Film animasi Disney identik dengan cerita yang ceria, penuh nyanyian dan tarian untuk penonton anak-anak. Tidak hanya Disney, film animasi pada umumnya memiliki citra sebagai media dengan segmentasi anak-anak. Memuat cerita yang ringan, karakter-karakter yang lucu, dengan pesan moral yang jelas untuk mengedukasi penontonnya. Namun, ada banyak juga film animasi yang memuat cerita atau genre yang cukup gelap. Bahkan untuk penonton segmentasi anak-anak.
Dengan elemen gelap atau suram ditambahkan dalam naskah, kisah animasi jadi mengandung lebih banyak emosi. Tak hanya menarik untuk anak-anak, namun juga kita yang sudah dewasa sebagai pendamping saat menonton. Film animasi Disney pun juga memiliki beberapa koleksi dengan cerita yang gelap. Kebanyakan justru datang dari katalog lama. Berikut beberapa film animasi disney dengan cerita gelap yang bisa jadi tontonan seru.
The Hunchback of Notre Dame (1996)
Merupakan salah satu judul yang underrated, “The Hunchback of Notre Dame” merupakan salah satu animasi klasik Disney dengan naskah memikat. Quasimodo adalah pria berpunuk yang selama hidupnya hanya bersembunyi di gereja Notre Dame. Ia memiliki tugas untuk membunyikan lonceng gereja, dan melihat penduduk setempat berpesta dari kejauhan.
Film animasi ini menghadirkan protagonis dan perkembangan interaksi karakter yang orisinal dan jarang kita temukan pada film mainstream Disney. Dengan isu kesenjangan sosial, rasisme, dan pemerintahan otoriter yang kejam.
Frankenweenie (2012)
Disutradarai oleh Tim Burton, animasi stop-motion Disney satu ini memiliki cerita dan visual yang sangat suram. Bercerita tentang seorang bocah laki-laki yang jenius, Victor. Ia memiliki anjing kesayangan bernama Sparky. Saat Sparky meninggal karena kecelakaan, Victor tidak bisa menerima kenyataan. Ia pun melakukan eksperimen terlarang untuk membangkitkan anjingnya kembali.
“Frankenweenie” memiliki desain karakter yang seram seperti “Corpse Bride” (2005), semakin suram karena dieksekusi sebagai film animasi hitam putih.
Pinocchio (1940)
Siapa yang tidak kenal Pinocchio? Karakter boneka kayu yang hidup menjadi bocah nakal ini memiliki pesan moral yang kuat. Tentang menjadi anak yang baik dan tidak berbohong. Setelah menonton “Pinocchio”, anak-anak mungkin akan berusaha jadi anak baik, sekaligus trauma karena petualangan seram yang dialami Pinocchio dalam film animasi Disney klasik ini.
Latar Pleasure Island juga menjadi lokasi yang suram meski dengan segala rayuannya. Dimana anak-anak pemberontak bisa bertingkah seenaknya, namun dengan bayaran yang sangat mahal.
Bambi (1941)
“Bambi” merupakan film animasi klasik tentang rusa kecil yang imut, namun dengan kisah tragis. Melalui karakter Bambi, kita akan merasakan kengerian yang dirasakan oleh karakter-karakter hewan sebagai buruan manusia. Ibu Bambi sendiri menjadi korban perburuan manusia. Adegan berburu yang ditampilkan memiliki arahan yang diselimuti emosi ketakutan dan urgensi yang membuat panik.
Snow White and the Seven Dwarfs (1937)
Sebagai film animasi feature pertama Disney, “Snow White and the Seven Dwarfs” juga menjadi film animasi pertama dengan vibe suram. Karena hendak menyajikan film dengan naskah panjang yang bisa dinikmati oleh penonton dewasa, otomatis cerita harus memiliki plot dan konflik.
Dimana akhirnya ibu tiri Snow White menjadi antagonis yang tega membunuh perempuan polos, meminta pemburu merobek jantung Snow White dimasukan ke dalam peti kecil sebagai bukti. Adegan Snow White tersesat di hutan dan nasib buruk ibu ratu juga dieksekusi dalam adegan yang terasa gelap.
Alice in Wonderland (1951)
“Alice in Wonderland” merupakan adaptasi dari literasi klasik ikonik “Alice’s Adventure in Wonderland” karya Lewis Carroll. Setelah merilis film animasi dengan plot seperti ‘Snow White’, “Pinocchio”, dan judul-judul sebelum era 50an lainnya, film animasi Alice sebetulnya mengalami penurunan dalam segi plot. Menonton film ini akan terasa seperti menonton nonsense cartoon Disney dalam durasi yang lebih panjang. Karena pada dasarnya, kisah Alice merupakan awal dari genre nonsense literature.
Bagi penonton anak-anak, petualangan Alice tak lebih dari lamunan di siang bolong oleh anak yang kreatif dan imajinatif. Namun, penonton dewasa telah membawa trend “Alice in Wonderland” ke arah yang lebih gelap. Mulai dari metafora akan halusinasi, pemakaian obat terlarang, hingga gangguan mental dan krisis kepribadian.
The Nightmare Before Christmas (1993)
Memang bukan Tim Burton kalau tidak gelap dan suram, “The Nightmare Before Christmas” juga menjadi film animasi Disney dengan konsep orisinal yang ikonik. Jack Skellington sudah bosan menjadi host sukses di Halloween Town setiap tahun. Hingga akhirnya Ia menemukan Hari Raya Natal dan merencanakan penculikan Sinterklas. Sekuen malam natal dimana Jack Skellington berusaha menyebarkan “hadiah” menjadi teror yang traumatis bagi anak-anak.
Anastasia (1997)
“Anastasia” merupakan film animasi Disney yang diadaptasi dari kisah tragis keluarga Romanov, kekaisaran Rusia terakhir. Dalam kisah sejarah tersebut, sempat muncul isu dimana ada warga sipil yang mengaku sebagai salah satu putri keluarga Romanov yang selamat. Meski tidak pernah terbukti kebenarannya. Namun, skandal tersebut justru diangkat oleh Disney sebagai plot utama “Anastasia”, sebagai putri keturunan bangsawan yang menghilang dan kehilangan ingatan.
Pocahontas (1995)
“Pocahontas” bisa jadi salah satu film Disney Princess terbaik yang patut ditonton di Disney+ Hotstar. Ada banyak pelajaran tentang kehidupan yang bisa kita pelajari dalam film ini. Meski mungkin terlalu serius untuk anak-anak di bawah umur. Dalam kisahnya, “Pocahontas” mengandung isu penjajahan, eksploitasi sumber daya alam, hingga isu rasial. Akhir kisah Pocahontas juga berbeda dengan film Disney Princess pada umumnya.
WALL-E (2008)
“WALL-E” merupakan film animasi yang nyaris tidak memiliki dialog sepanjang ceritanya. Karena protagonis dalam film animasi ini adalah robot pembersih terakhir yang tinggal di Bumi. Pada babak pertama film “WALL-E”, kita akan diajak mengalami rasa terisolasi dan kesepian yang melankolis dari robot yang usang. Konsep latar cerita yang mengangkat terlantarnya planet Bumi setelah kerusakan lingkungan juga menjadi topik yang suram dalam film animasi ini.