Connect with us

Cultura Lists

5 Film Bertema Dunia Pendidikan di Indonesia

Meyimak potret pendidik dalam negeri dalam rangka Hari Pendidikan Nasional.

Pendidikan yang merata masih menjadi isu yang harus diperjuangkan di negeri kita. Itulah gunanya Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Bertepatan dengan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, kita akan selalu diingatkan kembali oleh warisannya dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia. ‘Tut Wuri Handayani’ ucapnya, yang berarti seorang guru harus mampu mendorong dan memberikan arahan pada murid-muridnya.

Ada banyak sinesias negeri yang menggunakan film sebagai media yang mengungkit isu pendidikan di dalam negeri. Mulai dari drama bersejarah sebagai warisan pahlawan pendidikan untuk kita kenang, hingga potret pendidikan yang belum merata di Indonesia. Berikut beberapa film yang bisa kita tonton untuk menimbulkan pemahaman kita kembali akan dunia pendidikan di Indonesia.

Mengejar Embun ke Eropa (2016)

Puro (Rizky Hanggono) adalah seorang pemuda asal Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Meski sudah menuntaskan pendidikan formal di negeri sendiri dan menikah, Ia tetap memiliki ambisi untuk melanjutkan pendidikan di Eropa. Setelah mengemban ilmu di negeri orang, Ia kembali lagi ke Indonesia untuk menjadi dosen di Kendari.

Isu manipulasi sistem nilai dalam dunia pendidikan juga masih menjadi rahasia umum. Dengan ilmu dan idealismenya, Puro ingin menjadi staff pengajar lebih dari sekadar profesi, namun Ia juga memiliki misi untuk mengubah kampus tempat Ia mengajar untuk menjadi institusi pendidikan yang lebih kredibel.

Sokola Rimba (2013)

“Sokola Rimba” merupakan pengalaman nyata dari seorang Butet manurung yang menulis naskah untuk film ini juga. Ia adalah pendiri Sokola Rimba untuk menyebarkan pendidik pada anak-anak di pedalaman Jambi. Tokoh Butet manurung diperankan oleh aktris Prisia Nasution.

Interaksi Butet dengan anak-anak rimba dimulai ketika seorang anak bernama Bungo menolongnya. Ia kemudian mengajarkan Bungo belajar membaca dan menulis. Melihat potensi dan antusiasme Bungo, Butet memiliki visi untuk memperluas projek belajar-mengajar anak-anak pedalaman. Namun, niat baiknya tersebut masih dianggap tabu oleh orang-orang pedalaman yang beranggapan bahwa pembelajaran hanya akan membawa malapetaka pada anak-anak mereka. “Sokola Rimba” bisa menjadi salah satu contoh potret pendidikan di Indonesia yang luput dari pemerintah pusat.

Laskar Pelangi (2016)

“Laskar Pelangi” merupakan film drama yang diangkat dari novel best-seller Andrea Hirata. Film ini menuai kesuksesan dan antusiasme besar dari para penggemar film lokal pada masanya. Kisah ini angkat dari kisah nyata Andrea Hirata sendiri yang tumbuh besar di Belitung. Berlatar pada tahun 1970-an, ada sekolah dasar yang hanya dijalankan oleh dua orang guru dengan 10 siswa saja.

Meksi dengan berbagai keterbatasan dan tekanan, Ikal bersama kawan-kawannya tetap memiliki semangat besar untuk bersekolah. Kemudian disambut dengan ibu gurunya yang juga tak kalah berkomitmen dalam pengabdiannya sebagai seorang guru.

Sepatu Dahlan (2014)

Siapa yang tak kenal dengan sosok Dahlan Iskan? Sebelum menjadi direktur surat kabar terbesar di Jawa Timur hingga salah satu menteri negara, Dahlan menjalani pendidikan dengan segala keterbatasan. Ketika masih menjalani pendidikan tingkat dasar di pesantren Takeran, Ia harus berjalan telanjang kaki menempuh puluhan kilometer.

Meski tidak memiliki sepatu dan sepeda yang selalu Ia idamkan, Dahlan tak lantas malas-malasan. Sebagian besar dari kita mungkin telah menerima pendidikan dengan fasilitas yang memadai, terutama yang tinggal di kota besar di era modern.

Kisah Dahlan mungkin terjadi di masa lalu. Kita bisa mengambil pelajaran melalui semangatnya di tengah keterbatasan. Namun, cukup miris bahwa kisah Dahlan masih relevan bagi anak-anak yang masih tinggal di daerah terpencil karena pemeratan pendidikan masih menjadi isu di negara ini.

Denias Senandung di Atas Awan (2006)

Satu lagi kisah seorang anak yang tetap memiliki ambisi besar untuk sekolah di tengah keterbatasan adalah “Denias Senandung di Atas Awan”. Dibintangi oleh Albert Thom Joshua, Ia berperan sebagai Denias. Denias adalah anak yang tinggal di pegunungan Jayawijaya Papua. Sebelum ibunya meninggal, Ia diberi pesan bahwa apapun yang terjadi, Ia harus melanjutkan pendidikan dan menjadi anak yang pandai. Denias sendiri memang pandai dan memiliki potensi dalam bidang Matematika.

Melalui film ini, kita akan melihat perjalanan Denias selama sepuluh hari melintasi gunung dan perbukitan. Ia hendak mengemban pendidikan di institusi milik PT. Freeport, terkenal sebagai tempat sekolahnya anak-anak kepala suku dan warga Papua berstatus sosial tinggi.

The Siege of Jadotville The Siege of Jadotville

The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan

Film

The General's Daughter Review The General's Daughter Review

The General’s Daughter Review: Thriller Militer yang Menantang Moralitas

Film

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect