Diane Keaton bukan sekadar aktris legendaris—ia adalah simbol gaya, kecerdasan, dan kejujuran emosional di layar. Sejak debutnya di tahun 1970-an, Keaton dikenal karena kemampuan uniknya memadukan keanehan karakter dengan pesona elegan yang alami. Dengan gaya bicara yang khas, gestur canggung namun menawan, dan wardrobe yang selalu memorable, Keaton menjadi figur yang tak tergantikan di dunia sinema Amerika.
Kariernya membentang lebih dari lima dekade, mencakup kolaborasi dengan sutradara besar seperti Woody Allen, Francis Ford Coppola, dan Nancy Meyers. Ia tidak hanya memenangkan Oscar, tapi juga hati penonton lintas generasi—lewat karakter perempuan yang kuat, cerdas, dan tak takut menua. Berikut 10 film terbaik dan terikonik yang mendefinisikan perjalanan luar biasa Diane Keaton di layar lebar.

1. Annie Hall (1977)
Dalam film karya Woody Allen ini, Keaton berperan sebagai Annie Hall—perempuan eksentrik dan spontan yang menjadi cinta sejati sang komedian neurotik, Alvy Singer. Melalui percakapan cerdas, humor absurd, dan chemistry tak tertandingi, film ini menggambarkan naik-turunnya hubungan mereka dengan jujur dan manis-pahit.
“Annie Hall” adalah film yang melambungkan Diane Keaton menjadi ikon. Gaya berpakaiannya—kemeja longgar, rompi, dan dasi—menjadi tren global, sementara karakternya mengubah cara Hollywood menggambarkan perempuan: cerdas, aneh, namun sangat autentik. Film ini memberinya Oscar untuk Aktris Terbaik dan menegaskan statusnya sebagai legenda.

2. The Godfather (1972)
Sebagai Kay Adams, kekasih dan kemudian istri Michael Corleone (Al Pacino), Diane Keaton tampil tenang di tengah dunia mafia yang keras. Awalnya ia simbol kepolosan, namun seiring waktu, Kay menjadi saksi sekaligus korban transformasi brutal Michael menjadi kepala keluarga mafia.
Peran ini menunjukkan sisi dramatis Keaton yang kuat. Ia mampu menampilkan kompleksitas moral dan emosional seorang perempuan yang berjuang antara cinta dan nurani. Adegan konfrontasinya dengan Michael di The Godfather Part II menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah sinema.
3. Manhattan (1979)
Dalam film klasik Woody Allen ini, Keaton berperan sebagai Mary Wilkie — seorang penulis cerdas, sinis, dan blak-blakan yang menjadi objek cinta karakter utama. Dengan dialog yang cepat dan tajam, “Manhattan” menampilkan potret New York yang romantis dan sekaligus rumit.
Diane Keaton bersinar lewat chemistry intelektual dan emosionalnya dengan Allen. Ia bukan sekadar kekasih layar, melainkan simbol perempuan yang tahu siapa dirinya dan tidak takut memperlihatkan keanehannya. Pesonanya di film ini adalah bentuk kematangan dari “Annie Hall” — lebih tajam, lebih sadar diri, dan lebih berani.
4. Reds (1981)
Dalam film epik arahan Warren Beatty, Keaton memerankan Louise Bryant, jurnalis dan aktivis politik yang terlibat cinta dengan penulis radikal John Reed. Latar kisahnya adalah Revolusi Rusia, namun inti filmnya adalah tentang idealisme, cinta, dan ambisi.
Peran ini memperlihatkan kemampuan dramatis Keaton yang monumental. Ia menampilkan karakter yang kompleks, berani, dan penuh keyakinan politik. “Reds” memberinya nominasi Oscar, sekaligus membuktikan bahwa Keaton bukan hanya ratu komedi romantis, tetapi juga aktris serius dengan kedalaman akting yang luar biasa.
5. Baby Boom (1987)
Sebagai J.C. Wiatt, seorang eksekutif sukses yang tiba-tiba harus mengasuh bayi warisan saudaranya, Keaton tampil dalam komedi yang menyoroti dilema perempuan modern: karier versus kehidupan pribadi.
“Baby Boom” adalah film ringan tapi relevan hingga kini. Keaton membuat karakter J.C. terasa nyata — ambisius tapi berhati lembut, canggung tapi penuh tekad. Film ini meneguhkan citranya sebagai aktris yang mampu memadukan kekuatan, kehangatan, dan humor dalam satu paket yang sangat khas “Diane Keaton.”
6. Father of the Bride (1991)
Keaton berperan sebagai Nina Banks, istri dari George (Steve Martin), dalam film keluarga yang manis dan penuh nostalgia. Saat putri mereka menikah, George menghadapi krisis emosional yang kocak namun menyentuh.
Meski bukan peran utama, kehadiran Keaton memberikan keseimbangan sempurna antara komedi dan kehangatan. Ia menjadi pusat emosional film—simbol ketenangan dan kasih sayang dalam kekacauan keluarga. Film ini memperlihatkan sisi keibuan Keaton yang lembut, membuatnya semakin dicintai penonton lintas generasi.
7. Marvin’s Room (1996)
Keaton memerankan Bessie, seorang perempuan yang merawat ayahnya yang sakit, dan harus berdamai dengan adiknya (Meryl Streep) setelah bertahun-tahun berpisah. Drama ini menggali tema keluarga, pengampunan, dan penyakit dengan kelembutan yang menyentuh.
Perannya di “Marvin’s Room” sangat kuat secara emosional, menunjukkan kemampuan Keaton untuk menampilkan empati yang tulus tanpa kehilangan keanggunannya. Ia menerima nominasi Oscar untuk peran ini, membuktikan bahwa ia tetap relevan dan brilian di dekade 1990-an.

First Wives Club
8. The First Wives Club (1996)
Bersama Goldie Hawn dan Bette Midler, Keaton memerankan Annie, salah satu dari tiga sahabat yang bersatu kembali untuk membalas dendam pada mantan suami mereka yang meninggalkan mereka demi wanita yang lebih muda.
Film ini menjadi fenomena budaya dengan pesan pemberdayaan perempuan yang kuat. Keaton mencuri perhatian lewat perpaduan sempurna antara keanehan, keanggunan, dan semangat solidaritas. Ia mengingatkan kita bahwa menjadi perempuan paruh baya bukan akhir dari segalanya—justru saatnya merebut kembali kendali hidup.
9. Something’s Gotta Give (2003)
Sebagai Erica Barry, penulis sukses yang jatuh cinta pada pria yang jauh lebih tua (Jack Nicholson), Keaton menunjukkan bahwa romansa di usia 50-an bisa tetap menggairahkan, lucu, dan bermakna.
Peran ini memberinya nominasi Oscar dan banyak pujian kritikus. Keaton tampil menawan, jenaka, sekaligus emosional dalam adegan tangisannya yang legendaris. “Something’s Gotta Give” menegaskan Keaton sebagai simbol perempuan yang kuat dan menua dengan anggun tanpa kehilangan daya tarik.
10. Book Club (2018)
Dalam film ensemble ini, Keaton berperan sebagai Diane, seorang janda yang hidupnya berubah setelah bergabung dengan klub buku bersama tiga sahabatnya. Ketika mereka membaca Fifty Shades of Grey, kehidupan cinta mereka kembali bersemi dengan cara yang lucu dan penuh kejutan.
“Book Club” menampilkan Diane Keaton dalam bentuk terbaiknya — witty, hangat, dan memikat tanpa usaha. Film ini merayakan usia lanjut sebagai fase penuh kebebasan dan tawa, memperlihatkan bahwa pesona Keaton sama abadi seperti jas dan kacamata yang menjadi ciri khasnya.

