyak yang ikonik dan meninggalkan kesan. Pada beberapa babak awal film, kita akan mendengarkan beberapa lagu seputar kehidupan dan mimpi dari para pemain yang cerita sedang menjalankan hari-hari terakhir sebagai murid SMA.

Satu-satunya lagu yang mampu menjadi statement untuk film ini adalah “Hollywood Ending”. Lagu ini memiliki lirik dengan nada dan lirik yang catchy dan sering dimainkan sebagai latar dalam beberapa adegan.

“Anna and the Apocalypse” didominasi dengan lagu-lagu bernuansa pop ala Taylor Swift era “Red” dan lagu-lagu dari film “Rent”. Namun, dengan kemasan ala “High School Musical” pada awal-awal film. Namun bisa dikatakan “High School Musical” memiliki deretan lagu dan koreografi yang lebih catchy dan akan meninggalkan kesan bagi penontonnya.

Adegan Monumental yang Kurang Dibangun Dengan Baik

Salah satu peralihan penting dalam film ini adalah peralihan dari kota yang damai dan berubah menjadi kacau ketika virus semakin merajalela dan menciptakan kekacauan. Peralihan ini tidak dibangun dengan baik dan kurang monumental.

Meski telah ditampilkan beberapa hint kecil babak pertama film, peralihannya terkesan “cacat” dan prematur. Ada satu penampilan Anna yang tampaknya hendak dijadikan momen peralihan dari kota yang tenang menjadi kota yang kacau dengan teror, namun hal tersebut kurang menggelegar dan terkesan terlalu biasa untuk sebuah film dengan konsep yang sudah hiperbola dari awal.

Secara keseluruhan, “Anna and the Apocalypse” bisa menjadi rekreasi yang menyenangkan sebagai film natal dengan cita rasa baru. Ada unsur persahabatan dan keluarga yang menyentuh dalam film ini. Kemasan musikal dan tema zombie menjadi kemasan yang tidak biasa dan akan membawa kita ke petualangan emosional yang baru dalam menonton sebuah film.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect