Connect with us
Wood Job

Film

Wood Job: Drama Komedi yang Menghadirkan Perspektif Lain dari Budaya Cepat Jepang

Film yang Mengeksplorasi keindahan pegunungan Jepang dan budaya hidup slow living.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Saat mendengar tentang Jepang, sebagian besar orang mungkin akan membayangkan budaya serba cepat dan tingkat disiplin yang tinggi para penduduknya. Namun, ada sisi lain dari Jepang yang menawarkan kehidupan sangat berbeda dengan kondisi hiruk-pikuk kota besarnya, yaitu mengalihkan fokus pada alam dengan hidup menetap di sebuah desa jauh di pegunungan.

“Wood Job!” (2014) kurang lebih menawarkan ide cerita yang hampir mirip dengan “Little Forest: Summer/Autumn” (2014). Keduanya menceritakan tentang orang-orang yang dikecewakan oleh kehidupan kota besar, dan memilih memulihkan diri dengan hidup di desa. Bedanya, pada film “Wood Job!” tokoh utamanya secara tidak sengaja jatuh pada jebakan konyol hingga harus menetap di hutan.

Film garapan Shinobu Yaguchi in menjadi menarik karenai dibalut dengan slapstick komedi yang menyenangkan.

Wood Job

Mengangkat Budaya Non-Populer di Jepang dengan Bahasa Visual

“Wood Job!” mengawali ceritanya dari sudut pandang Yuki Hirano (Shota Sometani), pemuda kurang beruntung yang gagal dalam tes perguruan tinggi. Kemalangan Yuki belum habis, pacarnya memutuskan hubungan mereka di hari yang sama.

Pada hari patah hati, Yuki menemukan sebuah pamflet yang menampilkan senyum cantik Naoki (Masami Nagasawa) yang seakan mengajak semua orang untuk mengikuti pelatihan sebagai penebang kayu di hutan. Tanpa berpikir panjang, Yuki memutuskan untuk mengisi gap year dengan mengikuti program tersebut selama satu tahun, dan berharap bisa menemukan Naoki.

Sialnya, Yuki malah harus bergabung dengan mentor sangar yang tempramental, Yoki IIda (Hideaki Ito). Film ini kemudian mengikuti kehidupan orang-orang yang tinggal di desa pegunungan Jepang, dengan fokus pada kegiatan Yuki dan Yoki saat bekerja sebagai penebang pohon di hutan.

Menariknya, film ini mampu menampilkan cerita tentang budaya masyarakat Jepang di pedesaan hanya melalui potret-potret keindahan alam yang dihadirkannya. Misalnya keunikan teknik menebang pohon, dan kemegahan festival tahunan yang ditampilkan begitu indah dan penuh makna.

Wood Job

Pengembangan Karakter Sesuai Porsi

Film ini berpusat pada Yuki yang sedari awal digambarkan sebagai pemuda kota modern, karakternya menjadi representasi orang-orang yang jauh dari gaya hidup konvensional. Namun ia harus terjebak selama satu tahun di sebuah desa di tengah hutan, hidup dengan penduduk lokal sebagai pekerja penuh waktu yang harus mengabdikan dirinya pada hutan.

Yuki pada awalnya tidak tahan dengan makanan lokal yang sedikit ekstrim dan tidak mau minum air langsung dari sungai, karakternya kemudian dibuat berkembang secara perlahan melalui kebiasaannya berhubungan dengan warga lokal. Walaupun tidak sepenuhnya berubah, Yuki pada akhirnya bisa menemukan dirinya yang memiliki ikatan erat dengan hutan dan pepohonan.

Masami Nagasawa yang membawakan tokoh Naoki juga menambah cerita lain dalam film ini, masalah patah hati karena sempat ditinggal kekasih membuatnya lebih kuat dan selektif untuk kembali jatuh cinta pada orang baru, tidak terkecuali pada Yuki. Love line antara Yuki dan Naoki dibuat lebih sederhana dan tidak berlebihan.

Selain itu, beberapa karakter pendukung juga tampak bertransformasi menjadi lebih baik. Walaupun porsinya sangat kecil, Yoki digambarkan hanya sebagai peran pendukung tanpa latar belakang cerita yang seharusnya mampu dikembangkan lagi agar film ini  lebih sentimental.

Membalut Kritik Tajam Praktek Illegal Logging dengan Sangat Filosofis

Jika dilihat dari permukaannya saja, “Wood Job!” seperti film yang hanya menampilkan keindahan visual alam dan pegunungan Jepang saja. Namun, apabila diteliti lebih dalam, saat menontonnya orang akan dibuat takjub dengan filosofi kehidupan di hutan yang menerapkan budaya slow living, dimana seseorang tidak dituntut untuk menjalani hidup untuk mengejar uang saja, ada sisi kehidupan yang berhak untuk dinikmati, yaitu bersosialisasi dengan orang-orang terdekat dan menebar kebaikan untuk sesama.

Film ini juga mampu membalut kritik tentang praktek illegal logging dengan sangat halus, tidak ada protes yang ditampilkan, “Wood Job!” membawa kritik ini begitu elegan dengan memasukkan filosofi tentang pengendalian jumlah pohon di hutan, cara pandang tentang hidup yang tidak selalu berorientasi pada uang, dan praktek menanam untuk masa depan.

Pada akhirnya, walaupun “Wood Job!” adalah sejenis film dengan cerita bercabang, kurang fokus, dan hanya unggul pada eksplorasi keindahan pegunungan Jepang. Film ini setidaknya bisa menjadi tontonan yang menawarkan kesan baik dan penuh dengan filosofi menarik.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect