Hari Raya Idul Fitri adalah momen satu tahun sekali yang biasanya dilewati bersama keluarga besar. Saat kegiatan sholat Ied dan halal bi halal sudah selesai dilakukan, momen kebersamaan keluarga akan dipererat dengan berkumpul bersama dan menyantap menu khas lebaran seperti ketupat dan opor ayam.
Kegiatan makan bersama bisa menjadi lebih berwarna jika ditemani dengan tontonan khas lebaran, seperti film-film khas Timur Tengah yang menyajikan kisah-kisah haru yang cocok dinikmati dengan keluarga. Berikut adalah 10 rekomendasi Film Timur Tengah yang bisa ditonton pada momen lebaran.
Children of Heaven (1997) – Iran
Film Iran yang sangat fenomenal ini menceritakan tentang kisah kakak beradik Ali (Amir Farrokh Hashemian) dan Zahra (Bahare Seddiqi) yang harus bergantian memakai sepasang sepatu untuk pergi ke sekolah. Dengan tema yang sederhana penonton akan disajikan dengan rasa was-was karena rentang waktu antara kepulangan Zahra dari dan jam masuk sekolah Ali sangat sempit.
“Children of Heaven” adalah sejenis tontonan yang menguras air mata, namun jika diikuti sampai akhir penonton akan dipertemukan dengan ending yang anti klimaks tetapi tetap memberikan pesan tersirat. Karya sutradara Majid Majidi ini berhasil masuk nominasi Academy Award untuk kategori Best International Feature Film.
Ghadi (2013) – Lebanon
“Ghadi” adalah salah satu film yang cocok disaksikan dengan keluarga karena memiliki cerita yang sangat menyentuh. Disutradarai oleh Amin Dora, seorang filmaker asal Lebanon. Mengisahkan tentang seorang ayah yang memiliki anak istimewa karena terlahir down Syndrome. Mereka berjuang mengatasi situasi masyarakat yang memiliki pola pikir serba merendahkan dan belum siap dengan keberadaan anak-anak yang memiliki keunikan.
Drama Libanon dengan durasi 95 menit ini, menjadi perwakilan Libanon untuk film berbahasa asing terbaik di ajang Academy Awards.
The White Ballon (1995) – Iran
“The White Ballon” adalah film yang mengambil sebuah premis sederhana, yaitu seorang anak perempuan berumur tujuh tahun yang ingin membeli seekor ikan mas. Akan tetapi, uang dari ibunya untuk membeli ikan mas malah jatuh ke gorong-gorong.
Film karya sutradara Iran, Jafar Panahi ini, kemudian fokus pada konflik yang dialami gadis kecil ketika ingin mendapatkan uangnya kembali.
The Colour of Paradise (1999) – Iran
Setelah sukses dengan “Children of Heaven” Majid Majidi kembali dengan karya lain yang tidak kalah menyentuh hati. “The Colour of Paradise” menceritakan kisah pilu seorang bocah buta bernama Mohammad (Mohsen Ramezani) yang pada akhirnya harus tinggal dengan neneknya yang sudah tua karena sang ayah ingin melepas tanggung jawabnya.
Sepanjang film ini, penonton akan disuguhkan dengan perjuangan Mohammad untuk bisa hidup normal ditengah keterbatasan penglihatannya, dan kisah sang ayah yang selalu memandang seorang anak sebagai beban
The Song of Sparrows (2008) – Iran
“The Song of Sparrows” adalah karya Majid Majidi yang dibuat lebih dari satu dekade sejak “Children of Heaven” berhasil menarik perhatian dunia. Film keluarga yang menyentuh hati ini menyoroti kehidupan masyarakat kelas bawah Iran.
Berkisah seputar seorang ayah yang mengalami PHK dari tempat kerjanya dan memulai pekerjaan baru, cerita seorang istri yang tabah, dan ketiga anaknya yang memiliki permasalahan berbeda-beda.
Menonton “The Song of Sparrow” benar-benar seperti didengarkan sebuah nyanyian yang dilantunkan oleh seekor burung pipit, berdecit dan nyaring mengingatkan pada rangkuman realitas kehidupan yang benar-benar terjadi pada masyarakat pinggiran.
Midnight Traveler (2019) – Qatar
“Midnight Traveler” merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan perjalanan keluarga kecil yang melarikan diri dari Taliban untuk mencari tempat mengungsi di dataran Eropa. Film ini seluruhnya dibuat dengan tiga buah smartphone dan direkam langsung oleh sang ayah, Hassan Fazili, seorang filmaker asal Afghanistan.
Sepanjang perjalanannya mencari tempat berlindung, mereka mengalami banyak situasi sulit, seperti harus bersembunyi di tengah rimbunan pohon di hutan atau menerima nasib harus berdesakan dengan pencari suaka lain di tempat pengungsian.
Wadjda (2012) – Saudi Arabia
Film ini merupakan gambaran tentang susahnya menjadi seorang perempuan di lingkungan Arab. “Wadjda” menceritakan perempuan-perempuan yang memiliki harapan dan impian besar namun harus terkungkung dalam sistem dan masyarakat yang selalu mengekang.
Film ini bukan menceritakan tentang sebuah daerah yang penuh dengan orang-orang yang misoginis, namun tentang aturan-aturan yang selalu tidak berpihak pada mimpi-mimpi besar seorang perempuan.
Sun Children (2020) – Iran
Menandai eksistensi Majid Majidi sebagai sutradara Iran yang namanya patut diperhitungkan di kalangan filmaker internasional, “Sun Children” yang pertama kali tayang pada februari 2020 menceritakan tentang anak-anak jalanan yang mencari penghidupan diantara kerasnya gempuran kebohongan orang dewasa.
Film ini berhasil menarasikan bahwa kepolosan anak-anak adalah lahan basah para orang dewasa yang serakah dan menginginkan keuntungan tanpa perlu bersusah payah. Mengisahkan perjalanan Ali (Ruhollah Zamani) dan ketiga temannya yang direkrut oleh seorang kriminal untuk mencari harta karun di sebuah sekolah.
Theeb (2014) – Yordania
Tiga orang bocah dari kelompok Bedoin harus melakukan perjalanan di gurun karena situasi perang yang menimpa negaranya, mereka harus berusaha bertahan hidup dan tidak ingin terpisah satu sama lain.
Film dengan sinematografi memanjakan mata yang menyajikan potret-potret sekitar tebing Wadi Rum ini, berhasil menjadi Film Yordania pertama yang mendapatkan nominasi Oscar.
Gabbeh (1996) – Iran
“Gabbeh” adalah sajian penutup yang sangat layak untuk menemani momen lebaran. Film ini merupakan feel good-movie yang menyajikan visual kaya warna dari paduan keindahan lansekap gunung dan hamparan langit luas.
Menceritakan tentang budaya hidup berpindah-pindah yang dijalani orang Persia dan tradisi membuat sebuah permadani. Film ini adalah karya Mohsen Makhmalbar yang berhasil menjadi perwakilan Iran di ajang Piala oscar tahun 1998.