Connect with us
AKMU Next Episode
Photo Credit: YG Entertainment

Music

AKMU: Next Episode Album Review

Album kolaborasi dengan percampuran berbagai genre dari suara-suara berbeda.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

AKMU atau Akdong Musician menjadi duo paling menjanjikan di panggung musik Korea Selatan. Dua bersaudara Lee Chanhyuk dan Lee Suhyun memperlihatkan musikalitas berkualitas mereka melalui beberapa rilisan sebelumnya. Di tahun ini, keduanya kembali melalui album kolaborasi ‘Next Episode.’

‘Next Episode’ menjadi rilisan pertama AKMU dalam beberapa tahun terakhir. Tepatnya semenjak merilis ‘Sailing’ di tahun 2019 setelah Lee Chanhyuk menyelesaikan wajib militer. Sebelumnya, rilisan demi rilisan dari AKMU sudah sangat menarik perhatian. Tak lain karena kualitas musikalitas dan kreativitas dari duo bersaudara yang masih berusia 20an tahun.

Pada EP kedua ini, AKMU kembali menunjukan kreatifitas dan kualitas mereka dalam bermusik. Ketujuh track di album ‘Next Episode’ diproduseri dan ditulis oleh Lee Chanhyuk. Selain itu, AKMU juga menghadirkan berbagai genre dan musik berbeda melalui kolaborasi dengan sederet musisi dan artis ternama.

Untuk album kolaborasi ‘Next Episode’, AKMU menggandeng artis papan atas di belantika musik Korea Selatan. Menariknya masing-masing artis dan musisi ini dikenal dengan genre khas mereka masing-masing. Hingga mampu menghadirkan berbagai warna melalui suara-suara berbeda di ‘Next Episode’.

Chanhyuk, yang menjadi produser album ini pun berhasil membuat ‘Next Episode’ tak kehilangan suara dan musikalitas khas AKMU.

Penyanyi veteran yang dikenal sebagai “National Diva” di Korea Selatan, Lee Sun Hee menjadi kolaborator di track pertama, “Hey kid, Close your eyes.” Single pre-release ini menggambarkan hidup yang tak ubahnya medan perang, “Look at the sky covered in ashes of gunpowder / Whoosh go the bomb and the bullet.”

Chord yang digunakan sekilas mengingatkan pada opening “Abracadabra,” hits dari Steve Miller Band di tahun 1982. Selain nada-nada apik dan lirik bermakna dalam, track ini pun memiliki komposisi vokal luar biasa. Terutama warna suara sopran dari Lee Sun Hee yang berpadu cantik dengan vokal Lee Suhyun.

Penyanyi dan duo dari generasi berbeda ini menghadirkan harmonisasi vokal terbaik diantara rilisan K-pop lain tahun ini.

Harmonisasi vokal apik kembali diperlihatkan di track berikutnya. “NAKKA” yang menjadi title track menghadirkan soloist ternama IU sebagai kolaborator.

“NAKKA” memiliki judul asli “낙하” yang dalam bahasa Korea berarti ‘falling down.’ Lagu ini sendiri menarasikan tentang bagaimana akan selalu ada seseorang mendukung saat kita jatuh. “Melalui ‘NAKKA’, kami ingin mengatakan kepada semua orang bahwa akan ada seseorang mendukung mereka. Bahkan saat mereka jatuh dari atas,” ungkap duo AKMU dalam konferensi pers mengenai “NAKKA.”

Vokal unik Chanhyuk dan Suhyun berharmonisasi menyanyikan bait “I told you I’d never leave you / When such a day comes.” Disusul dengan suara khas dari IU, yang melantunkan lirik “Trust me, close your eyes and fall / One, two, three, hold your breath and fall” pada chorus. Irama electro dengan sentuhan synth-pop 80an menghadirkan aransemen yang terdengar moody sekaligus kelam.

Nada-nada ‘newtro’, yang memadukan irama retro (biasanya dari tahun 70an sampai 90an) dalam aransemen modern kembali dihadirkan dalam “Bench.” Kali ini AKMU menggandeng soloist R&B Zion.T, dengan warna suara dan karakter vokalnya yang khas.

“Bench” mengusung melodi dari gitar elektrik, yang berpadu dengan vibe R&B 80an. Secara selintas didengarkan, track ini mengingatkan pada “Chocolate” dari The 1975. Meskipun nada-nada pop manis, terutama penurunan tempo di chorus, akan mengingatkan pada lagu pop di tahun 2000an. Serupa dengan soundtrack untuk K-drama populer ‘Boys Over Flowers,’ salah satunya.

Tren ‘newtro’ yang melanda K-pop memang membangkitkan nostalgia. AKMU bukan group pertama yang menyisipkan melodi maupun nada-nada irama mengingatkan pada rilisan di tahun-tahun 90an hingga awal 2000. Walau untungnya untuk ‘Next Episode,’ AKMU tak berlama-lama tenggelam dalam nostalgia.

Track kolaborasi dengan rapper hiphop kenamaan Beenzino memiliki irama paling modern. Setidaknya bila dibandingkan dengan track-track lainnya. “Tictoc Tictoc Tictoc” memberikan ruang untuk verse smooth dari Beenzino sama bersinarnya dengan vokal Lee Suhyun. Produksi apik, dengan layering pada vokal, menjadikan lagu ini terdengar begitu megah.

Frontman dari indie rock band JANNABI, Choi Jung Hoon menyumbangkan soulful vokal untuk ‘Next Episode.’ Judul asli “맞짱” merupakan anekdot dari “Next Episode” yang berarti ‘a fight.’

Di lagu ini, kemampuan Chanhyuk menulis lirik lagu benar-benar layak dipuji. “Next Episode” menarasikan tentang anak kecil berusia 5 tahun, yang memberitahu ibunya mengenai pertengkarannya. Sekaligus alasan mengapa ia tak membalas saat dipukul di pertengkaran tersebut. “Mum, I was sad that I fought my close friend / It hurts more than getting my mouth bruised.” Instrumen dengan melodi rock ballad di latar belakang menjadi highlight tersendiri di sini.

Lirik apik berikutnya, “Memories I wouldn’t revisit / Make crowds roar / Pain I kept hidden as secrets / Are now sung by everyone,” dihadirkan dalam track kolaborasi dengan Crush. Lagu pop R&B ini memadankan vokal khas Crush dengan karakter suara Suhyun. Keduanya menghasilkan kombinasi vokal dan harmonisasi yang layak mendapat standing ovation.

Setelah irama electro pop, vokal soprano, R&B, soul, dan bahkan hadirnya rapper hip hop, ‘Next Episode’ masih memiliki kolaborator berikutnya. Sam Kim menghadirkan genre folk dengan nada-nada melodi dari gitar akustik.

Closing track “Everest” hadir dengan kemegahan yang membuatnya cocok menjadi soundtrack film blockbuster. “Occasionally we see / The evidence that nothing is impossible in the world.” Layaknya mendaki sebuah gunung, aransemen lagu ini memiliki momentum tertata sempurna. Mulai dari opening dengan melodi akustik hingga klimaks pada lagu.

‘Next Episode’ hadir seakan untuk menunjukan bagaimana album kolaborasi seharusnya. Setiap track menghadirkan musisi, penyanyi, dan artis ternama yang membawa ciri khas suara dan genre masing-masing. Walau begitu, Chanhyuk dan Suhyun berhasil mengimbangi hingga semua track tak kehilangan jati diri serta karakter unik AKMU.

Album EP ini kembali menjadi bukti kualitas musikalitas dan kreativitas dari duo bersaudara ini. A totally well done dan masterpiece worthy album.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect